Analisa Prioritas Lokal Pengujian Hipotesis

kepada penumpang dalam berpindah moda dan kelancaran sirkulasi angkutan didalam Terminal yang menjadi penentu efektifitas Terminal. Bagi user prioritas nilai bobot 0.142 dan operator nilai bobot 0.130 aksessibilitas sebagai penilaian kriteria, hal ini menunjukkan aksessibilitas merupakan hal yang perlu menjadi perhatian agar Terminal Sarantama menjadi lebih efektif, sepert : kemudahan dalam melakukan perpindahan angkutan, memperoleh informasi perjalanan dan tarif. 6. Prioritas penilaian kriteria kelima bagi pemerintah nilai bobot 0.069 adalah kenyamanan lingkungan, hal ini menjadi prioritas terakhir bagi penilaian efektifitas Terminal dan penilaian ini merupakan nilai turunan dari penilaian keriteria : tngkat pelayanan jalan, keamanan lingkungan, fasilitas Terminal serta aksessibilitas, dan dengan anggapan jika seluruh kriteria yang lain sudah tercapai maka dengan sendirinya kenyamanan lingkungan dalam terminal terwujud. Sedangkan user nilai bobot 0.116 dan operator 0.124 tingkat pelayanan jalan sebagai prioritas kelima penilaian, penilaian ini wajar dengan anggapan sebelum pengambilan data pendapat responden ruas jalan masuk arah dari Medan dan jalan lingkungan lokasi Terminal Sarantama baru ditingkatkan.

5.7 Analisa Prioritas Lokal

Analisis prioritas lokal diperoleh dari hasil analisis perkalian dan penjumlahan antara nilai bobot otoritas komponen dengan bobot prioritas kriteria dibagi dengan jumlah responden yang diwawancarai. Analisis prioritas lokal dilakukan untuk mengetahui bobot masing-masing kriteria setelah memperhatikan otoritas setiap komponen yang berperan dalam sistem efektifitas terminal dan selanjutnya dilakukan penetapan peringkat prioritas kriteria lokal guna menentukaan prioritas penanganan yang paling perlu mendapat perhatian dalam menciptakan efektifitas Terminal Sarantama. Bobot prioritas lokal kriteria pada Tabel 5.17 dan Gambar 5.2. Djamahaen Purba : Analisis Prioritas faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Fungsi Terminal Sarantama Study Kasus Terminal Sarantama Kota Pematang Siantar, 2008. Selanjutnya untuk penentuan pringkat prioritas kriteria lokal maka prioritas lokal tersebut diurut mulai dari kriteria yang mempunyai nilai bobot tertinggi sampai nilai bobot terendah. Kriteria lokal dengan nilai bobot tertinggi merupakan prioritas pertama kemudian diurut sampai kriteria dengan nilai bobot terendah yang merupakan prioritas terbawah. Djamahaen Purba : Analisis Prioritas faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Fungsi Terminal Sarantama Study Kasus Terminal Sarantama Kota Pematang Siantar, 2008. Berdasarkan hasil analisis diatas, maka peringkat prioritas kriteria lokal dapat diurutkan sebagai berikut : 1. Prioritas I adalah kriteria Fasilitas Terminal dengan bobot 27.10 2. Prioritas II adalah kriteria Keamanan Terminal dengan bobot 26.30 3. Prioritas III adalah kriteria Tingkat Pelayanan Jalan dengan bobot 21.20 4. Prioritas IV adalah kriteria Aksessibilitas Terminal dengan bobot 13.60 5. Prioritas V adalah kriteria Kenyamanan Terminal dengan 12.40

5.8 Analisa Kapasitas Ruang Parkir Terminal Untuk Bus AKDP

5.8.1 Analisis Data Kedatangan Kenderaan

Dari hasil analisis prioritas terhadap persepsi stakeholder dengan metode AHP memperlihatkan bahwa bus AKDP sebagai komponen dalam sistem Terminal yang berinteraksi satu dengan lainnya. Antara komponen prasarana yang ada dan aktifitas dalam Terminal fasilitas dan manajemen yang sangat berpengaruh terhadap Efektifitas Fungsi Terminal Sarantama. Dalam permasalahan ini peneliti mencoba melakukan tinjauan terhadap kedatangan dan keberangkatan angkutan diluar Terminal lokasi pool-pool dan kantor-kantor perusahaanagen yang kemudian di tarik ke Terminal Sarantama. Hasil survey yang dilakukan pada 14 lokasi tempat pemberhentian dan keberangkatan angkutan umum ada pada lampiran data.

