Subyek Perjanjian Perdagangan Bebas

C. Subyek Perjanjian Perdagangan Bebas

  Jika melihat sejarah perkembangan internasional, maka akan terlihat pada awalnya hubungan internasional itu dilakukan secara bilateral. Hubungan ini terjadi karena kedekatan wilayah dan dilakukan berdasarkan motif kepentingan nasional khusus dalam perdagangan.

  Kesepakatan perdagangan secara bilateral ini dinyatakan belum memberikan hasil yang maksimal dalam hal memajukan anggotanya, karena kebutuhan antara negara yang semakin kompleks. Menguatnya regionalisme pada awal tahun 1960 menarik perhatian negara-negara untuk menguatkan kembali kerjasama regional tentunya dibidang perdagangan. Perkembangan berikutnya adalah mulai bermunculan kesepakatan-kesepakatan atau perjanjian regional dalam perdagangan.

  Sebelum lahirnya kesepakatan perdagangan regional, dunia internasional telah menyepakati perjanjian internasional multilateral yaitu GATT. Dalam ketentuan GATT sendiri telah mengatur tentang diperbolehkannya pembentukan perjanjian perdagangan

  167 Ibid.

  regional dengan syarat tidak mengganggu proses liberalisasi perdagangan dan kompetensi bebas. 168

  Dalam ketentuan kerjasama di antara negara-negara baik secara bilateral maupun regional telah lama berkembang dan makin banyak orang untuk mengadakan kerjasama internasional yang dibentuk setelah usianya perang dunia II. Namun belum semua organisasi- organisasi internasional itu menghimpun negara anggotanya ke dalam bentuk integrasi perekonomian.

  Ada empat macam tahapan-tahapan atau proses integrasi ekonomi, yaitu sebagai berikut: 169

  1. Areal perdagangan bebasfree trade areaFTA. Yaitu proses integrasi mulai terjadi antara anggota secara interen, sesama negara anggota menghapuskan pemberlakuan tarif (bea cukai), tetapi masing-masing negara anggota tetap memberlakukan tarif sendiri-sendiri dalam perdagangan dengan negara non anggota.

  2. Kesatuan pabeancustum union. Custum union merupakan kelanjutan dari kawasan perdagangan bebas (FTA). Selain pembebasan tarif sesama anggota, juga terhadap non anggota diperlukan tarif yang sama besarnya, kemudian penggabungan anggota ke dalam kesatuan tunggal dengan satu masalah saja yaitu administrasi bea dan cukai contoh Central America Common Market (CACM).

  3. Pasar bersamacommom market.Tahap ketiga perkembangan regional dan merupakan lanjutan dari custum union. Negara anggota saling melakukan kebijakan liberalisasi arus faktor-faktor produksi sekaligus menjalankan perdagangan. Dalam hal ini tetap

  168 Administrator, Perjanjian Perdagangan Regional (RTA) Dalam Kerangka WTO, Loc.Cit. hlm 44.

  169 T. May Rudy, Bisnis Internasional Teori, Aplikasi dan Operasional, (Jakarta: Refika Aditama, 2002), hlm. 43. Lihat juga Donald A. Ball, dkk, Bisnis Internasional, (Jakarta:

  Salemba Empat, 2004), hal. 205, dan Ade Manan Suherman, Organisasi Internasional dan Integrasi Ekonomi Regional Dalam Perspektif Hukum dan Globalisasi, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003), hlm. 158.

  sama dengan custom union ditambah dengan penghapusan segala macam pembatasan terhadap mobilitas faktor (tenaga kerja boleh bekerja di tempat lain).

  4. Integrasi ekonomi sepenuhnyaeconomic union. Yaitu merupakan bentuk integrasi yang paling sempurna dan semua negara anggota telah menyatukan serta mengharmonisasikan kebijakan ekonomi nasionalnya dan bahkan diikuti dengan kebijakan social. Suatu lembaga Supra Nasional untuk mengatur ekonomi dengan berbagai kaitannya seperti moneter, perpajakan, fiscal, sosial, industri, perdagangan, pertanian dan sebagainya

  Ada beberapa motif yang dimiliki oleh negara dengan membuat perjanjian perdagangan regional yaitu: 170

  1. Motif ekonomi, maksudnya adalah bahwa dalam ketentuan motif ekonomi ini merupakan hal yang penting untuk membuka akses pasar, adanya wahana promosi untuk menciptakan integrasi ekonomi dan fungsi ganda menghilangkan kompetensi dan menerik investasi.

  2. Motif politik, yaitu terciptanya keamanan serta perdamaian regional dan kesulitan pengaturan dalam kerangka multilateral.

  Kedua motif ini adalah merupakan kunci dalam keberhasilan pembentukan perjanjian perdagangan regional. Kesepakatan-kesepakatan atas motif tersebut lebih dapat diakomodasi dalam kerangka regional daripada multilateral. Beberapa kegagalan yang dialami oleh negara-negara dalam perundingan perdagangan multilateral membuktikan bahwa usaha untuk

  170 http:ewanksweet.blogspot.com201005perjanjian -regional-rta-html, terakhir dunduh pada tanggal 2 Mei 2011.

  menyelaraskan kepentingan antar negara sangat sulit. Pilihan yang paling regional adalah dengan membentuk perjanjian perdagangan regional karena relatif lebih mudah dan fleksibel.

