Teknik Pengumpulan Data KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Sumber : Studi management transportasi kota Pematang Siantar 2005 Tabel 3.3 Volume per-kapasitas beberapa ruas jalan Djamahaen Purba : Analisis Prioritas faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Fungsi Terminal Sarantama Study Kasus Terminal Sarantama Kota Pematang Siantar, 2008. Dalam penetapan berapa banyak responden yang diambil untuk komponen penumpang dan operator peneliti mereferensi dari studi yang sama yang dilakukan oleh saudara Renward Parapat di Terminal Amplas. Penentuan jumlah sampel untuk user dan operator menggunakan pendekatan Pearmain dan Swanson 1990 dalam Ortuzar 1994, menyatakan bahwa jumlah sampel minimum yang dapat digunakan untuk survey stated preference minimal adalah 30 sampel dan dianjurkan jumlah sampel yang diambil 75 – 100 sampel agar hasilnya lebih tepat. Survey stated preference adalah survey wawancara untuk menjaring respon dari masing-masing komponen yang diwawancarai. Nasution 2003 menyatakan bahwa tidak ada aturan tegas tentang jumlah sampel yang dipersyaratkan untuk suatu penelitian dari populasi yang tersedia, juga tidak ada batasan yang jelas apa yang dimaksud dengan jumlah sampel yang besar dan yang kecil. Dalam rangka memperoleh data sesuai dengan kebutuhan, maka dilakukan beberapa survei sebagai berikut : 3.5.1 Pengamatan Langsung Dokumentasi Pengamatan langsung berupa dokumentasi dilakukan pada lokasi-lokasi yang menggambarkan tidak efektifnya fungsi Terminal, yang antara lain ; persimpangan menuju Terminal, kondisi fasilitas utama dan pendukung Terminal, lokasi-lokasi pool dan agen atau kantor administrasi perusahaan angkutan yang digunakan sebagai tempat menaikkan dan menurunkan penumpang. 3.5.2 Wawancara Tidak Terstruktur Wawancara tidak terstruktur merupakan suatu survei pendahuluan yang digunakan untuk memperoleh data kriteria-kriteria yang menjadi dasar dalam penyusunan kuesioner wawancara terstruktur. Wawancara dilakukan dengan cara melakukan tanya jawab langsung tanpa kuesioner dengan responden pemerintah regulator, pengusaha dan pengemudi angkutan operator, dan pengguna jasa angkutan penumpang yang akan dijadikan objek penelitian. Hasil yang diharapkan dari wawancara tidak terstruktur adalah sejauh mana respon atau tanggapan responden terhadap kondisi Terminal Sarantama dan respontanggapan responden terhadap kriteria-kriteria yang akan diajukan oleh surveyor Djamahaen Purba : Analisis Prioritas faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Fungsi Terminal Sarantama Study Kasus Terminal Sarantama Kota Pematang Siantar, 2008. serta menetapkan kriteria-kriteria yang akan dimasukkan dalam formulir wawancara terstruktur sebagai instrumen wawancara. 3.5.3 Wawancara Terstruktur Merupakan wawancara langsung kepada responden dengan menggunakan panduan- panduan dalam memperoleh data secara terstruktur melalui koesioner yang instrumennya telah diperoleh melalui hasil survei wawancara tidak terstruktur. Dalam penelitian ini jumlah dan kelompok responden dari komponen regulator yang diwawancarai disesuaikan dengan pemahaman dari key person terpilih untuk menggali pendapatnya sebagai data untuk dianalisis, kelompok dan jumlah responden yang diwawancarai sesuai analisis data adalah sebagai berikut : A. Untuk analisis pembobotan otoritas komponen regulator ; Regulator pemerintah, wawancara dilakukan secara langsung kepada key person yang terdiri dari : 1. Dinas perhubungan kota Pematang Siantar berjumlah 4 orang yaitu ; Kepala dinas perhubungan, Kasubdis. lalu-lintas dan angkutan, Kasie. angkutan dan Kasie.Terminal. 2. BAPEDA kota Pematang Siantar berjumlah 3 orang yaitu Kepala BAPEDA, Sekretaris BAPEDA dan Kasie. bidang perhubungan. 3. Khusus untuk responden terpilih yang merupakan key person dari dinas perhubungan Propinsi Sumatera Utara Kepala dinas perhubungan, Kasubdis lalu-lintas dan angkutan, Kasie angkutan dan Kasie Terminal dan Kasie. teknik sarana dan prasarana peneliti memakai data responden yang dilakukan oleh peneliti terdahulu yang melakukan studi di Terminal Amplas. B. Untuk analisis pembobotan prioritas kriteria ; Regulator pemerintah, wawancara dilakukan secara langsung kepada key person yang terdiri dari : Djamahaen Purba : Analisis Prioritas faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Fungsi Terminal Sarantama Study Kasus Terminal Sarantama Kota Pematang Siantar, 2008. 1. Dinas perhubungan kota Pematang Siantar berjumlah 4 orang yaitu ; Kepala dinas perhubungan, Kasubdis. lalu-lintas dan angkutan, Kasie. angkutan dan Kasie.Terminal. 2. BAPEDA kota Pematang Siantar berjumlah 3 orang yaitu Kepala BAPEDA, Sekretaris BAPEDA dan Kasie. bidang perhubungan. Komponen operator pengusaha dan pengemudi, wawancara dilakukan secara langsung kepada 72 responden dan diperoleh 30 jawaban yang konsisten, dapat dilihat pada Tabel 3.4 : 1. Operator dan pengemudi angkutan jenis bus besar AKAP PT. ALS, CV. BINTANG UTARA, CV.INTRA berjumlah 5 orang. 2. Operator dan pengemudi angkutan jenis bus 34 AKDP,ANGDES dan ANGKOT berjumlah 25 orang. Komponen user pengguna jasa layanan angkutan umum, wawancara dilakukan secara langsung kepada 113 responden dan diperoleh 53 jawaban yang konsisten, dapat dilihat pada Tabel 3.5. Pengisian kuesioner dilakukan secara langsung dilokasi dan tempat berebeda di wilayah kota Pematang Siantar, yang sebelumnya dengan melakukan bimbingan terhadap pengisian kuesioner tersebut. Djamahaen Purba : Analisis Prioritas faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Fungsi Terminal Sarantama Study Kasus Terminal Sarantama Kota Pematang Siantar, 2008. .Tabel 3.4 Hasil survey responden komponen operator Tabel 3.5 Hasil survey responden komponen user Djamahaen Purba : Analisis Prioritas faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Fungsi Terminal Sarantama Study Kasus Terminal Sarantama Kota Pematang Siantar, 2008. .

3.6 Pengolahan Data dan Analisis Data