1.6 Metodologi Penelitian
1.6.1 Metode Pengumpulan Data
Metodologi ini terdiri dari dua macam, yaitu metodologi pengumpulan data dan perancangan Enterprise Architecture. Metodologi pengumpulan data-data
yang telah dilakukan penulis adalah sebagai berikut : 1. Observasi dengan cara mengamati langsung objek untuk mendapatkan
data responden Hartono, 2008. 2. Wawancara, merupakan komunikasi dua arah untuk mendapatkan data
responden Hartono, 2008. 3. Studi Pustaka, dengan mencari sumber data sekunder yang akan
mendukung penelitian Nazir, 2005.
1.6.2 Metode Perancangan
Untuk metodologi perancangan Enterprise Architecture adalah menggunakan metodologi TOGAF ADM. Ada 7 tahapan yang akan dilakukan
pada skripsi ini, yaitu:
1. Preliminary Phase
Fase preliminary merupakan tahap awal untuk persiapan perencanaan arsitektur enterprise. Tahapan ini dilakukan agar proses
pemodelan arsitektur dapat terarah dengan baik. Tahapan ini menghasilkan prinsip-prinsip arsitektur yang merupakan bagian dari
kebijakan teknologi informasi perusahaan yang akan mempengaruhi keseluruhan proses desain dan untuk meyakinkan setiap orang yang
terlibat di dalamnya bahwa pendekatan ini berkomitmen untuk kesuksesan proses arsitektur.
2. Phase A : Architecture Vision Fase A bertujuan untuk menciptakan keselarasan pandangan
bagaimana pentingnya EA untuk pencapaian tujuan perusahaan dan menentukan lingkup dari arsitektur yang akan dikembangkan dan
memetakan strategi. Visi arsitektur adalah kesempatan utama untuk menjual keuntungan dari pengembangan yang disarankan kepada
pembuat keputusan enterprise sehingga memungkinkan tujuan bisnis tanggap kepada penggerak strategis, sesuai dengan prinsip dan mencapai
maksud dan tujuan stakeholder, klarifikasi tujuan tersebut dan menunjukkan bagaimana tujuan dapat dicapai oleh pengembangan
arsitektur yang disarankan.
3. Phase B : Business Architecture
Pada fase B, aspek bisnis dari proyek akan diperiksa. Fase ini melibatkan pemodelan secara ekstensif dari arsitektur saat ini
menggunakan alat bantu seperti model business use case.
4. Phase C : Information System Architecture
Fase C berfokus pada arsitektur data dan arsitektur aplikasi. Pada arsitektur data, harus ditentukan tipe dan sumber data utama yang
diperlukan untuk mendukung bisnis. Pada arsitektur aplikasi, ditentukan jenis aplikasi penting untuk memproses data dan mendukung bisnis.
Kemudian, dibuat matriks dari aplikasi saat ini dan arsitektur aplikasi tujuan, melakukan analisis gap dan melakukan korelasi fungsi bisnis
dengan aplikasi tujuan.
5. Phase D : Technology Architecture
Fase D berupa untuk memetakan komponen aplikasi yang didefinisikan dalam arsitektur aplikasi menjadi satu set komponen
teknologi yang mewakili komponen software, hardware, dan jaringan, dengan cara membeli ke pihak luar atau dikonfigurasi sendiri oleh
perusahaan ke dalam platform teknologi.
6. Phase E : Opportunities dan Solutions
Pada fase E akan dievaluasi model yang telah dibangun untuk arsitektur saat ini dan target. Identifikasi proyek utama akan dilaksanakan
untuk mengimplementasikan arsitektur tujuan dan klasifikasi sebagai pengembangan baru atau penggunaan kembali sistem yang sudah ada.
7. Phase F : Migration Planning
Pada fase F akan dilakukan analisis risiko dan biaya. Tujuan fase ini untuk memilih proyek implementasi yang bervariasi menjadi urutan
prioritas. Aktivitasnya mencakup penaksiran ketergantungan, biaya, manfaat dari proyek migrasi yang bervariasi.
1.2 Sistematika Penulisan