Lokasi Penelitian Penyusunan Struktur Hirarki Analisis Pembobotan Otoritas Komponen

4.1 Lokasi Penelitian

Analisis Prioritas Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Efektifitas Terminal Sarantama mengambil studi kasus Terminal Sarantama kota Pematang Siantar, dimana letak lokasi Terminal tersebut tepatnya berada di kelurahan Tanjung Pinggir kecamatan Martoba. Penentuan lokasi dilakukan secara sengaja purposive, dengan pertimbangan Terminal Sarantama adalah prasarana transportasi jalan yang tidak digunakan sesuai dengan fungsinya. Adapun peta lokasi penelitian dapat dilihat pada lampiran III. Waktu penelitian berlangsung dari bulan April sampai dengan Juni 2007 selama kurang lebih 3 bulan.

4.2 Penelitian Penentuan Prioritas PHA

Kerangka pemecahan masalah sangat berguna agar dapat melihat secara jelas langkah-langkah yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan. karena dengan adanya kerangka tersebut maka dapat diketahui arah penelitian dan parameter-parameter apa yang akan digunakan untuk memecahkan masalah tersebut. Bagan alir metode penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.1.

4.2.1 Metode Pengumpulan Data

Identifikasi permasalahan dilakukan dengan pengumpulan data untuk memperoleh gambaran yang lebih baik terhadap penyebab permasalahan, maka diperlukan informasi yang sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian. Dalama pengumpulan data diarahkan untuk mendapatkan data primer dan data sekunder baik yang bersifat kualititatif maupun kuantitatif. Djamahaen Purba : Analisis Prioritas faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Fungsi Terminal Sarantama Study Kasus Terminal Sarantama Kota Pematang Siantar, 2008. C. Data primer mencakup : 3. hasil tinjauan lapangan terhadap kondisi existing Terminal Sarantama, lokasi lokasi pool, kantor-kantor administrasi perusahaan angkutan umum, kondisi jalan, kondisi lalu lintas dan persimpangan menuju lokasi Terminal. 4. hasil penggalian pendapat atau informasi para responden yaitu dengan melakukan wawancara langsung tak terstruktur dengan tanpa kuesioner dan terstruktur dengan kuesioner kepada para pengambil keputusankebijakan dilingkungan pemerintahan kota Pematang Siantar, para pengguna jasa angkutan umum dan para penyedia jasa angkutan umum. Dalam melakukan wawancara langsung untuk mendapatkan data melalui alat kuesioner memerlukan waktu dan situasi yang tepat maka untuk responden komponen operator dan user wawancara langsung umumnya dilakukan ditempat kediaman masing-masing yang umumnya berdomisili diwilayah kota Pematang Siantar dan kabupaten Simalungun, yang sebelumnya dengan melakukan pendekatan dan pendataan oleh team survey. Umumnya untuk para responden adalah masyarakat Kota Pematang Siantar-Simalungun dengan pertimbangan masyarakat pengguna jasa layanan sebagai subyek yang mengetahui permasalahan, merasakan permasalahan dan peduli tentang Terminal Sarantama. D. Data sekunder mencakup : Data atau informasi yang diperoleh dari dinas dan instansi terkait, rujukan yang berupa hasil studi atau penelitian sebelumnya, dan dari tinjauan pustaka yang relevan dengan penelitian ini. melakukan pengamatan lapangan, review hasil dokumen rapat, review studi yang sama di Terminal Amplas dan permasalahan didaerah lain, dan tinjauan pustaka. Djamahaen Purba : Analisis Prioritas faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Fungsi Terminal Sarantama Study Kasus Terminal Sarantama Kota Pematang Siantar, 2008.

4.2.2 Metode Pemilihan Responden

Pemilihan responden dalam AHP dilakukan berdasarkan teknik purposive sampling dengan pertimbangan bahwa responden adalah pelaku yang mempunyai sense tentang Terminal Sarantama dan permasalahannya, merasakan akibat suatu masalah atau punya kepentingan terhadap masalah tersebut. Khusus untuk pemilihan responden user dan operator sebagai pengguna jasa layanan jumlahnya ditentukan, yang artinya jumlah responden yang terpilih dapat mewakili keseluruhan pengguna jasa layanan yang lain yang dalam hal ini melihat dan merasakan akibat dari suatu permasalahan yang terjadi. Adapun penentuan jumlah responden yang terpilih tersebut dalam penelitian ini menggunakan pendekatan Pearmain dan Swanson 1990 dalam renward 2006, menyatakan bahwa jumlah sampel minimum yang dapat digunakan untuk survey stated preference adalah 30 buah dan dianjurkan jumlah sampel yang diambil 75 – 100 sampel agar hasilnya tepat. C. Untuk kebutuhan analisis prioritas yang mempengaruhi penilaian kriteria-kriteria dari masing- masing komponen yang dalam hal ini sebagai subyeknya adalah komponen regulator, diwakili oleh : 4. Dinas Perhubungan Kota Pematang Siantar berjulah 4 orang : Kepala Dinas Perhubungan, Kasubdis Lalu-lintas dan Angkutan, Kasie. Angkutan dan Kasie. Terminal. 5. BAPEDA Kota Pematang Siantar berjumlah 3 orang : Kepala BAPEDA, Seketaris BAPEDA dan Kasie Bidang Perhubungan. Djamahaen Purba : Analisis Prioritas faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Fungsi Terminal Sarantama Study Kasus Terminal Sarantama Kota Pematang Siantar, 2008. 6. Dinas Perhubungan Propinsi Sumatera Utara berjumlah 4 orang : Kepala Dinas Perhubungan, Kasubdis Lalu-lintas dan Angkutan, Kasie Angkutan dan Kasie Terminal. D. Untuk kebutuhan analisis prioritas penilaian banyak kriteria dari faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas fungsi Terminal Sarantama yang dalam hal ini sebagai subyeknya adalah komponen regulator, operator dan user, yang diwakili oleh : 5. Dinas perhubungan kota Pematang Siantar, diwakili Kepala Dinas Perhubungan Kota Pematang Siantar, Kepala Sub Dinas Lalu-lintas dan Angkutan, Kepala Seksi Angkutan dan Kepala Seksi Terminal. 6. BAPEDA Kota Pematang Siantar, diwakili Kepala BAPEDA, Seketaris BAPEDA dan Kepala Seksi Bidang Perhubungan. 7. Komponen operator, diwakili oleh pengusaha dan pengemudi dengan jumlah responden 30 orang, yang terdiri dari : c. Bus besar dengan trayek AKAP PT.ALS, CV.BINTANG UTARA dan CV.INTRA berjumlah 5 orang. d. Bus besar, 34 dengan trayek AKDP, ANGDES dan Angkutan kota berjumlah 25 orang. 8. Komponen user berjumlah 53 orang, yang terdiri dari pengguna jasa angkutan umum yang berada dilokasi pool, kantor administrasi perusahaan angkutan dan didalam Terminal. Djamahaen Purba : Analisis Prioritas faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Fungsi Terminal Sarantama Study Kasus Terminal Sarantama Kota Pematang Siantar, 2008.

