109
Error of Estimated dalam penelitian ini adalah 1,48942. Semakin kecil standar deviasi berarti model semakin baik.
4.3. PEMBAHASAN 4.3.1 Analisis Deskriptif Responden
Hasil crosstab karakteristik responden menunjukkan bahwa responden yang paling banyak membeli produk Oriflame adalah mahasiwa perempuan
berumur 18 sampai 20 tahun. Dari crosstab kelamin dan jurusan, diketahui bahwa yang paling membeli produk Oriflame adalah mahasiswa perempuan jurusan
akuntansi dan manajemen, yaitu masing-masing sebanyak 30 orang. Dari crosstab kelamin dan frekuensi pembelian terhadap produk Oriflame, diketahui bahwa
yang paling sering membeli produk Oriflame adalah mahasiswa perempuan yaitu sebanyak 44 orang dengan frekuensi pembelian 1 sampai 5 kali.
4.3.2 Analisis Pengaruh Word of Mouth Marketing terhadap Keputusan Pembelian
Philip Kotler 2003:206 berpendapat tidak ada sebuah iklan atau seorang
penjual pun yang akan mampu meyakinkan seseorang secara persuasif tentang kualitas suatu produk selain teman, keluarga, pelanggan lama atau yang
berpengalaman. Ini mengindikasikan bahwa terjadinya suatu penggunaaan suatu produk kemungkinan besar dipengaruhi oleh orang yang kita percaya. Word of
mouth marketing adalah cara yang dilakukan pelanggan berpengalaman untuk mempengaruhi keputusan pembelian pelanggan lain dengan menginformasikan,
memperkenalkan, menawarkan, serta merekomendasikan produk yang pernah dikonsumsinya. Ini didukung oleh teori yang disampaikan Sumardy, dkk.
2011:67 yang berpendapat bahwa word of mouth marketing itu merupakan suatu
Universitas Sumatera Utara
110
usaha pemasaran, baik yang dilakukan oleh pihak internal perusahaan maupun orang lain di luar perusahaan, yang memicu pelanggan untuk membicarakan,
mempromosikan, merekomendasikan, dan menjual suatu produk kepada pelanggan lain. Tujuan akhirnya adalah seorang pelanggan tidak hanya mampu
membicarakan dan mempromosikan produk yang digunakannya, tetapi juga mampu menjual produk yang pernah dikonsumsinya.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan melalui uji hipotesis secara parsial uji t diketahui bahwa faktor word of mouth marketing memiliki pengaruh
yang positif dan tidak signifikan terhadap keputusan pembelian produk Oriflame pada mahasiswa s-1 reguler Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera
Utara yang dapat dilihat dari nilai signifikan 0,237 0,05 dan nilai t
hitung
1,191 t
tabel
1,98. Hasil ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Purba 2010 yang menyebutkan bahwa word of mouth marketing
berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusaan pembelian Pasta Gigi Pepsodent pada mahasiswa Politeknik Negeri Medan.
Dalam penelitian yang dilakukan, ada banyak hal yang dapat menyebabkan faktor word of mouth marketing berpengaruh tidak signifikan
terhadap keputusan pembelian produk Oriflame pada mahasiswa s-1 reguler Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Distribusi jawaban responden
terhadap variabel word of mouth marketing bisa menyebabkan hasil analisis data penelitian yang diolah dengan menggunakan SPSS versi 16.00 for windows
menjadi berpengaruh tidak signifikan terhadap keputusan pembelian produk Oriflame. Dari tabel distribusi jawaban responden diketahui sebanyak 43,03 dan
Universitas Sumatera Utara
111
47,68 dari total jumlah responden 86 orang memberikan distribusi jawaban negatif KS, TS, dan STS untuk pernyataan 5
Saya merekomendasikan produk Oriflame kepada orang lain
dan pernyataan 6
Saya mendorong orang lain untuk menggunakan produk Oriflame.
Hasil di atas mengindikasikan bahwa para pengguna produk Oriflame, baik pelanggan lama maupun baru, tidak berkontribusi positif dalam proses pemasaran produk
kepada pelanggan lain. Faktor kepuasan adalah salah satu faktor penyebab mengapa hal demikian terjadi. Secara alami, ketika konsumen merasa sangat menikmati kinerja sebuah
produk yang membuat mereka merasa puas dan kemudian dengan keinginan sendiri membuat mereka membagi pengalaman mereka kepada orang lain. Bukan sekedar
membagi, namun mereka juga akan tertarik untuk merekomendasikannya dan mendorong orang lain untuk menggunakan produk tersebut. Maka dari hasil distrbusi jawaban
konsumen, dapat diambil kesimpulan sementara bahwa sebagian besar dari mereka tidak menikmati kinerja produk Oriflame yang mereka pakai sehingga membuat mereka tidak
puas dan kemudian tidak tertarik untuk merekomendasikannya kepada orang lain. Faktor penyebab lainnya adalah produk Oriflame tidak cukup menarik untuk
diperbincangkan apalagi merekomendasikannya kepada orang lain. Barber dan Wallace 2009:19 mengemukakan bahwa produk yang baik dan menarik yang diberikan atau
diciptakan oleh perusahaan sangat efektif untuk mendorong konsumen melakukan pemasaran dari mulut ke mulut kepada orang lain.
4.3.3 Analisis Pengaruh Perceived Quality terhadap Keputusan Pembelian