31
Robert Simbolon | 110406048
Redesain Permukiman Relokasi Masyarakat Gunung Sinabung
Setelah selesai kegiatan berkebun, umumnya para bapak-bapak akan berkumpul untuk istirahat dan bercengkrama dengan petani lainnya di balai masyarakat. Setelah itu
pulang ke rumah untuk istirahat, santai dengan keluarga, makan malam dan lainnya. Untuk memanen, biasanya masyarakat memanen pada pagi atau siang hari. Hasil
panen terkadang untuk konsumsi keluarga dan juga di jual. Untuk pendistribusian panen umumnya langsung ke pengumpul sayur yang akan didistribusikan ke kota Medan,
biasanya dilakukan pada pukul 03.00 pagi.
2.2.4. Tinjauan Lokasi
Pada tahap ini perancang mencoba untuk mengidentidikasi lokasi perancangan dengan peta digital yang kemudian akan ditetapkan lokasi untuk survey lokasi. Selain itu,
peta digital ini nantinya diukur luasan yang dibutuhkan, kontur lahan, konteks di sekitar site, jarak terhadap Gunung Sinabung, jarak terhadap Kabanjahe, arah mata angin, dan
lainnya. Lokasi perancangan yang dipilih adalah Hutan Siosar yang merupakan lokasi resmi
dari pemerintah untuk merelokasi masyarakat Gunung Sinabung, lahan yang letaknya sangat terpencil ini sudah mendapat izin secara resmi dan merupakan satu-satunya
alternatif lokasi perancangan untuk permukiman relokasi masyarakat Gunung Sinabung. Secara geografis Hutan Siosar terletak di
02°58 56.9 LU dan 98°30 18.5 BT, dengan jarak terhadap Gunung Sinabung yaitu sekitar 23,7 Km, dan jarak terhadap
Kabanjahe yaitu sekitar 6 Km. Hutan Siosar memiliki batas-batas wilayah, dari Utara yaitu Kec. Tigapanah, sebelah Selatan yaitu Kec. Merek, sebelah Timur yaitu Hutan Pinus, dan
sebelah Barat yaitu Hutan Lindung.
Universitas Sumatera Utara
32
Robert Simbolon | 110406048
Redesain Permukiman Relokasi Masyarakat Gunung Sinabung
Peta Lokasi Proyek.
Universitas Sumatera Utara
33
Robert Simbolon | 110406048
Redesain Permukiman Relokasi Masyarakat Gunung Sinabung
Gambar 2. 3. Peta Lokasi Perancangan - Hutan Siosar
Sumber : Google Maps
Universitas Sumatera Utara
34
Robert Simbolon | 110406048
Redesain Permukiman Relokasi Masyarakat Gunung Sinabung
1. Kondisi Aksesibilitas Setelah perancang melakukan kegiatan survey langsung ke Hutan Siosar, hanya
terdapat satu jalur, yakni jalur masuk dari Kabanjahe dengan jarak tempuh 5 Km. Kondisi site yang berkontur mengakibatkan jalan sedikit meliuk-liuk sebagai respon terhadap lahan
berkontur. Kondisi Fisik jalan menurut perancangan masih dalam tahap pengerjaan dan memasuki tahap finishing perkerasan, karena berdasarkan pengamatan perancang, jalur
aksesibilitas masih berupa tanah keras yang sudah dilapisi oleh agregat kasar, yang dimana karakteristik dari agregat kasar ini merupakan komposisi dari jalan Aspal. Hal ini diperkuat
oleh hasil wawancara dengan anggota TNI yang akan mengerjakan perkerasan jalan tersebut.
Gambar 2. 4. Kondisi Fisik permukaan jalan menuju hutan siosar
Sumber : Data Penulis
Universitas Sumatera Utara
35
Robert Simbolon | 110406048
Redesain Permukiman Relokasi Masyarakat Gunung Sinabung
Gambar 2. 5. Kondisi jalan yang berliku-liku dan naik turun
Sumber : Data Penulis
2. Kondisi Lingkungan
Setelah perancang tiba pada lokasi site, kesan yang muncul dari perancang adalah site ini memiliki ketenangan dan kedamaian yang luar biasa, sangat cocok untuk
pemulihan psikologi dari korban bencana Gunung Sinabung. Udara Segar, terik yang tidak menusuk tajam, jauh dari hiruk pikuk kota, kebisingan, kemacetan, serta kehijauan yang
sangat kontras menjadikan tempat ini layak dari segi kualitas hidup. Namun faktor itu saja tidak cukup menjadikan site ini sangat layak untuk dijadikan tempat hidup masyarakat
secara permanen, melainkan ada faktor lainnya seperti pengadaan fasilitas umum, fasilitas sosial, dan yang terpenting adalah ketersediaan lahan perkebunan yang merupakan mata
pencaharian utama masyarakat Gunung Sinabung.