4.2.3 Metode Pengolahan Data dan Analisis Data

Analisis prioritas faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas fungsi Terminal Sarantama berdasarkan banyak kriteria penilaian dianalisis dengan menggunakan motode Proseses Hierarki Analitik PHA. PHA Berdasarkan kerangka kerja PHA, penelitian ini diawali dengan pengumpulan data dan informasi yang digunakan untuk menyusun struktur hirarki. Struktur hirarki disusun sesuai dengan kebutuhan dan didasarkan pada pembobotan pengaruh kepentingan masing-masing komponen terhadap penilaian kriteria-kriteria efektifitas fungsi Terminal Sarantama. Dalam PHA, penetapan prioritas faktor-faktor untuk pengambilan keputusan dilakukan dengan menebar kuesioner untuk menangkap secara rasional persepsi orang, kemudian mengkonversi faktor-faktor yang intangible yang tak terukur kedalam ukuran yang biasa, sehingga dapat dibandingkan. Data yang diperoleh dari responden kemudian diproses dengan menggunakan program Expert Choice Version 9.0. Hasil pengolahan kemudian dianalisis dan disajikan dalam bentuk uraian, gambar atau tabel. Kerangka kerja Proses Hirarki Analitik PHA terdiri dari beberapa langkah utama, adapun penjabaran dari setiap langkah adalah sebagai berikut : 8. Mendefinisikan persoalan dan merinci permasalahan yang diinginkan, Tidak terdapat prosedur yang pasti untuk mengidentifikasi komponen-komponen sistem, seperti tujuan, kriteria dan aktifitas- aktifitas yang akan dilibatkan dalam suatu sistem hirarki. Yang menjadi perhatian utama adalah pemilihan tujuan, kriteria dan aktifitas yang membentuk sistem hirarki. Identifikasi sistem, yaitu mengidentifikasi permasalahan dan menentukan solusi yang diinginkan. Identifikasi sistem dilakukan dengan cara mempelajari beberapa rujukan untuk memperkaya ide atau berdiskusi dengan orang yang menguasai permasalahan untuk menetapkan konsep yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi. Djamahaen Purba : Analisis Prioritas faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Fungsi Terminal Sarantama Study Kasus Terminal Sarantama Kota Pematang Siantar, 2008. Pendekatan analisis dengan menggunakan AHP disini adalah dalam kerangka menyeluruh holistik terhadap prioritas faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas fungsi Terminal Sarantama. Pemecahan masalah dan solusi yang diinginkan yaitu untuk mendapatkan faktor prioritas yang mempengaruhi efektifitas fungsi Terminal Sarantama, maka dilakukan penyusunan pohon keputusan atau hirarki kriteria penilaian efektifitas Terminal yang mengaplikasikan metode pendekatan tersebut. Dari identifikasi permasalahan diatas maka sebelum menentukan berbagai kriteria penilaian sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas fungsi Terminal Sarantama ditetapkan terlebih dahulu komponen-komponen yang berinteraksi dalam sistem Terminal di Kota Pematang Siantar. Adapun komponen tersebut adalah ; 4. Mini bus angkutan kota ANGKOT. 5. Becak bermotor BETOR 6. .Bus angkutan pedesaan ANGDES. 7. Bus angkutan antar kota dalam propinsi AKDP. 8. Bus angkutatan kota antar propinsi AKAP. Informasi yang diperoleh dari survei pendahuluan data primer dan sekunder bahwa faktor- faktor yang mempengaruhi efektifitas fungsi Terminal ditinjau dari lima keriteria, yaitu : 6. Tingkat pelayanan jalan 7. Aksessibilitas 8. Kenyamanan Terminal 9. Keamanan Terminal 10. Fasilitas dan Manajemen Terminal Djamahaen Purba : Analisis Prioritas faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Fungsi Terminal Sarantama Study Kasus Terminal Sarantama Kota Pematang Siantar, 2008. 9. Membuat struktur hirarki dari sudut pandang secara menyeluruh, dalam penyusunan hirarki atau struktur keputusan dilakukan dengan mengelompokkan elemen-elemen sistem kedalam suatu abstraksi sistem hirarki keputusan atau hirarki kriteria penilaian efektifitas Terminal Sarantama. 10. Komparasi berpasangan, penentuan tingkat kepentingan pada setiap tingkat hirarki atas pendapat dilakukan dengan teknik komparasi berpasangan pairwise comparison. Teknik komparasi berpasangan yang digunakan dalam AHP dilakukan dengan cara membandingkan antara elemen satu dengan elemen yang lainnya dalam satu tingkat hirarki secara berpasangan sehingga diperoleh nilai kepentingan dari masing-masing elemen. Penilaian dilakukan dengan memberikan bobot numerik pada setiap elemen yang dibandingkan dengan hasil wawancara langsung dengan para responden. Untuk mengkuantitatifkan data yang bersifat kualitatif tersebut digunakan Skala Banding Secara Berpasangan yang dikembangkan oleh Saaty sperti pada Tabel 2.1 berikut. 11. Menyusun matrik pendapat individu, formulasinya dapat disajikan sebagai berikut : Dalam hal ini C1, C2, …. Cn adalah set elemen pada satu tingkat dalam hirarki. Kuantifikasi pendapat dari hasil perbandingan berpasangan membentuk matriks n x n, dengan perolehan judgement seluruhnya sebanyak n x [n-12] buah. Nilai a i - j merupakan nilai matriks pendapat hasil perbandingan yang mencerminkan nilai kepentingan Ci terhadap Cj. 12. Pengolahan data matriks pendapat individu, yaitu penentuan prioritas pendapat individu pada level pohon keputusan atau level hirarki dan menguji konsistensinya, yaitu ; Djamahaen Purba : Analisis Prioritas faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Fungsi Terminal Sarantama Study Kasus Terminal Sarantama Kota Pematang Siantar, 2008. a. Menghitung vektor prioritas pendapat individu. b. Menghitung nilai eigen value maksimum. c. Menghitung Indeks Konsistensi. d. Menghitung Rasio Konsistensi. 13. Mengulangi langkah 4 dan 5 dan di rata-ratakan untuk semua level hirarki. 14. Penilaian bobot prioritas lokal kriteria, dengan melakukan analisis tahapan satu sampai dengan tujuh dalam kerangka kerja PHA diperoleh bobot nilai rata-rata tingkat kepentingan masing-masing komponen dan nilai bobot masing-masing kriteria dari penilaian masing-masing komponen. Kemudian bobot otoritas masing-masing komponen tersebut dikalikan dengan bobot prioritas kriteria-kriteria yang kemudian diperoleh bobot prioritas lokal kriteria berdasarkan kepentingan komponen. Untuk mempermudah menganalisis data dan sebagai kontrol, maka data-data yang ada diolah dengan menggunakan bantuan komputer dengan program Expert Choice versi 9.5.

