Analisa Bobot Prioritas Kriteria

5.6 Analisa Bobot Prioritas Kriteria

Penentuan peringkat prioritas kriteria dilakukan dengan memperhatikan bobot dari masing- masing kriteria hasil rekapitulasi data kuesioner setiap responden, yaitu : pemerintah responden 1sd11, penumpang responden 12sd64 dan operator responden 65sd94 yang dilakukan dengan cara menghitung jumlah pendapat responden. Penilaian pembobotan yang digunakan dalam analisis sama dengan yang dilakukan dalam analisis otoritas komponen yaitu : Djamahaen Purba : Analisis Prioritas faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Fungsi Terminal Sarantama Study Kasus Terminal Sarantama Kota Pematang Siantar, 2008. Dibawah ini diuraikan satu contoh analisis bobot kriteria berdasarkan data yang diberikan oleh responden 1 dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Penilaian Relatif Responden Penilaian ini diberikan responden untuk mendapatkan tingkat kepentingan masing-masing kriteria. Data responden 1 tersebut dimasukkan menjadi matriks perbandingan berpasangan yang dapat dilihat pada Tabel 5.11. Kemudian data diolah untuk menghasilkan penilaian relatif antar kriteria. 2. Menghitung Bobot Masing-masing Kriteria Menghitung bobot masing-masing kriteria dapat dilakukan yaitu dengan cara mengalikan nilai tiap elemen matriks perbandingan berpasangan tersebut pada baris yang sama, kemudian hasil perkalian tersebut diakarkan dengan jumlah baris yang ada sehingga menghasilkan sebuah nilai. Selanjutnya bobot masing-masing kriteria didapat dari hasil normalisasi yaitu nilai akar pangkat n dibagi dengan total jumlah nilai akar pangkat n. Djamahaen Purba : Analisis Prioritas faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Fungsi Terminal Sarantama Study Kasus Terminal Sarantama Kota Pematang Siantar, 2008. Bobot tiap kriteria didapat dari hasil normalisasi yaitu nilai akar pangkat lima dibagi dengan total jumlah nilai akar pangkat lima = 7.220. Bobot prioritas untuk masing-masing kriteria adalah : 3. Mencari Eigenvalue Maksimum Nilai eigen maksimum didapatkan dengan cara mengalikan koefisien pada matriks resiprokal dengan bobot yang didapatkan pada langkah 1. Hasil operasi matriks tersebut dijumlahkan maka didapatkan eigenvalue maksimumnya λ maks. 4. Menghitung Indeks Konsistensi CI Djamahaen Purba : Analisis Prioritas faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Fungsi Terminal Sarantama Study Kasus Terminal Sarantama Kota Pematang Siantar, 2008. CI = λ maks – nn – 1, dengan n = 5 CI = 5.081 – 5 5 – 1 = 0.020 5. Menghitung Rasio Konsistensi CR CR = CIRI dengan RI = 1.12 dari tabel, n = 5 CR = 0.020 1.12 = 0.018 0.1 → Ok. Dari analisis hasil pembobotan kriteria diatas, dapat ditentukan bobot prioritas kriteria dengan mengambil nilai eigenvector dari matriks perbandingan yang telah didapat, selanjutnya diperoleh rata-rata bobot prioritas kriteria sebagaimana Tabel 5.12 dibawah ini. Analisa AHP running Expert Choice : Djamahaen Purba : Analisis Prioritas faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Fungsi Terminal Sarantama Study Kasus Terminal Sarantama Kota Pematang Siantar, 2008. Dari hasil running program Expert Choice didapatkan CR = 2 diterima, CR 10. Dengan menggunakan pola perhitungan yang sama selanjutnya di peroleh data bobot prioritas kriteria untuk masing-masing responden sebagai berikut, Tabel 5.13 – 5.15 : Djamahaen Purba : Analisis Prioritas faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Fungsi Terminal Sarantama Study Kasus Terminal Sarantama Kota Pematang Siantar, 2008. Djamahaen Purba : Analisis Prioritas faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Fungsi Terminal Sarantama Study Kasus Terminal Sarantama Kota Pematang Siantar, 2008. Djamahaen Purba : Analisis Prioritas faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Fungsi Terminal Sarantama Study Kasus Terminal Sarantama Kota Pematang Siantar, 2008. Djamahaen Purba : Analisis Prioritas faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Fungsi Terminal Sarantama Study Kasus Terminal Sarantama Kota Pematang Siantar, 2008. Dari hasil analisis pendapat gabungan para responden dari masing-masing komponen menunjukkan bobot rata-rata prioritas kriteria yang berbeda