5.8.2 Uji Kecukupan Data

Uji kecukupan dilakukan untuk mengetahui tingkat kecukupan data yang diperoleh pada saat survei lapangan sebelum dilakukan analisa pengujian statistik. Guna menetapkan berapa jumlah N dari sampel yang diambil maka diputuskan terlebih dahulu tingkat kepercayaan conpidence level Djamahaen Purba : Analisis Prioritas faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Fungsi Terminal Sarantama Study Kasus Terminal Sarantama Kota Pematang Siantar, 2008. pada pengukuran ini. Dalam pengujian ini menggunakan parameter tingkat kepercayaan 95 dan derajat ketelitian 10 dengan rumus yang digunakan adalah : Hipotesa : Ho : kecukupan data yang diperoleh telah mencukupi H1 : kecukupan data yang diperoleh tidak mencukupi Ho diterima bila N N’ Uji kecukupan data untuk data kedatangan dan keberangkatan angkutan yang diperoleh dari hasil survei di kelompokkan sesuai dengan jenis pelayanan angkutan umum AKAP – ANGDES yang ditinjau di luar Terminal dan di bawa ke dalam Terminal Sarantama adalah sebagai berikut : 1. Uji Kecukupan Data Kedatangan Kenderaan Djamahaen Purba : Analisis Prioritas faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Fungsi Terminal Sarantama Study Kasus Terminal Sarantama Kota Pematang Siantar, 2008. 2. Uji Kecukupan Data Keberangkatan Kenderaan

5.8.3 Pengujian Distribusi.

Pengujian distribusi dilakukan untuk mengetahui distribusi data mengikuti pola tertentu. Pengujian dilakukan terhadap data masing-masing kenderaan yang masuk Terminal. Sebelum pengujian dilakukan terlebih dahulu dilakukan pengelompokan data untuk membuat model kelas dan panjang data. Berdasarkan tabel uji disrtibusi, diketahui bahwa X hitung mempunyai nilai lebih kecil daripada X tabel, sehingga distribusi yang terjadi merupakan Distribusi Poisson. Djamahaen Purba : Analisis Prioritas faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Fungsi Terminal Sarantama Study Kasus Terminal Sarantama Kota Pematang Siantar, 2008. Djamahaen Purba : Analisis Prioritas faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Fungsi Terminal Sarantama Study Kasus Terminal Sarantama Kota Pematang Siantar, 2008.