4.3 Penelitian Kapasitas Ruang Parkir Model Antrian

Dengan mengacu kepada maksud dan tujuan, ruang lingkup serta sasaran maka metodelogi analisis komponen yang berinteraksi terhadap prasarana dalam hal ini terhadap kapasitas Terminal dengan model antrian, yaitu ; 1. Pengumpulan data sekunder 2. Pengumpulan data primer Djamahaen Purba : Analisis Prioritas faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Fungsi Terminal Sarantama Study Kasus Terminal Sarantama Kota Pematang Siantar, 2008. 3. Uji kecukupan data 4. Uji distribusi poisson 5. Analisis kapasitas Terminal dengan model antrian Rangkaian kegiatan penentuan tersebut untuk selanjutnya membentuk suatu kerangka logis yang menggambarkan bagaimana proses kegiatan penelitian dari awal sampai akhir.

4.3.1 Metode Pengumpulan Data

A. Data Sekunder 1. Gambar Terminal Sarantama beserta luasnya 2. Data teknis karakteristik Terminal Sarantama 3. Data trayek kenderaan di Terminal Sarantama B. Data Primer Data primer dikumpulkan dari hasil survei lapangan, yaitu survei lalu-lintas diluar Terminal Sarantama yang kemudian di bawa ke Terminal Sarantama. Jenis bus yang disurvei adalah bus AKDP, pemilihan tersebut berdasarkan hasil analisis persepsi stakeholder operator, user dan operator terhadap komponen yang paling mempengaruhi masuknya bus angkutan lain kedalam lokasi Terminal. Beberapa survei yang dilakukan dalam pengumpulan data primer adalah sebagai berkut : 1. Survei inventarisasi karakteristi Terminal, Survei ini bertujuan untuk mengumpulkan data mengenai karakteristik luasan Terminal pada kondisi eksisting. Teknik pelaksanaan antara lain dengan mencatat semua karakteristik dan fasilitaskelengkapan Terminal pada formulir survei yang telah dibuat. Djamahaen Purba : Analisis Prioritas faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Fungsi Terminal Sarantama Study Kasus Terminal Sarantama Kota Pematang Siantar, 2008. 2. Survei tingkat kedatangan kenderaan pada 12 lokasi, survei ini bertujuan untuk menggumpulkan data tingkat kedatangan kenderaan yang mana pelaksanaannya antara lain : a. Menentukan waktunya, selama 2 dua hari yaitu satu hari yang mewakili kondisi hari sibuk sabtu dan satu hari yang mewakili hari tidak sibuk rabu dengan periode waktu pengamatan 12 jam jam 6.00 sd 18.00. b. Dibutuhkan 17 belas orang pada masing-masing : 2 org.5 = 10 org. lokasi Terminal bayanganagen-agen pinggir jalan dan 1 org.7 = 7 org. pada poolkantor administrasi merek bus angkutan yang dijadikan tempat pemberhentian dan keberangkatan penumpang. Tugas surveyor adalah mencatat jumlah kenderaan yang datang dan keluar dengan memperhatikan waktu atau periode pergantian waktu. Pergantian waktu untuk pengisisn formulir dilakukan setiap 15 lima belas menit sekali selama 12 belas jam. c. Posisi surveyor berada pada satu titik tiap lokasi pintu masuk-keluar lokasi untuk poolkantor administrasi perusahaan dan untuk lokasi Termimal bayangan posisi pada dua titik dua arah. 3. Survey waktu pelayanan kenderaan dari Terminal Survey ini bertujuan untuk mengumpulkan data waktu pelayanan masing-masing kenderaan yang dilakukan pada 14 merek perusahaan bus AKDP pada lokasi pemberhentian dan keberangkatan. Dibutuhkan waktu dua hari pada sabtu dan rabu, waktu pengamatan 12 jam 6.00 sd 12.00 dan dibutuhkan 14 personil pada masing- masing lokasi. Djamahaen Purba : Analisis Prioritas faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Fungsi Terminal Sarantama Study Kasus Terminal Sarantama Kota Pematang Siantar, 2008. Penentuan hari dan periode tersebut adalah didasari informasi data dari para mandor bus pada 14 merek perusahaan bus AKDP. Disamping pertimbangan diatas faktor lain yang juga menentukan adalah pertimbangan biaya, tenaga dan waktu yang terbatas. Adapun data yang diperoleh terhadap tinjauan 12 lokasi kedatangan dan pemberhentian pada 2 hari dan waktu yang sama adalah sebagai berikut : 1. Data tingkat kedatangan dan keberangkatan bus AKDP pada 14 lokasi pengamatan. 2. Data jumlah kenderaan pada 14 lokasi. 