Pemimpin Opini Opinion Leader

33

2.1.2.3 Pemimpin Opini Opinion Leader

Pemimpin opini adalah orang-orang yang dikumpulkan oleh perusahaan dan mendorong mereka menyebarluaskan informasi tentang sebuah produk atau jasa kepada orang lain dalam komunitas mereka. Seorang pemimpin opini adalah haruslah mereka yang memiliki pengetahuan yang luas mengenai produk sehingga dapat menyampaikan informasi dengan jelas kepada konsumen. Seorang pemimpin opini juga harus memiliki keahlian dalam menciptakan komunikasi persuasif guna mempengaruhi perilaku pembelian konsumen Kotler dan Amstrong, 2008: 129. Gladwell dalam Kotler dan Keller 2009: 259 menyebutkan ada tiga hal yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin opini agar mampu menyebarkan ide suatu produk layaknya wabah virus, yaitu : 1. Maven : yaitu orang yang mengerti tentang hal besar dan kecil produk. 2. Penghubung : yaitu orang yang pengetahuannya luas dan mudah berkomunikasi atau bergaul dengan orang lain. 3. Wiraniaga : yaitu orang yang memiliki kekuatan persuasif alami. Peranan seorang opinion leader sangat dibutuhkan dalam pemasaran dari mulut ke mulut word of mouth marketing karena dapat mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian konsumen terhadap suatu produk. Seorang opinion leader ada yang diutus langsung oleh perusahaan, seperti agen penjualan, dan konsumen selain berperan sebagai pengguna juga berperan sebagai opinion leader. Konsumen yang memiliki pengalaman yang baik ketika menggunakan suatu produk dapat berkontribusi besar terhadap perusahaan dimana konsumen Universitas Sumatera Utara 34 tersebut dapat dijadikan sebagai opinion leader yang menguntungkan karena akan menyebarluaskan hal-hal yang baik tentang produk sekaligus merekomendasikannya kepada orang lain. Jika hal positif ini terus berlanjut, maka informasi tentang produk dapat mewabah dengan cepat seperti virus di lingkungan konsumen berada dan kemungkinan jumlah konsumen baru bertambah dan penjualan perusahaan pun akan semakin meningkat. Jenis-jenis dampak pemasaran dari mulut ke mulut terhadap penerima menurut Rangkuti 2009:95 adalah sebagai berikut : 1. Konsumsi consumptions : penerima pesan langsung mengkonsumsi pesan yang disampaik\an oleh lawan bicaranya dan membentuk sebuag kesan mengenai merek atau produk, tetapi tidak melakukan tindakan lanjutan. 2. Penyelidikan inquiries : penerima pesan lebih banyak mencari informasi setelah mengkonsumsi pesan tersebut. 3. Konversi conversions : penerima pesan melakukan tindakan yang diinginkan pemasar setelah mengkonsumsi pesan tersebut. 4. Penyampain relays : penerima pesan mendistribusikan kembali pesan tersebut. 5. Penciptaan ulang re-creations : penerima menciptakan sebuah pesan baru setelah mengkonsumsi pesan tersebut. Berdasarkan jenis-jenis dampak pemasaran dari mulut ke mulut di atas, Rangkuti 2009 : 96 menetapkan beberapa indikator yang digunakan untuk mengukur word of mouth, yaitu indikator lawan bicara yang terdiri dari : Universitas Sumatera Utara 35 a. Indikator lawan atau teman bicara 1. Keahlian lawan bicara 2. Kepercayaan terhadap lawan bicara 3. Daya tarik lawan bicara 4. Kejujuran lawan bicara 5. Objektivitas lawan bicara 6. Niat lawan bicara b. Tindakan penerima pesan setelah melakukan pembicaran 1. Konsumsi pesan 2. Pencarian informasi 3. Konversi 4. Penyampaian kembali 5. Penciptaan ulang pesan Pada penelitian yang dilakukan oleh Barry J. dkk. 2005, mereka mengukur word of mouth dengan indikator sebagai berikut : 1. Kemauan konsumen dalam membicarakan hal-hal positif tentang kualitas pelayanan perusahaan kepada orang lain. 2. Kemauan konsumen untuk merekomendasikan produk yang digunakannya kepada orang lain. 3. Sebagai masukan atau dorongan terhadap teman atau relasi-relasi lainnya untuk melakukan pembelian terhadap jasa perusahaan. Universitas Sumatera Utara 36 2.1.3 Persepsi Kualitas Perceived Quality 2.1.3.1 Definisi Persepsi Perceived

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Experiential Marketing,Perceived Quality Dan Advertising Terhadap Keputusan Pembelian Produk Luwak White Koffie Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

1 71 120

Pengaruh Service Quality(Kualitas Pelayanan) Terhadap Word Of Mouth (Komunikasi Mulut Ke Mulut) Di Sektor Pelayanan Kesehatan

1 93 96

Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan dan Word of Mouth Mahasiswa Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU

5 66 149

Pengaruh Perceived Quality, Brand Association, dan Brand Loyalty Terhadap Keputusan Pembelian Pasta Gigi Merek Pepsodent Pada Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

1 38 124

Analisis Pengaruh Pemasaran dari Mulut ke Mulut (Word of Mouth Marketing) dan Persepsi Kualitas (Perceived Quality) Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen pada Pasta Gigi Pepsodent (Studi Kasus Mahasiswa Politeknik Negeri Medan)

3 47 109

Pengaruh Pemasaran Dari Mulut ke Mulut, Persepsi Kualitas, dan Kesadaran Merek Terhadap Keputusan Pembelian Produk Pasta Gigi Pepsodent Pada Mahasiswa FE USU

0 9 123

Hubungan antara Komunikasi dari Mulut ke Mulut (Word of Mouth Comunication) dengan Keputusan Pembelian.

0 0 2

Pengaruh Pemasaran Dari Mulut ke Mulut, Persepsi Kualitas, dan Kesadaran Merek Terhadap Keputusan Pembelian Produk Pasta Gigi Pepsodent Pada Mahasiswa FE USU

0 0 2

Pengaruh Pemasaran Dari Mulut ke Mulut, Persepsi Kualitas, dan Kesadaran Merek Terhadap Keputusan Pembelian Produk Pasta Gigi Pepsodent Pada Mahasiswa FE USU

0 0 7

Analisis Pengaruh Experiential Marketing,Perceived Quality Dan Advertising Terhadap Keputusan Pembelian Produk Luwak White Koffie Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

0 0 15