Meningkatkan kesiapan Indonesia dalam segala bidang untuk menghadapi perdagangan bebas, terutama dalam menyongsong pemberlakuan AFTA, APEC dan WTO.

5. Meningkatkan kesiapan Indonesia dalam segala bidang untuk menghadapi perdagangan bebas, terutama dalam menyongsong pemberlakuan AFTA, APEC dan WTO.

  6. Memperluas perjanjian ekstradisi dengan negaranegara sahabat serta memperlancar prosedur diplomatik dalam upaya melaksanakan ekstradisi bagi penyelesaian perkara pidana.

  7. Meningkatkan kerjasama dalam segala bidang dengan negara tetangga yang berbatasan langsung dan kerjasama kawasan ASEAN untuk memelihara stabilitas, pembangunan dan kesejahteraan

  Sistem ekonomi atau perekonomian adalah suatu cara yang menggambarkan perikehidupan manusia sehari-hari yang menyangkut usahanya untuk memenuhi kebutuhanya baik dari aspek material, moral, sosial, politik, dan aspek sosial budaya. Sedangkan Pancasila sendiri dapat diartikan sebagai ciri kepribadian bangsa Indonesia yang menggabungkan azas- azas ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan sosial. Sehingga Sistem Ekonomi Pancasila dapat diartikan sebagai suatu sistem ekonomi yang berdasarkan pada nilai-nilai yang terkandung pada sila-sila Pancasila dan UUD 1945 dimana sistem ekonomi pancasila merupakan usaha bersama yang berdasarkan kekeluargaan dan kegotongroyongan.

  Sistem Ekonomi Pancasila terdapat lima ciri yaitu:

  •

  roda perekonomian digerakkan oleh rangsangan ekonomi, sosial dan moral

  •

  kehendak kuat dari seluruh masyarakat kearah keadaan pemerataan sosial sesuai azas kemanusiaan

  •

  prioritas kebijakan ekonomi adalah penciptaan perekonomian nasional yang berarti nasionalisme menjiwai setiap kebijakan ekonomi

  •

  koperasi merupakan soko guru perekonomian dan merupakan bentuk konkret dari usaha bersama.

  •

  adanya imbangan yang jelas dan tegas antara perekonomian ditingkat nasional dengan desentralisasi dalam pelaksanaan kegiatan ekonomi untuk menjamin keadilan ekonomi dan sosial.

  Dari kelima ciri diatas tersebut tentu terkait erat satu sama lain sehingga sebaiknya kelima cirri tersebut tidak dipisahkan dan selalu dilihat sebagai lima ciri yang utuh. Tidak hanya pancasila akan tetapi di dalam UUD 1945 juga terdapat pasal yang menjadi acuan

  Sistem Ekonomi Pancasila. Seperti halnya pasal 33 UUD 1945 tentang perekonomian yang berbunyi

  “Perekonomian nasional diselenggarakan berdasarkan azas demokrasi

  ekonomi

  dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional’’.

  Di dalam pasal 33 tersebut mengandung dasar demokrasi dimana ekonomi produksi dikerjakan oleh semua, untuk semua dibawah pimpinan atau kepemilikan anggota-anggota masyarakat. Kemakmuran masyarakat yang diutamakan sebab sistem perekonomian itu disusun sebagai usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan.

  Pancasila adalah dasar dari semua konstitusi Republik Indonesia, maka hal yang sama juga berlaku pada UUD 1945 sebagai landasan dari kebijakan luar negeri Indonesia. Sebab

  kebijakan luar negeri merupakan bagian dari politik luar negeri Indonesia. 4 Pasal-pasal dalam UUD 1945 harus dijadikan sebagai patokan dalam pembuatan kebijakan luar negeri karena

  UUD 1945 memberikan acuan yang jelas agar kebijakan luar negeri yang dibuat oleh pemerintah selalu memperhatikan aspek keadilan, keamanan, perdamaian, serta pembangunan yang positif. Semua itu tidak terlepas dari faktor pemimpin Indonesia itu sendiri. Artinya, seluruh pemimpin negara Indonesia harus menaati nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dan UUD 1945 ketika mengoperasionalisasikan politik dan kebijakan luar negeri. Pancasila sebagai landasan idiil dari Republik Indonesia menjadi dasar bagi penyusunan strategi politik luar negeri, dan UUD 1945 menjadi acuan dasar dari pembuatan kebijakan luar negeri Indonesia. Keduanya (Pancasila dan UUD 1945) diperlukan dalam operasional politik dan kebijakan luar negeri dalam rangka mencapai kepentingan nasional Indonesia. 369

  369 Kusaatmaja, Mochtar. 2005. “Politik Luar Negeri Indonesia”, dalam Paket Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan kelas XI SMA. Jakarta: Penerbit Erlangga, hlm. 18.

  Dengan keikutsertaan Indonesia dalam ACFTA maka akan berdampak buruk bagi Indonesia dan merusak ideologi Sistem Ekonomi Pancasila yang memiliki tujuan untuk keadilan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia sehingga keberadaan Sistem Ekonomi Pancasila diabaikan. Argumen pendukung yang akan dijelaskan adalah dari sisi karakteristik suatu peraturan, karakteristik perjanjian dan dampak negatif dengan adanya ACFTA.

