Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas

95 31,39 menyatakan kurang setuju, 2 orang 2,33 menyatakan tidak setuju dan 1 orang 1,16 responden yang menyatakan sangat tidak setuju. 4. Frekuensi jawaban responden untuk item pernyataan 4 Saya membeli produk Oriflame karena mengandung bahan baku yang aman untuk digunakan diketahui sebanyak 11 orang 12,78 menyatakan sangat setuju, 62 orang 72,09 menyatakan setuju, 12 orang 13,95 menyatakan kurang setuju, 1 orang 1,16 menyatakan tidak setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju. 5. Frekuensi jawaban responden untuk item pernyataan 5 Saya membeli produk Oriflame karena sesuai dengan kebutuhan saya diketahui sebanyak 7 orang 8,14 menyatakan sangat setuju, 58 orang 67,44 menyatakan setuju, 18 orang 20,93 menyatakan kurang setuju, 1 orang 1,16 menyatakan tidak setuju, 2 orang 2,33 responden yang menyatakan sangat tidak setuju.

4.2.3. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji dan mengetahui apakah variabel residual dalam model regresi memiliki distribusi normal atau tidak. Ada 2 cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui apakah variabel residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan menganalisis grafik dan uji statistik. Untuk melihat apakah data berdistribusi normal atau tidak, penulis menganalisis grafik histtogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Penulis juga menganalisis probabilitas plot yang Universitas Sumatera Utara 96 membentuk plot antara nilai-nilai teoritis sumbu x melawan nilai-nilai yang didapat dari sampel sumbu y. 1. Pada grafik histogram, variabel dikatakan berdistribusi normal pada grafik histogram yang berbentuk lonceng apabila distribusi data tersebut tidak miring atau menceng ke kiri atau ke kanan. Hasil pengujian dengan pendekatan grafik histogram dapat dilihat pada Gambar 4.1 berikut : Sumber : Hasil Data Penelitian 2014 diolah Gambar 4.1 Histogram Interpretasi dari Gambar 4.1 menunujukkan bahwa variabel berdistribusi normal hal ini ditunjukkan oleh distribusi data yang tidak menceng ke kiri atau ke kanan dan membentuk pola lonceng. 2. Apabila plot dari keduanya berbentuk linear, maka hal ini merupakan indikasi bahwa residual menyebar normal. Dan bila pola-pola titik yang terletak selain di ujung-ujung plot masih berbentuk linear, meskipun ujung-ujung plot agak menyimpang dari garis lurus, dapat dikatakan bahwa sebaran data dalam hal ini residual adalah menyebar normal. Universitas Sumatera Utara 97 Sumber : Hasil Data Penelitian 2014 diolah Gambar 4.2 Normal P-Plot of Regression Standardized Residual Pada gambar 4.2 tersebut dapat dilihat bahwa data-data titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Oleh karena itu, berdasarkan Gambar 4.2 tersebut maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Untuk memastikan apakah data di sepanjang garis diagonal tersebut berdistribusi normal, maka dilakukan uji Kolmogorov-Smirnov Z 1 Sample KS dengan melihat melihat data residualnya apakah berdistribusi normal atau tidak Situmorang, dkk., 2012:105, dengan kriteria keputusan sebagai berikut : a. Jika nilai Asymp.Sig 2-tailed 0,05, maka variabel residual tidak mengalami gangguan distribusi normal. b. Jika nilai Asymp.Sig 2-tailed 0,05, maka variabel residual mengalami gangguan distribusi normal. c. Nilai Kolmogorov-Smirnov Z 1,97 berarti tidak ada perbedaan antara distribusi empiric atau dengan kata lain data dikatakan normal. Universitas Sumatera Utara 98 Tabel 4.12 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 86 Normal Parameters a Mean .0000000 Std. Deviation 1.47179234 Most Extreme Differences Absolute .105 Positive .067 Negative -.105 Kolmogorov-Smirnov Z .971 Asymp. Sig. 2-tailed .302 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data Sumber : Hasil Data Penelitian 2014 diolah Berdasarkan Tabel 4.12 dapat diketahui bahwa nilai Asymp. Sig 2-tailed adalah sebesar 0,302 di atas nilai signifikansi 0,05 dan nilai Kolmogorov- Smirnov Z adalah 0,971 lebih kecil dari 1,97, maka dapat disimpulkan variabel berdistribusi normal.

