mandi dan dapur rumah makan, penempatan rumah makan khas daerah dan kondisi drainase yang bersih dan lancar.
5.
Keamanan lingkungan , kriteria penilaian berdasarkan situasi lingkungan didalam
Terminal yang aman dari tindak kriminal pencopet, penodongan, pembunuhan, pemerkosaan dan lain sebagainya.
2.2 Analisa Keputusan
Para pengambil keputusan umumnya selalu berhadapan dengan penyelesian masalah pengambilan keputusan. Ketika membuat suatu keputusan, ada suatu proses yang terjadi pada otak
manusia yang akan menentukan kualitas keputusan yang dibuat Permadi, 1992. Ketika keputusan yang akan dibuat sederhana seperti memilih warna celana, manusia dapat dengan mudah membuat
keputusan. Namun ketika keputusan yang akan diambil bersifat kompleks dengan risiko yang besar keputusan sering memerlukan alat bantu dalam bentuk analisis yang bersifat ilmiah, logis, dan
terstrukturkonsisten. Dari alasan diatas , maka salah satu cabang analisa keputusan yang sesuai dengan masalah tersebut adalah Multi-Criteria Decision Making.
Multi-criteria decision making MCDM merupakan teknik pengambilan keputusan dari beberapa pilihan alternatif yang ada. Didalam MCDM ini mengandung unsur attribut, obyektif, dan
tujuan. 1.
Attribute menerangkan, memberi ciri kepada suatu obyek. Misalnya tinggi, panjang dan sebagainya.
Djamahaen Purba : Analisis Prioritas faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Fungsi Terminal Sarantama Study Kasus Terminal Sarantama Kota Pematang Siantar, 2008.
2. Obyektif menyatakan arah perbaikan atau kesukaan terhadap attribute, misalnya
memaksimalkan umur, meminimalkan harga, dan sebagainya. Obyektif dapat pula berasal dari attribute yang menjadi suatu obyek jika attribute tersebut diberi arah tertentu.
3. Tujuan ditentukan terlebih dahulu. Misalnya suatu proyek mempunyai obyektif
memaksimumkan profit, maka proyek tersebut mempunyai tujuan mencapai profit 10 jutabulan.
Kriteria merupakan ukuran, aturan-aturan ataupun standar-standar yang memandu suatu pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan dilakukan melalui pememilihan atau
memformulasikan atribut-atribut, obyektif-obyektif, maupun tujuan-tujuan yang berbeda, maka atribut, obyektif maupun tujuan dianggap sebagai kriteria. Kriteria dibangun dari kebutuhan-
kebutuhan dasar manusia serta nilai-nilai yang diinginkannya. Ada dua macam kategori dari Multi- criteria decision making MCDM, yaitu :
1. Multi Objective Decision Making MODM
2. Multiple Attribute Decision Making MADM
Multi Objective Decision Making MODM menyangkut masalah perancangan design, dimana teknik-teknik matematik optimasi digunakan, untuk jumlah alternatif yang sangat besar
sampai dengan tak berhingga dan untuk menjawab pertanyaan apa what dan berapa banyak how much.
Multi Attribute Decision Making MADM, menyangkut masalah pemilihan, dimana analisa matematis tidak terlalu banyak dibutuhkan atau dapat dugunakan untuk pemilihan hanya terhadap
sejumlah kecil alternatif saja. Ada beberapa metode yang sering digunakan dalam teknik MADM, seperti Metode Preference Organization Methods for Enrichment Evaluation PROMETHE yang
Djamahaen Purba : Analisis Prioritas faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Fungsi Terminal Sarantama Study Kasus Terminal Sarantama Kota Pematang Siantar, 2008.
menawarkan cara yang fleksibel dan sederhana kepada pembuat keputusan untuk menganalisis masalah-masalah Multi-criteria, Metode Analytical Hierarchy Process AHP menawarkan teknik
pemecahan untuk masalah yang kompleks dan Multi-criteria. Menurut Bourgeois 2005, AHP umumnya digunakan dengan tujuan untuk menyusun
prioritas yang bersifat kompleks atau multi kriteria. Secara umum, dengan menggunakan AHP, prioritas yang akan dihasilkan akan bersifat konsisten dengan teori, logis, transparan, dan partisipatif.
Dengan tuntutan yang semakin tinggi keterkaitan dengan transparansi dan partisipasi, AHP akan sangat cocok digunakan untuk penyusunan prioritas kebijakan publik yang menuntut transparansi dan
partisipasi.
2.3 Metoda Proses Hirarki Analitik PHA