Analisa Hunian Eksisting Analisa Permukiman dan Hunian di tiga desa eksisting

81 Robert Simbolon | 110406048 Redesain Permukiman Relokasi Masyarakat Gunung Sinabung

4.2.8. Analisa Hunian Eksisting

Berdasarkan hasil penelusuran penulis dari berbagai sumber melalui internet, penulis menemukan adanya 3 jenis tipologi rumah yang ada di ketiga desa. Tipologi tersebut antara lain tipologi panggung, non panggung, dan rumah mixed used kedai toko. Ketiga tipologi hunian ini sudah sangat melekat pada masyarakat, mulai dari hunian panggung yang umumnya adalah rumah adat waluh jabu, non panggung yang sangat khas dengan penggunaan kayu dan setengah bata, dan juga rumah mixed used yang sejatinya merupakan tempat perekonomian masyarakat. Oleh karena itu, hunian dari tiga tipologi ini perlu dianalisa sehingga akan dimunculkan kembali dalam bentuk yang baru menyesuaikan dengan konteks saat ini dan juga permasalahan yang ada. a. Hunian Panggung – Rumah adat “waluh jabu” Rumah adat ini merupakan representasi dari rumah tradisional Siwaluh Jabu di masa kini. Rumah dengan tipologi panggung ini mampu dihuni hingga 8 kepala keluarga yang masih masuk kedalam 1 garis keluarga yang ditujukan untuk mempererat tali keluarga. Namun seiring berjalannya waktu, rumah Waluh Jabu ini sekarang tidak hanya dihuni oleh 1 garis keluarga, melainkan dari berbagai garis sesuai dengan kesepakatan bersama, dan lebih parahnya lagi saat ini banyak kasus bahwa rumah ini semakin ditinggalkan karena tidak jarang antarkeluarga dan keluarga lain bertikai, bahkan terkadang ada yang ingin menguasai seluruh kepemilikan rumah. Rumah adat “waluh Jabu” ini merupakan representasi dari eratnya kekerabatan dalam keluarga baik yang dalam 1 garis keluarga maupun tidak. Walaupun permasalahan bahwa masyarakat semakin meninggalkan rumah ini, perancang tetap ingin mempertahankan esensi dari “waluh jabu” ini, yaitu kekerabatan dan kekeluargaan yang sangat erat, namun perlakuan yang dilakukan adalah tidak selamanya mengikuti cara tradisional yaitu dengan menempatakan mereka ke dalam 1 atap yang sama, melainkan perlu treatment lain pada cluster hunian sehingga kekerabatan dan kekeluargaan akan semakin kuat karena saling menopang antarkeluarga. Universitas Sumatera Utara 82 Robert Simbolon | 110406048 Redesain Permukiman Relokasi Masyarakat Gunung Sinabung Gambar 4. 22. Rumah Adat Waluh Jabu Sumber : ediginting.com b. Hunian Non-Panggung Rumah Non-panggung di ketiga desa ini umumnya merupakan rumah dengan penggunaan untuk 1 keluarga, rumah ini lebih dipilih masyarakat karena masalah privasi keluarga adalah hal yang sangat vital dan hal yang paling utama dalam sebuah hunian, hal ini adalah respon permasalahan dari rumah Waluh Jabu. Tipologi rumah non-panggung ini memiliki banyak ragam dalam hal penggunaan material, ada yang menggunakan papan, tepas, hingga sudah ada yang menggunakan bata untuk dinding rumah. Namun mayoritas di ketiga desa, rumah masih semi permanen dan menggunakan papan sebagai material dinding. Gambar 4. 23. Tipologi non-panggung yang umumnya digunakan untuk 1 keluarga Sumber : harianandalas.com Universitas Sumatera Utara 83 Robert Simbolon | 110406048 Redesain Permukiman Relokasi Masyarakat Gunung Sinabung c. Hunian Mixed Used kios Rumah tipologi ini digunakan untuk berjualan, dimana terdapat space untuk berjualan dan juga space teras untuk lapak-lapak pembeli. Penggunaan material hampir sama dengan material rumah non panggung, hanya saja elemen pintu depan rumah ini menggunakan jendela papan portable atau pintu folding lebar untuk memperlihatkan jenis- jenis jualan. Gambar 4. 24. Tipologi Mixed Used Sumber : Act for Humanity Universitas Sumatera Utara 84 Robert Simbolon | 110406048 Redesain Permukiman Relokasi Masyarakat Gunung Sinabung

4.2.9. Analisa Aktivitas Ruang Dalam