3. Data waktu kebutuhan rata-rata pelayanan pada 14 lokasi 4.3.2 Metode Pengolahan Data A. Pengolahan Data Hasil Survei Inventarisasi Karakteristik Terminal Data hasil survei inventarisasi karakteristik Terminal disajikan dalam bentuk tabel berupa karakteristik fisik fasilitas Terminal dan luasan Terminal m2 untuk dievaluasi dengan melihat standarisasi dari Direktorat Jenderal Perhubunga n Darat. B. Metode Uji Kecukupan Data Metode ini digunakan untuk menguji kecukupan data sampel yang diambil dari standar eror harga rata-rata standart error of the mean sebelum dilakukan analisa. Rumus yang digunakan untuk menguji kecukupan data sampel yang dinyatakan dengan penurunan rumus sebagai berikut : Djamahaen Purba : Analisis Prioritas faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Fungsi Terminal Sarantama Study Kasus Terminal Sarantama Kota Pematang Siantar, 2008. Secara definisi hal ini dinyatakan sebagai “the root mean square deviation of the observed reading from their average” dengan rumus : Djamahaen Purba : Analisis Prioritas faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Fungsi Terminal Sarantama Study Kasus Terminal Sarantama Kota Pematang Siantar, 2008. Guna menetapkan berapa jumlah N dari sampel yang diambil N’ maka diputuskan terlebih dahulu tingkat kepercayaan confidence level dan derajat ketelitian degree of accuracy pada pengukuran ini. Untuk hal tersebut maka ditentukan bahwa untuk pengukuran banyaknya data sampel yang diobservasi menggunakan tingkat kepercayaan 95 dan derajat ketelitian 10 . Yang berarti bahwa sekurang-kurangnya 95 dari 100 data sampel yang diobservasi tidak akan mempunyai penyimpangan 10 . Dengan demikian maka rumus diatas tersebut dapat ditulis sebagai berikut : Djamahaen Purba : Analisis Prioritas faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Fungsi Terminal Sarantama Study Kasus Terminal Sarantama Kota Pematang Siantar, 2008. E. Pengolahan Data Kedatangan dan Waktu Pelayanan Kenderaan 1. Tingkat kedatangan kenderaan di Terminal Tingkat kedatangan adalah jumlah kenderaan yang sampai pada jalur menuju Terminal pada waktu tertentu, dimana kenderaan tersebut mulai bergabung dengan kenderaan lain yang antri pada Terminal. Kedatangan yang dihitung adalah jumlah kedatangan kenderaan sewaktu survai persatuan waktu tertentu. Data kedatangan yang diperoleh akan dibuat suatu bentuk distribusi kedatangan kenderaan dengan interval kelas dan jumlah kelas tertentu. Jika kenderaan-kenderaan yang datang pada fasilitas pelayanan mempunyai kemungkinan random atau acak, maka pada n kedatangan kenderaan Djamahaen Purba : Analisis Prioritas faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Fungsi Terminal Sarantama Study Kasus Terminal Sarantama Kota Pematang Siantar, 2008. memberikan suatu waktu interval t. Untuk jumlah kelas n ditentukan oleh periode waktu kedatangan yang direncanakan dengan pertimbangan arus lalu-lintas pada jam sibuk. 2. Tingkat keberangkatan kenderaan di Terminal Tingkat keberangkatan kenderaan adalah jumlah kenderaan yang keluar dari lokasi menuju lokasi tujuan pada periode waktu tertentu, yang dihitung adalah jumlah keberangkatan kenderaan selama selama waktu survai persatuan waktu tertentu. Data keberangkatan yang diperoleh akan dibuat suatu bentuk distribusi keberangkatan kenderaan dengan interval kelas dan jumlah kelas tertentu. Jika kenderaan-kenderaan yang berangkat pada fasilitas pelayanan mempunyai kemungkinan random atau acak, maka pada n keberangkatan kenderaan memberikan suatu waktu interval t. Untuk jumlah kelas n ditentukan oleh periode waktu keberangkatan yang direncanakan dengan pertimbangan arus lalu-lintas pada jam sibuk. 3. Tingkat pelayanan kenderaan dari Terminal Distribusi frekwensi waktu pelayanan merupakan distribusi frekwensi lama pelayanan terhadap kenderaan pada saat menunggu penumpang. Lama pelayanan ini diketahui dari selisih waktu keberangkatan kenderaan yang sebelumnya. Tentunya lama pelayanan ini akan berbeda untuk tiap- tiap kenderaan, atau barangkali lama pelayanan sama dengan antara kenderaan yang satu dengan yang lain. Untuk itu pada tabel distribusi frekwensi waktu pelayanan akan disajikan jumlah kenderaan yang dilayani dalam interval waktu tertentu. Untuk mengetahui suatu data pelayanan mempunyai pola distribusi tertentu, maka diperlukan