  Karakteristik dari peraturan adalah norma dan nilai yang harus ditaati oleh masyarakat dan sebagai kontrol bagi mereka sendiri supaya tidak melenceng dari norma dan tujuan terhadap sesuatu yang dicita-citakan. Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia adalah salah satu bentuk dari peraturan. Lima sila sebagai dasar instrumental untuk pembangunan Indonesia dan tujuan kedepannya juga tertuang dalam pembukaan UUD 1945 khususnya alinea ke-4 mengenai keadilan sosial dalam hal ini bidang ekonomi.

  “… Sistem Ekonomi Pancasila merupakan sistem ekonomi campuran yang mengandung pada dirinya ciri-ciri positif dari kedua sistem (ekstrim) yang kita kenal

  (kapitalis-liberalis dan sosialis-komunis)”. 370

  Memang benar bisa dikatakan Sistem Ekonomi Pancasila adalah suatu cara unik dan ideal untuk mencapai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, tapi apabila kita lihat keadaan saat ini Indonesia khususnya warga negaranya tidak mengalami keadilan dan kesejahteraan hidup dengan adanya ACFTA ini. Sehingga bisa dikatakan adanya Sistem Ekonomi Pancasila tidak berarti apa-apa untuk suatu keadilan dengan demikian Sistem Ekonomi Pancasila hanya suatu isapan jempol belaka. Ibarat kangguru yang mempunyai sepasang kaki semu namun tidak bermanfaat.

  Secara normatif, ketentuan pasal 33 UUD 195 merupakan politik ekonomi Indonesia, sebab mengatur tentang prinsip-prinsip dasar dalam menjalankan roda perekonomian. Pada Pasal 33 Ayat (1), menyebutkan bahwa perekonomian nasional disusun sebagai usaha

  370 Mubyarto. 1997. Sistem Ekonomi Pancasila: Lintasan Pemikiran Mubyarto. Yogyakarta: Aditya Media, hlm 7 370 Mubyarto. 1997. Sistem Ekonomi Pancasila: Lintasan Pemikiran Mubyarto. Yogyakarta: Aditya Media, hlm 7

  Karakteristik dari perjanjian dan dampak buruk ACFTA, perjanjian adalah saling menguntungkan diantara dua pihak. Perjanjian perdagangan bebas ASEAN-China tidak menguntungkan dan tidak sejalan dengan teori keadilan Garcia, akan tetapi justru menjadi parasit bagi Indonesia karena fakta saat ini bahwa China lebih diuntungkan dengan perdagangan bebas ini. Memang benar antarnegara mudah mengekspor produk dari suatu negara ke negara lain dengan tarif bea masuk 0 sehingga produk ekspor suatu negara di negara lain memiliki harga yang murah seperti misal produk indonesia yang diekspor ke China, namun apakah hal itu menjamin bahwa produk-produk Indonesia di China akan lebih laku karena tarif 0 ? China bekerja menggunakan otak bukan otot, China sendiri telah memproteksi bagaimana penduduknya tetap mengkonsumsi produk lokalnya. Semakin banyak produk yang diproduksi maka semakin sedikit biaya yang dibutuhkan untuk memproduksi produk tersebut sehingga harga yang tercipta untuk produk tersebut juga semakin murah. Inilah cara China bagaimana memproduksi suatu produk dengan harga murah untuk pasar dalam maupun luar negeri termasuk Indonesia sebagai salah satu pangsa pasarnya. Sehingga Indonesia sendiri mengalami kerugian dari sisi ekspor maupun impor.

  Banjirnya produk China di Indonesia yang murah mengakibatkan konsumen lebih memilih barang impor tersebut sehingga untuk produk lokal Indonesia sendiri tidak laku dan mengalami penurunan permintaan. Bisa dibayangkan banyak industri kita yang gulung tikar Banjirnya produk China di Indonesia yang murah mengakibatkan konsumen lebih memilih barang impor tersebut sehingga untuk produk lokal Indonesia sendiri tidak laku dan mengalami penurunan permintaan. Bisa dibayangkan banyak industri kita yang gulung tikar

  berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. 6 Hingga saat ini pemerintah belum mampu memberikan solusi terhadap masalah krusial tersebut. Hal ini

  berarti terjadi ketidaksesuaian antara keberadaan pasal tersebut khususnya tindakan pemerintah untuk mengatasi masalah pengangguran sehingga bisa dikatakan keberadaan Sistem Ekonomi Pancasila yang menuangkan poin-poin penting seperti misalnya hak untuk mendapatkan pekerjaan adalah nihil.

  Keseimbangan ekonomi nasional akan terganggu karena adanya pengangguran dan berkurangnya pemasukan pemerinyah dari sektor industri dan UKM yang gulung tikar. Hal ini tidak sesuai dengan pasal 33 UUD 1945 mengenai keseimbangan perekonomian nasional. Industri adalah salah satu pelaku sektor ekonomi dimana antara satu sektor dengan sektor lainnya saling mempengaruhi. Jika salah satu sektor mengalami gangguan maka akan mengganggu sektor yang lain.

  Mengenai kebijakan luar negeri, pasal-pasal dalam UUD 1945 harus menjadi patokan dalam setiap kebijakan politik luar negerii Indonesia, harus memperhatikan aspek keadilan dan lain-lain. Apakah keikutsertaan Indonesia terhadap CAFTA ini telah dipertimbangkan dengan matang oleh pemerintah? Tidak, karena dengan adanya perdagangan bebas ini banyak industri yang gulung tikar akibat serbuan produk China.