Common Effective Preferential Tariff (CEPT) Scheme

2. Common Effective Preferential Tariff (CEPT) Scheme

  ASEAN membentuk AFTA dengan skema CEPT sebagai instrumennya. CEPT merupakan mekanisme untuk melaksanakan AFTA. AFTA melalui CEPT merupakan wujud dari kesepakatan negara-negara anggota ASEAN untuk membentuk suatu kawasan bebas perdagangan dalam rangka meningkatkan daya saing ekonomi kawasan regional ASEAN

  dengan menjadikan ASEAN sebagai basis produksi dunia. 206

  Isi CEPT adalah merupakan aturan-aturan yang telah disepakati bersama oleh negara ASEAN dalam melaksanakan AFTA. Berdasarkan hasil pertemuan Menteri Perdagangan ASEAN-6 di Singapura tanggal 28 Januari 1992 telah disepakati bahwa untuk

  206 Lihat Lee Tsao Yuan. “The ASEAN Free Trade Area: the search for a common prosperity”. Asian- Pacific Economic Literature 8:1, hlm 1-7.

  melaksanakan penurunan tarifbea masuk perdagangan antara ASEAN menjadi 0-15 . Pada KTT ke-4 telah diputuskan bahwa AFTA akan dicapai dalam waktu 15 (lima belas) tahun yaitu terhitung pada 1 Januari 1993- 1 Januari 2008 dan hanya menyangkut produk manufaktur, kemudian dipercepat menjadi 2003, dan terakhir dipercepat lagi menjadi tahun 2002. Produk manufaktur tersebut termasuk dalam barang-barang modal dan produk pertanian yang diproses, serta produk-produk yang berada diluar katagori produk pertanian

  yang belum diproses juga tercakup dalam program CEPT. 207

  Persyaratan suatu produk yang dapat diperdagangkan melalui program CEPT apabila produk tersebut memenuhi tiga kriteria yaitu: 208

  a. Produk tersebut harus terdaftar dalam Inclusion List baik di negara pengekspor maupun pengimpor dan memiliki rentang tarif yang sama yaitu di atas 20 atau di bawah 20 .

  b. Produk tersebut mempunyai program pengurangan tarif yang telah disetujui oleh Dewan AFTA.

  c. Produk tersebut harus merupakan produk ASEAN yaitu harus memenuhi muatan lokal ASEAN sekurang-kurangnya 40 . Produk yang telah memiliki tingkat tarif 0-5 secara otomatis telah memenuhi persyaratan program CEPT dan dengan sendirinya akan menikmati kemudahan-kemudahan yang diberikan program tersebut.

  Produk CEPT diklasifikasikan kedalam 4 daftargolongan, yaitu : 209

  207 Hendera Halwani, Ekonomi Internasional dan Globalisasi Ekonomi, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002), hlm. 246.

  208 Ibid, hlm. 28.

  209 Dibyo Prabowo dan Sonia Wardoyo, AFTA Suatu Pengantar, (Yokyakarta; BPFE, 2005), hlm. 27.

  • Inclusion List (IL), yaitu daftar yang berisi produk-produk yang memenuhi kriteria

  sbb :

  1) jadwal penurunan tarif

  2) Tidak ada pembatasan kwantitatif

  3) Hambatan non-tarifnya harus dihapuskan dalam waktu 5 tahun.

  • General Exception List (GEL), yaitu daftar produk yang dikecualikan dari skema

  CEPT oleh suatu negara karena dianggap penting untuk alasan perlindungan keamanan nasional, moral masyarakat, kehidupan dan kesehatan dari manusia, binatang atau tumbuhan, nilai barang-barang seni, bersejarah atau arkeologis. Ketentuan mengenai General Exceptions dalam perjanjian CEPT konsisten dengan Artikel X dari General Agreement on Tariffs and Trade (GATT). Contoh: senjata dan amunisi, narkotik, dsb.

  • Temporary Exclusions List (TEL). Yaitu daftar yang berisi produk-produk yang

  dikecualikan sementara untuk dimasukkan dalam skema CEPT. Produk-produk TEL barang manufaktur harus dimasukkan kedalam IL paling lambat 1 Januari 2002. Produk-produk dalam TEL tidak dapat menikmati konsensi tarif CEPT dari negara anggaota ASEAN lainnya. Produk dalam TEL tidak ada hubungannya sama sekali dengan produk-prodiuk yang tercakup dalam ketentuan General Exceptions.