5.8.4 Penghitungan Kapasitas Terminal eksisting

Djamahaen Purba : Analisis Prioritas faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Fungsi Terminal Sarantama Study Kasus Terminal Sarantama Kota Pematang Siantar, 2008. Setelah mengetahui pola distribusi yang terjadi, langkah selanjutnya adalah menghitung kebutuhan kapasitas parkir kenderaan yang ada di dalam lokasi Terminal. Kapasitas kebutuhan ruang parkir ini didasarkan pada jumlah kenderaan yang ada dikalikan dengan satuan ruang parkir SRP. Nilai SRP untuk Bus AKDP sebsesar 1340 M2 + 1340 M2 + 1340 M2 + 1040 M2 + 940 M2 = 2300 M2 Dari hasil hitungan kebutuhan kapasitas ruang parkir kemudian dibandingkan dengan ketersediaan ruang parkir yang ada untuk pelayanan AKDP. Apabila kebutuhan ruang parkir lebih kecil dari ruang parkir yang ada, maka dapat dikatakan bahwa lokasi tersebut cukup mampu untuk menampung kenderaan yang ada didalam lokasi pelayanan. Begitu pula apabila terjadi sebaliknnya, apabila kebutuhan ruang parkir lebih besar dari ruang parkir yang ada, maka dapat dikatakan bahwa lokasi tersebut tidak mampu untuk menampung semua kenderaan yang ada secara baik. Dalam perhitungan ini digunakan asumsi sebagai berikut : 1. Ruang pelayanan blok untuk bus AKDP sebanyak 5 blok. 2. Jumlah kenderaan yang masuk merupakan rata-rata jumlah kenderaan survei hari pertama dan hari kedua. 3. Waktu bagi kenderaan untuk menurunkan penumpang diabaikan. 4. Waktu kebutuhan pelayanan dalam sistem adalah jumlah waktu kebutuhan. ketika kenderaan parkir dan waktu kebutuhan kenderaan menaikkan penumpang yang diasumsikan 35 menit parkir 20 menit + menaikkan penumpang dan keluar Terminal 15 menit. Contoh hitungan eksisting untuk Bus AKDP pada jam 06.00 – 06.05 dimana data-data yang tersedia adalah sebagai berikut : 1. Kenderaan keluar H-1 : 4 kenderaan Djamahaen Purba : Analisis Prioritas faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Fungsi Terminal Sarantama Study Kasus Terminal Sarantama Kota Pematang Siantar, 2008. 2. Kenderaan keluar H-2 : 7 kenderaan 3. S = 5 jumlah blok area parkir 4. λ = 888144 = 73.632 kenderaanjam 5. μ = 78.00 kenderaanjam Alur penghitungan kapasitas kebutuhan ruang parkir AKDP Terminal Sarantama Kota Pematang Siantar dalam algoritma hitungan kapasitas kebutuhan ruang parkir sebagai berikut : Keterangan : 1. Survei lapangan 2. Data jumlah kenderaan 3. Data waktu pelayanan 4. Data luasan parkir eksisting Djamahaen Purba : Analisis Prioritas faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Fungsi Terminal Sarantama Study Kasus Terminal Sarantama Kota Pematang Siantar, 2008. 5. Menghitung nilai λ yaitu tingkat kedatangan kenderaan rata-rata 6. Menghitung nilai μ, yaitu tingkat pelayanan kenderaan rata-rata 7. Menghitung nilai Po, yaitu probalitas tidak ada kenderaan dalam sistem 8. Menghitung nilai nq, yaitu jumlah kenderaan rata-rata dalam sistem 9. Menghitung nilai nt, jumlah kenderaan dalam sistem total 10. Menghitung nilai tq, yaitu waktu rata-rata dalam antrian 11. Menghitung nilai tt, yaitu waktu rata-rata dalam sistem total 12. Menghitung jumlah kenderaan dalam sistem 13. Menghitung kebutuhan ruang parkir dan tingkat kegunaan fasilitas pelayanan 14. Analisis ruang parkir  Menghitung Nilai Po : Djamahaen Purba : Analisis Prioritas faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Fungsi Terminal Sarantama Study Kasus Terminal Sarantama Kota Pematang Siantar, 2008.  Menghitung Nilai nq :  Menghitung Nilai nt :  Menghitung Nilai tq :  Menghitung Nilai tt :  Menghitung Jumlah Kenderaan Dalam Sistem : Djamahaen Purba : Analisis Prioritas faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Fungsi Terminal Sarantama Study Kasus Terminal Sarantama Kota Pematang Siantar, 2008. = Waktu kebutuhan pelayanan kenderaantt60menit = 0.013660355 = 135 kenderaan  Menghitung Kebutuhan Ruang Parkir : = 135SRP = 13540 = 5400 M2 Sehingga analisis kebutuhan ruang parkir : luas parkir tersedia kebutuhan luas parkir 2300 m2 5400 M2 Dari hasil analisis kapasitas ruang parkir bus AKDP yang diperoleh, Tabel Analisa Kapasitas Ruang Parkir Bus AKDP pada lampiran V.

5.9 Pengujian Hipotesis

Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process AHP dan pengujian hipotesis diketahui bahwa ; 1. Angkutan AKDP sebagai komponen didalam sistem lebih besar pengaruhnya terhadap efektifnya fungsi Terminal Sarantama dengan nilai bobot = 35.30 dan ini sesuai dengan jawaban sementara. 2. Faktor fasilitas dan manajemen Terminal sebagai sekala prioritas untuk ditangani dengan nilai bobot 27.20 dan sesuai dengan jawaban sementara.

5.10 Hasil Diskusi Studi Yang Pernah Dilakukan