suatu metode pendekat dalam penyusunan tabel distribusi. Pendekatan-pendekatan untuk menyusun tabel distrinusi waktu pelayanan yang dimaksud adalah sebagai berikut : Djamahaen Purba : Analisis Prioritas faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Fungsi Terminal Sarantama Study Kasus Terminal Sarantama Kota Pematang Siantar, 2008. a. Penentuan jumlah kelas, dalam penentuan jumlah kelas tidak boleh terlalu banyak atau terlalu sedikit. b. Penentuan rentang, rentang kelas adalah data yang bernilai terbesar dikurangi dengan data yang bernilai terkecil. c. Penentuan panjang kelas, panjang kelas kira-kira ditentukan dengan membagi rentang dengan jumlah kelas. Harga P diambil sesuai dengan ketelitian satuan data yang digunakan. Jika data berbentuk satuan, diambil harga P teliti sampai satuan. Data yang telah terkumpul selanjutnya dilakukan rekapitulasi pada tabel distribusi frekwensi waktu pelayanan dan dengan demikian jumlah kenderaan yang akan dilayani dalam interval waktu tertentu akan diketahui. 4. Pengujian kecocokan distribusi sampel dengan distribusi teoritis test of goodness of fit Pada uraian sebelumnya diketahui bahwa ada dua jenis distribusi frekwensi, yakni, distribusi frekwensi hasil pengamatan dan distribusi hasil pemodelan yang secara teoritis dapat diterima akal. Kedua distribusi frekwensi tersebut mempunyai hubungan dimana distribusi teoritis dapat dijadikan sebagai dasar untuk menyatakan dapat atau tidak diterimanya suatu distribusi dari hasil pengamatan secara ilmiah. Kedua distribusi tersebut berbeda- beda antara yang satu dengan yang lain. Untuk mengetahui besarnya perbedaan tersebut diperlukan suatu pengujian apakah perbedaan tersebut masih dapat diterima atau ditolak pada taraf tingkat keyakinan tertentu. Uji sebagaimana yang dimaksud sering disebut dengan uji kecocokan test of goodnees of fit. Untuk mengetahui cocok tidaknya antara distribusi frekwensi hasil pengamatan dengan hasil model-model yang telah dikembangkan, K. Pearson memperkirakan kecocokan tersebut dengan pendekatan Chi-Kuadrat. Selanjutnya jumlah Chi-Kuadrat digunakan Djamahaen Purba : Analisis Prioritas faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Fungsi Terminal Sarantama Study Kasus Terminal Sarantama Kota Pematang Siantar, 2008. untuk mengetahui apakah distribusi frekwensi hasil pengamatan dan distribusi frekwensi teoritis cocok atau tidak. 5. Pengujian distribusi kedatangan Dengan menggunakan metode chi-kuadrat test Chi-square goodness of fit test langkah- langkah yang dilakukan dalam uji Chi-squqre goodness of fit test sebagai berikut ; 1. Ho = distribusi kedatangankeberangkatan kenderaan mengikuti distribusi poisson. Ho = distribusi kedatangankeberangkatan kenderaan tidak mengikuti distribusi poisson. 2. Menentukan taraf signifikansi α sebesar 95 , derajat kebebasan dk = k-2, dimana k adalah jumlah kelas interval. 3. Menentukan Probabilitas Poisson pn kemungkinan terjadinya kedatangan 0, 1, 2 dan seterusnya. 4. Menghitung frekwensi teoritis poisson e1 Djamahaen Purba : Analisis Prioritas faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Fungsi Terminal Sarantama Study Kasus Terminal Sarantama Kota Pematang Siantar, 2008. F. Analisis Kinerja Terminal Kinerja Terminal ditentukan oleh tingkat kedatangan dan jenis pelayanan yang diberikan. Sesuai dengan tingkat kecocokan analisis digunakan metode antrian model MMS11. Dengan model ini dua atau lebih individu dapat dilayani pada waktu bersamaan oleh fasilitas-fasilitas pelayanan yang berlainan. Djamahaen Purba : Analisis Prioritas faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Fungsi Terminal Sarantama Study Kasus Terminal Sarantama Kota Pematang Siantar, 2008. Djamahaen Purba : Analisis Prioritas faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Fungsi Terminal Sarantama Study Kasus Terminal Sarantama Kota Pematang Siantar, 2008. BAB V Gambar 4.1 Bagan Alir Penelitian Penentuan Prioritas Djamahaen Purba : Analisis Prioritas faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Fungsi Terminal Sarantama Study Kasus Terminal Sarantama Kota Pematang Siantar, 2008. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Umum