  Berkaitan dengan hal tersebut tentunya tipologi dalam perdagangan regional saat ini dibagi menjadi 3 (tiga) katagori yaitu:

  1. Area perdagangan bebas (FTA)

  2. Penyeragaman cukai (Custom Union)

  3. Pembentukan ruang lingkup (Partial Scope Agreement)

  Tipologi ini sebenarnya sesuai dengan aturan yang terdapat dalam pasal 24 GATT. Pada dasarnya kesepakatan perdagangan regional didasarkan pada pemberian freferensi kepada negara-negara anggotanya. Tujuannnya adalah untuk menghilangkan hambatan perdagangan. Namun apabila diadakan dan dilakukan tanpa batas maka kekhawatiran sebagian pihak bahwa kesepakatan perdagangan regional akan merusak sistem perdagangan

  multilateral akan terwujud. 171

  Secara teknis menurut Raj Bhala terdapat perbedaan dari beberapa terminologi “RTA Regional Trade Agreement”, FTA Free Trade Agreement dan CU Custom Union. Terminologi RTA adalah “umbrella” yang meng cover baik FTA dan CU. Terkadang dan seringkali terminologi “Preferential Trade Agreement PTA digunakan sebagai sinonim untuk RTA. Terminologi RTA dapat misleading. Hal tersebut terjadi karena seringkali diumpamakan bahwa FTA ataupun CU harus mempunyai lokasi “in the same geographic region”. Mengenai Terminologi FTA Perjanjian perdagangan bebas, Raj Bhala mendefinisikan sebagai berikut 172 :

  Ibid, 172 Raj Bhala, ‘International Trade Law : Interdisciplinary Theory and Practice’, Third Edition,

  LexisNexis, 2007, hlm. 641

  “An FTA is an arrangement between two or more countries removing all, or substantially all, barriers to trade between or among them. The arrangement may be bilateral, i.e., between two countries, such as US-Israel Free Trade Agreement and US-Bahrain Free Trade Agreement. Or an FTA may be Multilateral.” 173

  Peran perjanjian perdagangan bebas saat ini sangat penting. 174 Walaupun tidak ada satupun international trade lawyer yang mengetahui semua detail mengenai tiap-tiap

  perjanjian perdagangan bebas 175 mengingat begitu kompleks dan sangat berkembangnya perjanjian perdagangan bebas, bahkan cenderung sangat dinamis dalam issue-issue yang

  berkembang.

  Mantan Perdana Menteri Singapura (Former Singaporean Prime Minister) Lee Kuan Yew memberikan dan membangun strategi pada tahun 1993 dalam forum Asia Pacific Economic Cooperation (APEC). Dalam konteks ekonomi domestik dan kaitan dengan implementasi reformasi ekonomi untuk “international competitiveness” serta untuk mencapai goal tersebut, liberalisasi perdagangan perdagangan bebas dibutuhkan dalam tiga level, yaitu multilateral, regional dan bilateral. 176 Dalam perkembangannya competitive liberalization moving aggressively untuk mencapai tujuan global free trade dengan trade liberalization di tiga level. Multilateral, regional dan bilateral. Dan faktanya perjanjian perdagangan bebas dapat membuat pergerakan dalam WTO Negotiations, dan juga sebaliknya. Sebagai contoh Susan Schwab menjelaskan pengalamannya sebagai berikut :

  “My experience as U.S Trade Representative (for Presiden George W Bush) is that they (bilateral, regional and multilateral trade deals) are in fact mutually inforcing.

  173 Ibid, hlm. 642

  174 Rafiqul Islam, ‘International Trade Law, NSW: LBC’, 1999, hlm. 1.

  175 The Dictionary of International Trade Law accompanying Textbook Raj Bhala containts extensive Tables on Legal and political facts about the FTAs in which the US is involved, and on the substansive market

  access provisions concerning goods, services, and government procurement in those FTAs

  176 Ibid, Raj Bhala hlm. 671

  The negotiated bilateral and regional deals are gold standard agreements.They are very deep in that virtually everything opens up. It’s not a way of negotiating around sensitivities but a way of coming to grips with sensitivities. Here in these bilateral negotiations, you develop a precedent that could at some point be translated in a multilateral setting. In some cases, you need a multilateral approach to get at issues like piracy and counterfeiting.” 177

  Hingga saat ini sangat banyak jumlah FTA atau perjanjian perdagangan bebas yang telah ditandatangani dan berlaku serta telah dinotifikasi secara regional dengan subjek negara-negara dalam satu kawasan, secara bilateral dengan subjek baik antar dua negara (state vs state), antar dua kelompokkawasan (regional groupsblocs vs regional groupblocs), atau kawasan dan negara (regional groupsblocs vs state) maupun lainnya secara multilateral dengan subjek antara berbagai negarapihakkelompok. 178