Tabel 5.16, maka dapat disimpulkan bahwa stakeholder memiliki respon dan penilaian berbeda terhadap kriteria atau faktor- faktor penyebab tidak efektifnya fungsi Terminal Sarantama, hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Pendapat gabungan responden regulator menunjukkan prioritas penilaian kriteria tingkat pelayanan jalan nilai bobot 0.393 sebagai prioritas pertama, dan bagi user dan operator menempatkan `kriteria fasilitas Terminal nilai bobot 0.300 untuk penumpang dan nilai bobot 0.366 untuk operator sebagai prioritas pertama sekala penanganan efektifitas fungsi Terminal Sarantama 2. Terpilihnya tingkat pelayanan jalan sebagai prioritas pertama adalah disebabkan pemerintah menganggap hal tersebut merupakan faktor penentu yang harus diperhatikan. Dan dari hasil pengamatan lapangan dapat disebutkan kondisi existing persimpangan jalan masuk arah medan dan arah parapat menuju lokasi Terminal Djamahaen Purba : Analisis Prioritas faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Fungsi Terminal Sarantama Study Kasus Terminal Sarantama Kota Pematang Siantar, 2008. Sarantama fungsi pelayanannya tidak maksimal geometrik persimpangan perlu dibenahi, dan pada ruas jalan masuk menuju lokasi Terminal arah parapat perlu ditingkatkan pelebaran dan perkuatan struktur jalan. Sedangkan bagi user dan operator memilih kriteria fasilitas Terminal sebagai prioritas pertama disebabkan fasilitas-fasilitas yang kurang lengkap dan kurang difungsikan. 3. Prioritas kedua penilaian kriteria bagi pemerintah nilai bobot 0.255, user nilai bobot 0.228 dan operator nilai bobot 0.231 adalah kriteria keamanan lingkungan. Penilaian ini dapat diakibatkan situasi lingkungan sekitar Terminal dan sepanjang jalan masuk lokasi Terminal yang sepi sehingga menimbulkan rasa takut untuk masuk kedalam Termial Sarantama. 4. Prioritas ketiga penilaian kriteria bagi pemerintah nilai bobot 0.146 adalah Fasilitas Terminal, sedangkan penilaian prioritas kriteria bagi user nilai bobot 0.154 dan operator nilai bobot 0.149 menempatkan kriteria kenyamanan lingkungan. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah mengutamakan penyediaan dan pemeliharaan fasilitas yang ada didalam Terminal guna menunjang efektifitas Terminal, sedangkan komponen user dan operator menilai bahwa kenyamanan linglungan sebagai prioritas ketiga hal ini mengartikan perlu suatu kondisi yang nyaman bagi operatorpengemudi saat istirahat atau menunggu jadwal keberangkatan, saat menunggu dan berangkat bagi penumpang dan hal ini yang menjadi perhatian bagi operator dan penumpang saat memanfaatkan Terminal Sarantama. 5. Prioritas penilaian kriteria keempat bagi pemerintah nilai bobot 0.173 adalah kriteria aksessibilitas didalam Terminal, kriteria ini ditetapkan pemerintah guna memberikan pelayanan Djamahaen Purba : Analisis Prioritas faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Fungsi Terminal Sarantama Study Kasus Terminal Sarantama Kota Pematang Siantar, 2008. kepada penumpang dalam berpindah moda dan kelancaran sirkulasi angkutan didalam Terminal yang menjadi penentu efektifitas Terminal. Bagi user prioritas nilai bobot 0.142 dan operator nilai bobot 0.130 aksessibilitas sebagai penilaian kriteria, hal ini menunjukkan aksessibilitas merupakan hal yang perlu menjadi perhatian agar Terminal Sarantama menjadi lebih efektif, sepert : kemudahan dalam melakukan perpindahan angkutan, memperoleh informasi perjalanan dan tarif. 6. Prioritas penilaian kriteria kelima bagi pemerintah nilai bobot 0.069 adalah kenyamanan lingkungan, hal ini menjadi prioritas terakhir bagi penilaian efektifitas Terminal dan penilaian ini merupakan nilai turunan dari penilaian keriteria : tngkat pelayanan jalan, keamanan lingkungan, fasilitas Terminal serta aksessibilitas, dan dengan anggapan jika seluruh kriteria yang lain sudah tercapai maka dengan sendirinya kenyamanan lingkungan dalam terminal terwujud. Sedangkan user nilai bobot 0.116 dan operator 0.124 tingkat pelayanan jalan sebagai prioritas kelima penilaian, penilaian ini wajar dengan anggapan sebelum pengambilan data pendapat responden ruas jalan masuk arah dari Medan dan jalan lingkungan lokasi Terminal Sarantama baru ditingkatkan.

5.7 Analisa Prioritas Lokal