5.1.1 Kondisi Geografis

Kota Pematangsiantar yang secara geografis terletak pada garis antara 03 01’ 09” – 02 54’ 40” LU dan 99 6’ 22” – 99 01’ 10” BT, berada di tengah-tengah wilayah Kabupaten Simalungun dan berada dijalur tengah Propinsi Sumatera Utara dengan ketinggian 400 meter di atas permukaan laut. Memiliki luas 79,971 Km 2 dengan pembagian wilayah terdiri dari 6 kecamatan dan 43 kelurahan. Hal tersebut memberikan peluang untuk menjadi kota dengan tingkat pelayanan kota efektif bagi wilayah sekitar dalam mengumpulkan komoditas dan menyebarkan barang untuk wilayah tengah Sumatera Utara.

5.1.2 Kondisi Topograpi

Jika dilihat topograpinya, Kota Pematang Siantar relatif landai dan bergelombang. Kondisi ini sangat sesuai untuk pengembangan berbagai jenis kegiatan budidaya, baik budidaya pertanian maupun kegiatan perkotaan industri, perdagangan, jasa-jasa serta perumahan.

5.2 Kondisi Transportasi

5.2.1 Sistem Pergerakan

Djamahaen Purba : Analisis Prioritas faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Fungsi Terminal Sarantama Study Kasus Terminal Sarantama Kota Pematang Siantar, 2008. Sistem jaringan pergerakan merupakan elemen yang turut membentuk struktur tata ruang kota karena berperan dalam menghubungkan pusat-pusat pelayanan dan satuan kegiatan kota. Berdasarkan data Dinas Perhubungan Kota Pematang Siantar menyebutkan sistem jaringan menurut fungsi jalan di Kota Pematang Siantar sebagai berikut : 1. Jalan arteri primer, meliputi jalan Medan, jalan lingkar luar Martoba melewati lahan Eks- HGU, jalan lingkar luar Marihat dan jalan Parapat. 2. Jalan arteri sekunder, meliputi jalan Medan sebagian, jalan Merdeka, jalan Sutomo, jalan Gereja dan jalan Parapat sebagian. 3. Jalan kolektor, meliputi seluruh ruas jalan yang menghubungkan jalan arteri dengan pusat- pusat kegiatan. 4. Jalan lokal, mencakup ruas jalan di zona permukiman.

5.2.2 Simpul Transportasi

Berdasarkan data Dinas Perhubungan Kota Pematang Siantar menyebutkan simpul transportasi di Kota Pematang Siantar sebagai berikut : a. Terminal angkutan umum antar kota dan internal kota Terminal Sarantama berlokasi di Tanjung Pinggir yang melayani pergerakan regional. b. Terminal angkutan kota direncanakan di lokasi Pasar Dwikora dan Siantar Marihat. c. Penyediaan sub Terminal di area Stasiun Kereta Api. d. Penyediaan halte di Kawasan Pusat Kota. Djamahaen Purba : Analisis Prioritas faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Fungsi Terminal Sarantama Study Kasus Terminal Sarantama Kota Pematang Siantar, 2008.

5.2.3 Route Angkutan Umum

Berdasarkan data dari Dinas Perhubungan Kota Pematang Siantar, pada tahun 2005 terdapat 50 perusahaan angkutan dengan 2103 kenderaan yang melayani 211 trayek di seluruh wilayah Kota Pematang Siantar. Dilihat dari trayek yang melayani angkutan penumpang, di Kota Pematang Siantar terdapat 20 trayek Angkutan Antar Kota Antar Propinsi AKAP yang dilayani oleh 12 perusahaan angkutan dengan 27 armada kenderaan. Trayek AKAP ini melayani dari kota Medan – kota Pematang Siantar jalur lintas tengah - sampai kota yogyakarta. Angkutan Kota Dalam Pripinsi AKDP di kota Pematang Siantar melayani 31 trayek dengan 14 perusahaan angkutan yang mengoperasikan 102 kenderaan dengan berbagai tipe dan kondisi. Angkutan kota di wilayah kota Pematang Siantar dan angkutan pedesaan ANGDES melayani 160 trayek dengan 24 perusahaan yang mengoperasikan 2001 kenderaan dengan berbagai tipe dan kondisi, Tabel 5.1.

5.2.4 Terminal Sarantama dalam Sistem Jaringan Transportasi Kota Pematang Siantar

Terminal Sarantama adalah Terminal tipe A, dalam sistem jaringan transportasi perkotaan Kota Pematang Siantar berada di kawasan pusat kegiatan sekunder di Kecamatan Martoba, Kelurahan Tanjung Pinggir yang posisinya diantara jalan arteri primer lintas tengah dan arteri sekunder, yang Djamahaen Purba : Analisis Prioritas faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Fungsi Terminal Sarantama Study Kasus Terminal Sarantama Kota Pematang Siantar, 2008. mana penentuan lokasi tersebut sesuai dengan rencana tata ruang kota yang salah satunya bertujuan untuk mengatasi kepadatan lalu-lintas pada pusat kegiatan primer dan pengembangan pusat kegiatan sekunder. Sedangkan karakteristik Terminal dibagi 4 bagian yang terpisah, dalam arti masing-masing bagian mempunyai pintu masuk dan keluar sendiri, yaitu bagian I Terminal untuk bus angkutan Antar Kota Antar Propinsi AKAP, bagian II Terminal untuk bus Angkutan Antar Kota Dalam Propinsi AKDP, bagian III Angkutan Desa ANGDES dan Angkutan Kota ANGKOT dan bagian IV untuk Terminal Taksi, dimana luas keseluruhan area parkir 8035.15 m2 dengan luas parkir AKAP 1258.00 m2 + luas parkir AKDP 3288.00 m2 + luas parkir ANGDES - ANGKOT 2958.15 m2 + luas parkir Taksi 491.40 m2. Jalan aksess masuk internal Terminal untuk AKAP dan AKDP lebar badan jalan 12 m’ dan ANGDES - ANGKOT - Taksi lebar badan jalan 7 m’. Sebagai jalan aksess dari ke Terminal terdapat ruas jalan AMD disebelah depan pintu masuk – keluar dengan lebar 14 m’ dan pengaturan arus lalu lintas sistem dua arah. Sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang Kota Pematang Siantar kawasan sekitar Terminal Sarantama akan dipergunakan sebagai pusat kegiatan sekunder pusat pendidikan, industri, rekreasi, permukiman dan pertanian yang mana pada saat ini kondisi kawasan tersebut masih belum berkembang dapat dikatakan masih sepi.

