12 dalam masyarakat terjadi karena adanya kepentingan ekonomi di dalam kelas-kelas
dalam masyarakat, yaitu borjuis dan proletar. Pemikiran tersebut diangkat oleh Marx untuk mengkritik pembangunan kapitalis Rahardjo, 1928:75. Berangkat
dari pemikiran Marx tersebut, Ralf Dahrendorf kemudian mengembangkan pemikiran bahwa konflik kelas terjadi karena adanya orang-orang yang memiliki
kekuasaan dan dikuasai. Meski bertentangan, kedua pemikiran mengenai konflik kelas tersebut saling melengkapi dan keberadaan keduanya ditemukan peneliti
dalam drama MNdBT.
a. Konflik Kelas Menurut Karl Marx
Faruk 2012:26 menjelaskan bahwa dalam sistem kapitalis, terdapat pembagian kelas-kelas sosial yang di dalamnya terdapat pengelompokan sosial dan
pembagian kerja yang didasarkan pada pemilikan atas alat-alat produksi. Kelas sosial itu terdiri atas kelas atas yang menguasai sebagai besar alat-alat produksi
kelas borjuis dan kelas bawah yang tidak menguasai atau hanya memiliki sebagian kecil alat produksi kelas proletar. Kelas atas pada prinsipnya hidup dari
penghisapan tenaga kerja kelas-kelas lain serta menguasai alat-alat negara, dan kelas-kelas bawah dihisap dalam perbagai bentuk Diharja, 2011:175. Kelas bawah
ini dianggap tidak begitu signifikan fungsinya dalam kegiatan produksi Faruk, 2012:26.
Karl Marx menentang pemikiran tersebut. Menurutnya, justru masyarakat kelas bawah adalah pihak yang mendominasi dan menentukan kehidupan sosial,
politik, intelektual, dan kultural bangunan kelas atas Saraswati, 2003:38. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13 Pertentangan kelas sosial tersebut ada karena adanya usaha kelas atas yang ingin
mempertahankan kepentingannya, mempertahankan hubungan-hubungan sosial yang ada dalam suatu kondisi produksi tertentu, dan memungkinkan terbangunnya
berbagai institusi sosial seperti hukum, politik, agama, seni, keluarga, dan sebagainya, yang menopang hubungan-hubungan tersebut Faruk, 2012:26-27.
Dengan kata lain, Marx membandang bahwa strutkur ekonomi masyarakatlah yang menentukan kehidupan sosial, politik, intelektual, filsafat, agama, seni, dan
kebudayan, bahkan menjadi dasar untuk dapat memahaminya Noor: 1996:25 dan Hook, 1980:113.
Menurut Marx, uanglah yang semula merupakan alat tukar dan pengantara antara manusia dan kebutuhannya yang menyebabkan manusia menjadi terasing.
Uang pekerjaan bukan lagi menjadi realisasi diri manusia, melainkan merosot menjadi komoditi yang bisa diperjualbelikan. Diharja, 2011:175.
Marx memandang bahwa sejarah pada hakikatnya adalah sejarah perjuangan kelas antara kelas-kelas ekonomi. Konflik-konflik yang terjadi dalam masyrakat
adalah konflik yang terjadi antara pemilik alat-alat produksi borjuis dan golongan yang harus hidup dari penggunaan alat tersebut proletar. Dalam hubungannya
dengan pelaksanaan sebuah negara, negara adalah badan pelaksana kelas ekonomi yang dominan dalam masyarakat Hook, 1980:114.
b. Konflik Kelas Menurut Ralf Dahrendorf