Kerangka Pemikiran KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Pemikiran

Dari definisi-definisi yang telah dikemukakan sebelumnya pada dasarnya efektifitas merupakan pencerminan hubungan antara fasilitas yang disediakan dan manfaat yang dicapai dari penyediaan fasilitas tersebut. Pengertian ini bermakna bahwa efektifitas suatu pelayanan umum dilakukan berdasarkan pada tujuan penyediaan fasilitas pada lokasi pelayanan. Untuk pencapaian tujuan perlu dilakukan evaluasi terhadap permasalahan dan diperlukan sistem penanganan dalam pencapaian mutu pelayanan pada suatu peyelenggaraan kegiatan tersebut. Dalam hal ini perlu dipertimbangkan sistem penanganan sehubungan dengan faktor-faktor yang berpengaruh tidak efektifnya suatu penyelenggaraan kegiatan Terminal Sarantama. Menurut Demming 1950 dalam Wulandari 1995, penggendalian mutu merupakan rangkaian kegiatan yang berkesinambungan melalui lingkaran plan-do-check-action yang menghasilkan peningkatan aktifitas yang berkesinambungan. Siklus pengendalian terdiri dari empat langkah, yaitu : 1. Perencanaan plan yang meliputi penentuan tujuan dan target, dan penetapan metode untuk pencapaian tujuan. 2. Pelaksanaan do yang meliputi penyertaan pendidikan dan pelatihan, dan pekerjaan. 3. Pemeriksaan check akibat pelaksanaan. 4. Pengambilan tindakan action yang tepat. Djamahaen Purba : Analisis Prioritas faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Fungsi Terminal Sarantama Study Kasus Terminal Sarantama Kota Pematang Siantar, 2008. Pengendalian mutu disini merupakan penyambungan seluruh langkah menjadi sebuah prosedur yang berkelanjutan sehingga melalui perbaikan yang berkesinambungan dapat dihasilkan suatu produk yang memenuhi kebutuhan harapan penggunan jasa layanan. Menurut Ishikawa 1987 dalam Maulana 2000 cara menemukan permasalahan atau penyimpangan dalam penyelenggaraan suatu kegiatan untuk pencapaian mutu. 1. Berdasarkan penyebab, identifikasi permasalahan dengan cara membandingkan seluruh kondisi yang ada dengan standar yang ditetapkan. Penyebab yang memberikan pengaruh cukup besar mendapat prioritas untuk ditangani terlebih dahulu. Pemeriksaan bertujuan memastikan apakah semua fasktor penyebab tersebut dibawah standar yang ditentukan. 2. Identifikasi berdasarkan akibat yang dilakukan dengan mengamati berbagai akibat yang ditimbulkan dari penyelenggaraan. Akibat yang tidak sesuai dengan standar merupakan adanya ketidak sesuaian dengan metode yang telah ditetapkan dalam pelaksanaannya. Akibat ketidak sesuaian tersebut biasanya menyangkut dana yang terbatas. Penggabungan kedua cara diatas dapat memberikan gambaran yang menyeluruh dan dapat memberikan informasi secara lengkap. Selain itu tinjauan antara penyebab dan akibat dapat mempermudah penyusunan langkah perbaikan yang tepat. Sesuai penjelasan landasan teori dan penjelasan diatas dimana efektif dikaitkan dengan kepemimpinan leadership yang menentukan hal-hal yang harus dilakukan, maka dperlukan suatu metode pendukung yaitu analisa keputusan yang merupakan suatu metode yang digunakan oleh pengambil keputusan untuk mengevaluasi semua kriteria yang ada. Saaty 1993 dalam dunia kita yang kompleks, kita terpaksa menanggulangi lebih banyak masalah dibandingkan dengan kesanggupan kita untuk menanganinya. Untuk menangani persoalan Djamahaen Purba : Analisis Prioritas faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Fungsi Terminal Sarantama Study Kasus Terminal Sarantama Kota Pematang Siantar, 2008. sosial, ekonomi dan politik yang tak terstruktur, kita perlu menyusunan tingkat prioritas, menyepakati bahwa dalam jangka pendek, sasaran yang satu lebih penting dari yang lain, dan melakukan pertimbangan tradeoffs demi kepentingan bersama yang besar. Berdasarkan latar belakang penelitian, permasalahan, tujuan serta tinjauan pustaka, maka kerangka pemikiran yang mendasari penelitian ini adalah mencari prioritas penanganan dari berbagai faktor yang mempengaruhi tidak efektifnya fungsi Terminal Sarantama. Analisis terhadap hal tersebut dilakukan dengan menggunakan Proses Hirarki Analitik PHA dengan menyusun sebuah struktur hirarki, dan mengananalisis kapasitas kondisi eksisting dengan metode antrian. Penyusunan hirarki melalui PHA ini digunakan untuk memodelkan suatu sistem yang terdiri dari elemen-elemen yang kompleks. PHA ini menstruktur faktor-faktor yang berpengaruh terhadap suatu masalah dalam bentuk hirarki dengan memakai pertimbangan-pertimbangan untuk menghasilkan bobot relatifnya dengan mengkuantitafkan pendapat para “ahli” atau orang yang mengetahui secara mendalam dan merasakan permasalahan yang terjadi. Pendapat dibandingkan secara berpasangan dengan sekala ukur yang dapat membedakan pendapat serta memiliki keteraturan. Tingkat keakuratan pendapat ditentukan oleh tingkat konsistensi dan kesesuaian. Dari struktur hirarki diatas sasaran merupakan variabel dependent, komponen dan kriteria sebagai variabel Independent yang mempengaruhi sasaran. Pembatasan tiap-tiap elemen secara hirarki menyatakan bahwa setiap elemen yang berada setingkat diatasnya berfungsi sebagai kriteria untuk menaksir pengaruh relatif tiap elemen-elemen ditingkat bawah. Setelah dilakukan pertimbangan terhadap semua elemen dan dihitung prioritas untuk hirarki sebagai suatu keseluruhan holistik. Djamahaen Purba : Analisis Prioritas faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Fungsi Terminal Sarantama Study Kasus Terminal Sarantama Kota Pematang Siantar, 2008.

3.2 Hipotesis Penelitian