5.3 Analisis Kriteria Efektifitas

Sebelum dilakukan analisis pembobotan terhadap kriteria yang mempengaruhi efektifitas fungsi Terminal terlebih dahulu dilakukan analisis kondisi lokasi penelitian yang disesuaikan penilaian kriteria yang diperoleh dari tinjauan pustaka serta diperkuat dengan peninjauan lapangan dokumentasi dan kriteria yang menjadi instrument wawancara pada formulir wawancara. Kondisi yang dimaksud adalah sebagai berikut : Djamahaen Purba : Analisis Prioritas faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Fungsi Terminal Sarantama Study Kasus Terminal Sarantama Kota Pematang Siantar, 2008.

5.3.1 Tingkat Pelayanan Jalan

Kinerja jaringan jalan sekitar Terminal dilihat dari data pelayanan operasioanal ruas jalan Tabel 5.2 menuju lokasi Terminal : ruas jalan Medan arah Medan dan jalan Rakutta Sembiring arah parapat menunjukkan angka yang cukup baik yaitu dari nilai perbandingan volume perkapasitasnya. Namun dari pengamatan dilapangan disekitar persimpangan sering terjadi kemacetan, hal ini diakibatkan : oleh adanya kenderaan angkutan umum yang menaikkan dan menurunkan penumpang pada persimpangan tersebut, tidak adanya pengaturan lalulintas pada dua persimpangan tersebut dan eksisting geometrik persimpangan yang kurang menguntungkan untuk manuver bus angkutan umum. Kondisi ini adalah salah satu penilaian yang mempengaruhi efektifitas fungsi Terminal Sarantama, kondisi dapat dilihat pada Gambar Lampiran IV.

5.3.2 Aksessibilitas

Djamahaen Purba : Analisis Prioritas faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Fungsi Terminal Sarantama Study Kasus Terminal Sarantama Kota Pematang Siantar, 2008. Berdasarkan data Dinas Perhubungan Kota Pematang Siantar dan pengamatan kondisi lapangan menjelaskan telah diaturnya sistem pergerakan angkutan dalam kota, yang antara lain : 1. Penyediaan bus kota dan angkot sebagai moda angkutan umum Kota Pematang Siantar. 2. Trayek bus kota diarahkan melayani Kawasan Pusat Kota. 3. Trayek ANGKOT diarahkan melayani fasilitas-fasilitas primer dan sekunder yaitu pasar, Terminal, lokasi perkantoran, pendidikan, industri dan lokasi wisata. 4. Pengaturan trayek angkutan umum yang mempertimbangkan biaya dan waktu perjalanan yang mana dalam perencanaan trayek angkutan umum semua nilai waktu di minimumkan sehingga menghasilkan aksessibilitas yang merata ke semua lokasi. Dari penjelasan diatas bahwa lokasi Terminal terhadap aksessibilitas telah diatasi, dari pengamatan kondisi lapangan pengaturan tata letak parkir ANGKOT dan bus AKDP berjauhan, tidak adanya petunjuk dan fasilitas informasi dan sedikitnya jumlah ANGKOT yang masuk kedalam Terminal Sarantama yang semuanya berakibat tidak tercapainya kemudahan untuk melakukan perpindahan yang atau melanjutkan perjalanan yang aman dan nyaman dan hal tersebut merupakan salah satu penilaian yang mempengaruhi efektifitas fungsi Terminal Sarantama, kondisi dapat dilihat pada Gambarr Lampiran IV.

5.3.3 Fasilitas dan Manajemen Terminal

Ketersediaan fasilitas dalam suatu Terminal dimaksudkan adalah sesuatu yang diberikan dalam hal ini fasilitas yang tersedia yang dapat memberikan pelayanan kepada angkutan umum penumpang, penumpang dan calon penumpang saat tiba dan menunggu atau berangkat dan hal ini merupakan sangat menentukan dalam penentuan efektifitas suatu Terminal. Terminal Sarantama sebagai salah satu Terminal tipe A di kota Pematang Siantar harusnya memenuhi standar Djamahaen Purba : Analisis Prioritas faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Fungsi Terminal Sarantama Study Kasus Terminal Sarantama Kota Pematang Siantar, 2008. sebagai tipe A, namun kenyataan dilapangan banyak fasilitas yang tidak difungsikan dan pengaturan dalam operasinya terkesan tanpa dilakukan dengan baik, dimana hal ini salah satu penyebab tidak efektifnya fungsi Terminal Sarantama, kondisi dapat dilihat pada Tabel 5.3 dan Gambar Lampiran IV.

5.3.4 Keamanan Terminal

Kondisi keamanan penumpang atau calon penumpang dan pengemudi pada saat berada didalam Terminal adalah satu penilaian yang mempengaruhi tercapainya tujuan atau sasaran penyelenggaan Terminal Sarantama yang efektif. Kondisi keamanan Terminal Sarantama berdasarkan informasi dari data yang diperoleh dari instansi POLSEK Martoba Tabel 5.4 bahwa belum pernah terjadi tindak kriminal tapi melihat kondisi lingkungan sekitar Terminal Sarantama yang sepi diduga membuat para pengguna jasa layanan merasa takut untuk masuk kedalam Terminal, kondisi sekitar Terminal pada Gambar Lampiran IV.