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas pada prinsipnya berujuan untuk menguji apakah sebuah grup mempunyai varians yang sama di antara anggota grup tersebut. Jika varians sama, dan ini yang seharusnya terjadi maka dikatakan ada homoskedastisitas. Sebaliknya, jika varians tidak sama maka dikatakan terjadi heteroskedastisitas Situmorang, dkk., 2012:108. Ada dua cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi keberadaan heteroskedastisitas, yaitu dengan metode informal pendekatan grafik dan metode informal uji statistik yang salah satunya adalah melalui uji Glejser. Universitas Sumatera Utara 99 a. Pendekatan Grafik Hasil uji heterodkedastisitas melalui pendekatan grafik dapat dilihat pada Gambar 4.3 di bawah ini : Sumber : Hasil Data Penelitian 2014 diolah Gambar 4.3 Scatterplot Pada Gambar 4.3 Scatterplot di atas dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk ssebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol dari sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. b. Pendekatan Statistik Uji heteroskedastisitas dengan metode pendekatan statistik dilakukan melalui uji Glejzer. Adapun hasil pengolahannya dapat dilihat pada Tabel 4.12 berikut : Universitas Sumatera Utara 100 Tabel 4.13 Uji Glejser Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 1.285 .900 1.428 .157 WOM .009 .037 .033 .245 .807 Perceived -.010 .039 -.035 -.261 .795 a. Dependent Variable: absut Sumber : Hasil Data Penelitian 2014 diolah Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel independen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Dari Tabel 4.12 di atas, dapat diketahui bahwa nilai siginifikansi variabel independent lebih besar dari nilai tingkat kepercayaannya 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengalami heteroskedastisitas.

3. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel dependent. Multikolineritas artinya adalah adanya hubungan yang sempurna atau pasti di antara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari model regresi Situmorang, dkk., 2012:138. Hasil pengolahn data melalui uji multikolinieritas ditunjukkan pada Tabel 4.13 berikut : Universitas Sumatera Utara 101 Tabel 4.14 Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 9.844 1.620 6.078 .000 WOM .079 .066 .137 1.191 .237 .662 1.51 1 Perceived .261 .070 .430 3.737 .000 .662 1.51 1 a. Dependent Variable: Keputusan Sumber : Hasil Data Penelitian 2014 diolah Untuk mendeteksi ada atau tidak adanya multikolinieritas dapat dilakukan dengan melihat nilai toleransi variabel dan Variance Inflation Factor VIF dengan ketentuan sebagi berikut : a. Jika VIF 5, maka diduga mempunyai persoalan multikolinieritas b. Jika VIF 5, maka tidak terdapat multikolinieritas c. Jika tolerence 0,1, maka diduga mempunyai persoalan multikolinieritas d. Jika tolerence 0,1, maka tidak terdapat multikolinieritas Pada Tabel 4.13 di atas dapat dilihat bahwa nilai VIF 5 dan nilai tolerence 0,05, maka dapat disimpulkan tidak terdapat persoalan mutlikolinieritas dalam penelitian ini.

4.2.4. Analisis Regresi Linear Berganda

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Experiential Marketing,Perceived Quality Dan Advertising Terhadap Keputusan Pembelian Produk Luwak White Koffie Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

1 71 120

Pengaruh Service Quality(Kualitas Pelayanan) Terhadap Word Of Mouth (Komunikasi Mulut Ke Mulut) Di Sektor Pelayanan Kesehatan

1 93 96

Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan dan Word of Mouth Mahasiswa Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU

5 66 149

Pengaruh Perceived Quality, Brand Association, dan Brand Loyalty Terhadap Keputusan Pembelian Pasta Gigi Merek Pepsodent Pada Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

1 38 124

Analisis Pengaruh Pemasaran dari Mulut ke Mulut (Word of Mouth Marketing) dan Persepsi Kualitas (Perceived Quality) Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen pada Pasta Gigi Pepsodent (Studi Kasus Mahasiswa Politeknik Negeri Medan)

3 47 109

Pengaruh Pemasaran Dari Mulut ke Mulut, Persepsi Kualitas, dan Kesadaran Merek Terhadap Keputusan Pembelian Produk Pasta Gigi Pepsodent Pada Mahasiswa FE USU

0 9 123

Hubungan antara Komunikasi dari Mulut ke Mulut (Word of Mouth Comunication) dengan Keputusan Pembelian.

0 0 2

Pengaruh Pemasaran Dari Mulut ke Mulut, Persepsi Kualitas, dan Kesadaran Merek Terhadap Keputusan Pembelian Produk Pasta Gigi Pepsodent Pada Mahasiswa FE USU

0 0 2

Pengaruh Pemasaran Dari Mulut ke Mulut, Persepsi Kualitas, dan Kesadaran Merek Terhadap Keputusan Pembelian Produk Pasta Gigi Pepsodent Pada Mahasiswa FE USU

0 0 7

Analisis Pengaruh Experiential Marketing,Perceived Quality Dan Advertising Terhadap Keputusan Pembelian Produk Luwak White Koffie Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

0 0 15