  • Sensitive List, yaitu daftar yang berisi produk-produk pertanian bukan olahan

  (Unprocessed Agricultural Products = UAP ).

  1) Produk-produk pertanian bukan olahan adalah bahan baku pertanian dan produk- produk bukan olahan yang tercakup dalam pos tarif 1-24 dari Harmonized System

  Code (HS), dan bahan baku pertanian yang sejenis serta produk-produk bukan olahan yang tercakup dalam pos-pos tarif HS;

  2) Produk-produk yang telah mengalami perubahan bentuk sedikit dibanding bentuk asalnya. Produk dalam SL harus dimasukkan kedalam CEPT dengan jangka waktu untuk masing-masing negara sbb: Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Filipina dan Thailand tahun 2003; Vietnam tahun 2013; Laos dan Myanmar tahun 2015; Camodia tahun 2017. Contoh : beras, gula, produk daging, gandum, bawang putih, cengkeh

  lasifikasi Produk CEFT

  Jenis Ketentuan Indonesia

  1) Sampai tahun 1998 menurunkan tarif sampai dengan 20 (ASEAN 6)

  2) Sampai tahun 2002 menurunkan tarif sampai 0-5 (ASEAN

  6) Vietnam 2006, Laos dan Myanmar 2008 dan Kamboja 2010

  3) Produk-produk dalam daftar ini tidak dapat dipindahkan ke TEL maupun SEL

  II 4) Penundaan preferensi secara sementara tanpa diskriminasi dapat dilakukan apabila suatu sektor menderita kerugian atau menghadapi ancaman kerugian (“ Safeguard

  7.206 jenis

  Measures” pasal 6 mengenai “Emergency Measures” dari

  tarif

  perjanjian CEPT)

  5) Penghilangan batas kuatintatif (quantitative restrictions)

  1) Produk-produk yang sementara dikecualikan dalam CEPT (batas waktu 1 Januari 2002) Tidak menikmati konsensitarif

  CEPT dari engara ASEAN lain.

  TEL

  2) Produk dalam TEL tidak ada hubungan dengan GEL

  0 jenis tarif

  1) Produk-produk yang dikecualikan dalam CEPT karena dianggap penting untuk alasan keamanan nasional, moral masyarakat, kehidupan dan kesehatan dari manusia,

  GEL

  binatanghewan atau tumbuhan, nilai barang seni, bersejarah atau arkeologis.

  68 jenis tarif

  2) Produk dalam GEL tidak ada hubungannya dengan TEL

  1) Produk-produk pertanian bukan olahan (UAP)

  2) Ada jadwalnya tersendiri di luar IL

  SL

  3) Dapat menikmati konsensi, tetapi harus memenuhi ketentuan CEPT tentang pertukaran konsensi (tarif bea masuk lebih kecil dari pada MFN), yang akan diperoleh eksportir

  11 jenis tarif

  apabila meng-ekspor suatu produk dalam kawasan ASEAN

  4) Secara bertahap dimasukan kedalam IL dengan tarif 0-5 serta penghilangan pembatasan kuantitatif (quatitative restrictions) dan NTBs paling lambat tahun 2010

  Sumber: Asean Secretariat, Jakarta, 2005

  Pada tahun 1995 Pemerintah Indonesia menandatangani Protokol untuk amandemen Perjanjian The Common Effective Preferential Tariff (CEPT) Scheme untuk ASEAN Free Trade Area (AFTA) melalui Keputusan Presiden No. 851995. Indonesia juga secara penuh Pada tahun 1995 Pemerintah Indonesia menandatangani Protokol untuk amandemen Perjanjian The Common Effective Preferential Tariff (CEPT) Scheme untuk ASEAN Free Trade Area (AFTA) melalui Keputusan Presiden No. 851995. Indonesia juga secara penuh

  Sebagai ilustrasi, sektor jasa di ASEAN terdapat prinsip “GATS Plus” yang berarti komitmen di ASEAN harus lebih liberal daripada under WTO. Secara umum komitmen Indonesia under ASEAN Framework Agreements on Services (AFAS) lebih mendalam

  daripada komitmen under WTO. 211