5.3.5 Kenyamanan Lingkungan

Kenyamanan lingkungan Terminal Sarantama ditinjau dari kebersihan, dan polusi masih dalam keaadan baik dan kondisi ini akibat belum beroperasi maksimalnya Termianl. Berdasarkan pendapat penumpang yang menganut agama islam melalui wawancara tak terstruktur mengatakan kalau bisa posisi rumah makankantin khas batak ditempatkan khusus karena hal tersebut mengganggu. Artinya kondisi kenyamanan lingkungan dalam pelayanan kepada pengguna jasa mempengaruhi tujuan dan sasaran Terminal yang efektif. Djamahaen Purba : Analisis Prioritas faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Fungsi Terminal Sarantama Study Kasus Terminal Sarantama Kota Pematang Siantar, 2008. Tabel 5.3 Penilaian Fasilitas Utama dan Pendukung Terminal Sarantama Djamahaen Purba : Analisis Prioritas faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Fungsi Terminal Sarantama Study Kasus Terminal Sarantama Kota Pematang Siantar, 2008.

5.4 Penyusunan Struktur Hirarki

Djamahaen Purba : Analisis Prioritas faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Fungsi Terminal Sarantama Study Kasus Terminal Sarantama Kota Pematang Siantar, 2008. Dari hasil Identifikasi permasalahan atau pengumpulan dan pengolahan data untuk melakukan analisis penentuan prioritas faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas Terminal Sarantama dengan Proses Hirarki Analitik PHA maka terlebih dahulu dilakukan penyususnan struktur pohon keputusan dengan melakukan dekomposisi dari permasalahan yang ada, Gambar 5.1.

5.5 Analisis Pembobotan Otoritas Komponen

Gambar 5.1 Hirarki Kriteria Penilaian Efektifitas Terminal Sarantama Djamahaen Purba : Analisis Prioritas faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Fungsi Terminal Sarantama Study Kasus Terminal Sarantama Kota Pematang Siantar, 2008. Dengan metoda PHA pembobotan otoritas masing-masing komponen dilakukan dengan menganalisis data kuantitatif dari hasil jawaban wawancara dengan pemerintah regulator dengan alat kuesioner sebagaimana pada Lampiran VI, kemudian data tersebut dianalisis dengan langkah- langkah sebagai berikut : 1. Penilaian Relatif Responden Penilaian ini diberikan responden untuk mendapatkan tingkat kepentingan masing-masing komponen. Data responden pertama dimasukkan menjadi matriks perbandingan berpasangan yang dapat dilihat pada Tabel 5.5. Kemudian data diolah untuk menghasilkan penilaian relatif tingkat kepentingan masing-masaing komponen. 2. Menghitung Bobot Masing-masing Komponen Djamahaen Purba : Analisis Prioritas faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Fungsi Terminal Sarantama Study Kasus Terminal Sarantama Kota Pematang Siantar, 2008. Menghitung bobot masing-masing komponen dapat dilakukan yaitu dengan cara mengalikan nilai tiap elemen matriks perbandingan berpasangan tersebut pada baris yang sama, kemudian hasil perkalian tersebut diakarkan dengan jumlah baris yang ada sehingga menghasilkan sebuah nilai. Selanjutnya bobot masing-masing komponen didapat dari hasil normalisasi yaitu nilai akar pangkat n dibagi dengan total jumlah nilai akar pangkat n dibagi dengan total jumlah nilai akar pangkat n. Bobot tiap komponen didapat dari hasil normalisasi yaitu nilai akar pangkat tiga dibagi dengan total jumlah nilai akar pangkat tiga = 6.410. 3. Mencari Eigenvalue Maksimum Djamahaen Purba : Analisis Prioritas faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Fungsi Terminal Sarantama Study Kasus Terminal Sarantama Kota Pematang Siantar, 2008. Nilai eigen maksimum didapatkan dengan cara mengalikan koefisien pada matriks resiprokal dengan bobot yang didapatkan pada langkah 1. Hasil operasi matriks tersebut dijumlahkan maka didapatkan eigenvalue maksimumnya λ maks. 4. Menghitung Indeks Konsistensi CI CI = λ maks – n n – 1, dengan n = 5 CI = 5.0374 – 55 – 1 = 0.0094 5. Menghitung Rasio Konsistensi CR CR = CIRI dengan RI = 0.58 untuk n = 3 CR = 0,00940,58 = 0,01 0.1 → Ok. Dari analisis hasil pembobotan komponen diatas, dapat ditentukan bobot otoritas komponen dengan mengambil nilai eigenvector dari matriks perbandingan yang telah didapat. Rekapitulasi bobot otoritas komponen responden pertama dapat dilihat pada Tabel 5.6. Rekapitulasi bobot otoritas Djamahaen Purba : Analisis Prioritas faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Fungsi Terminal Sarantama Study Kasus Terminal Sarantama Kota Pematang Siantar, 2008. komponen seluruh responden dapat dilihat pada Tabel 5.7 - 5.10. Nilai yang diambil adalah bobot komponen dengan nilai ratio konsistensi CR ≤ 0.1 Analisa AHP running Expert Choice : Dari hasil running program Expert Choice didapatkan CR = 1 diterima, CR 10. Djamahaen Purba : Analisis Prioritas faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Fungsi Terminal Sarantama Study Kasus Terminal Sarantama Kota Pematang Siantar, 2008. Djamahaen Purba : Analisis Prioritas faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Fungsi Terminal Sarantama Study Kasus Terminal Sarantama Kota Pematang Siantar, 2008. Djamahaen Purba : Analisis Prioritas faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Fungsi Terminal Sarantama Study Kasus Terminal Sarantama Kota Pematang Siantar, 2008.

5.6 Analisa Bobot Prioritas Kriteria