  Perjanjian perdagangan internasional seperti Perjanjian perdagangan bebas berdasarkan para pihaknya dapat dibedakan sebagai berikut:

  1. Bilateral

  i. State vs State (antar dua negara) ii.Regional GroupBlocs vs State (antar Kawasan dengan Negara)

  2. Regional

  i. Regional Group ii.Regional GroupBlocs vs Regional GroupBlocs (antar Kawasan) 3.Multilateral

  Antara banyak negara

  177 Lihat Renuka Rayasam, Free-Trade Evangelist, U.S News World Report, 21 August 2006, at 22 (Q A: Susan Schwab), hlm 5.

  178 Klasifikasi oleh Dirjen Kerja Sama Industri Internasional Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Agus Tjahajana Wirakusumah.

  Pengertian bilateral adalah timbal balik, dan dilakukan oleh kedua belah pihak. Sedangkan kesepakatan adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang lain atau lebih mengikat dirinya terhadap satu orang lain atau lebih. Artinya apabila dua orang mengadakan kata sepakat (konsensus) tentang sesuatu hal, maka mereka itu lalu mengadakan perjanjian dan akibat perjanjian ini adalah terikat pada isi perjanjian. Pacta sunt servanda, bahwa perjanjian adalah mengikat, ditaati, ditepati, serta menimbulkan hak dan kewajiban antara

  kedua belah pihak. Dengan kata lain kesepakatan (perjanjian) yang diadakan hanya dua negara disebut dengan perjanjian bilateral.

  Sedangkan kesepakatan multilateral adalah kesepakatan yang diadakan oleh para pihak dengan jumlah negara yang sangat banyak. Regional adalah daerah, bagian dari satu

  daerah, mengandung arti kedaerahan atau bersifat daerah. Sedangkan regionalisme atau regionalism’ adalah paham untuk mengadakan kerja sama antara negara-negara di satu

  kawasan misalnya negara-negara di kawasan ASEAN. Maka dengan demikian regional mengandung dua pengertian antara lain;

  a. Daerah-daerah dalam suatu negara tertentu.

  b. Daerah-daerah atau wilayah dalam satu kawasan tertentu (misalnya negara-negara di kawasan Asia). c.Dalam studi hubungan internasional, regionalisme memiliki irisan studi yang sangat erat dengan studi kawasan atau area studies. Bahkan dalam aplikasi analisis istilah regionalisme atau kawasan sering kali tumpang tindih. Oleh karena itu defenisi regionalisme akan banyak mengambil dari definisi yang berkembang dalam studi kawasan.

  Menurut Mansbaach, regional adalah pengelompokan regional diidentifikasi dari basis kedekatan geografis, budaya, perdagangan dan saling ketergantungan ekonomi yang

  saling mengutungkan, komunikasi serta keikutsertaan dalam organisasi internasional. Untuk organisasi regional adalah organisasi kerjasama ekonomi perdagangan yang anggotanya saling mengutungkan, komunikasi serta keikutsertaan dalam organisasi internasional. Untuk organisasi regional adalah organisasi kerjasama ekonomi perdagangan yang anggotanya

  a. Kriteria geografis Artinya mengelompokkan negara berdasarkan lokasinya dalam benua, sub benua, kepulauan dan lain sebagainya seperti Eropa dan Asia.

  b. Kriteria politik militer Artinya pengelompokan negara tersebut dilakukan pada keikutsertaanya dalam berbagai aliansi atau berdasarkan pada orientasi politik, misalnya blok sosialis, blok kapitalis, NATO, dan non blok.

  c. Kriteria ekonomi yaitu pengelompokan negara-negara tersebut dilakukan berdasarkan pada kriteria terpilah dalam perkembangan pembangunan ekonomi, misalnya output industri, seperti negara-negara industri, negara yang sedang berkembang dan negara yang terbelakang.

  d. Kriteria transaksional yaitu mengelompokkan negara-negara berdasarkan pada jumlah frekwensi mobilitas penduduk, barang dan jasa, seperti imigran, turis, perdagangan dan berita, contoh Amerika, Kanada, dan pasar tunggal Eropa.

  179 Diambil dari http:repository.ac.idbitstream123456789290193Chapter20II.

  Berikut adalah FTA Asean dengan beberapa negara, seperti Asean-China FTA, Asean-India FTA, Asean-Korea FTA, Asean-Jepang FTA, Asean-Australia, New Zealand FTA.

  Gambar : FTA Asean dengan negara‐negara

  TOPOGRAFI PERJANJIAN PERDAGANGAN BEBAS REGIONAL

  Beberapa FTA regional di dunia Integrasi Ekonomi

  Negara Anggota

  Regional

  ASEANAFTA

  Brunai Darussalam, Kamboja, Indonesia,Laos, Malaysia, Myammar, Filipina, Singapura, Thailand, Vietman

  Andean Pact