Universitas Sumatera Utara
36
Robert Simbolon | 110406048
Redesain Permukiman Relokasi Masyarakat Gunung Sinabung
Gambar 2. 6. Signage Entrance Perkampungan Siosar
Sumber : Data Penulis
Gambar 2. 7. Kondisi Lingkungan Perkampungan Siosar dalam tahap konstruksi
Sumber : Data Penulis
Universitas Sumatera Utara
37
Robert Simbolon | 110406048
Redesain Permukiman Relokasi Masyarakat Gunung Sinabung
Gambar 2. 8. Hunian yang sedang dalam tahap konstruksi
Sumber : Data Penulis
Kondisi lingkungan binaan di hutan siosar pada saat ini masih belum dapat ditemukan dikarenakan pada saat ini lokasi hutan siosar masih dalam tahap pengerjaan.
Perancang hanya dapat memastikan kondisi fisik hunian dan sirkulasi, namun penempatan fasilitas tidak dapat sepenuhnya diidentifikasi, namun berdasarkan wawancara pada area
tengah perkampungan akan dibuat taman dan juga beberapa fasilitas umum.
Gambar 2. 9. Area tengah yang akan dijadikan daerah taman dan fasilitas umum
Sumber : Data Penulis
Universitas Sumatera Utara
38
Robert Simbolon | 110406048
Redesain Permukiman Relokasi Masyarakat Gunung Sinabung
Pada sekitar site terdapat hutan pinus milik pemerintah, sehingga pohon pinus yang ditebang untuk pelebaran lahan, sepenuhnya milik pemerintah. Dalam hal ini, kayu pinus
hasil tebangan digunakan untuk material proses kontruksi, seperti bekisting, papan jembatan sementara, bedeng material, dan sisanya diperuntukkan bagi pemerintah. Oleh
karena itu pohon pinus menurut perancang bukan sebuah potensi yang harus diolah dan digunakan pada perancangan permukiman ini, dikarenakan kepemilikan kayu tebangan
yang dimiliki oleh pemerintah.
Gambar 2. 10. Hutan Pinus disekitar kawasan permukiman
Sumber : Data Penulis
Gambar 2. 11. Papan Pinus yang digunakan untuk membantu proses konstruksi
Sumber : Data Penulis
Universitas Sumatera Utara
39
Robert Simbolon | 110406048
Redesain Permukiman Relokasi Masyarakat Gunung Sinabung
3. Kondisi Fisik Hunian
Dari hasil survey yang kami lakukan di Perkampungan Siosar, dapat dilihat bahwa kondisi fisik rumah yang dibangun pada Perkampungan Siosar ini sangat baik, baik dari
segi tampilan dan juga struktur rumah. Tipologi rumah yang dibangun di Perkampungan Siosar ini seperti tipologi rumah di perumahan yaitu memiliki orientasi rumah yang jelas,
pola rumah secara grid, dan lainnya. Selain itu, rumah ini memiliki struktur dan konstruksi rumah yang konvensional seperti penggunaan batu bata, beton bertulang, pondasi batu kali,
dan lainnya dengan mengacu aspek konstruksi yang aman. Berdasarkan hasil pengamatan, perancang banyak mendapat pemikiran serta
pertanyaan mendasar mengenai hunian yang sudah mulai dibangun di Perkampungan Siosar ini, mulai dari karakteristik fisik rumah yang tidak sama dengan rumah mereka di
desa mereka yang lama, pola permukiman yang sangat berbeda, material rumah yang berbeda, karakteristik ruang, dan lainnya. Perbedaan yang mencolok inilah yang nantinya
akan menjadi permasalahan kedepannya kelak, yaitu akan terjadinya pergeseran psikologis masyarakat sehingga masyarakat akan merasa tidak nyaman untuk tinggal di permukiman
baru, bahkan yang lebih buruknya adalah meninggalkan permukiman Siosar tersebut. Oleh karena itu, perlu adanya kajian terhadap tipologi hunian awal, orientasi
permukiman, material terdahulu, karakateristik ruang, dan aspek-aspek rumah lainnya yang ada di ketiga desa.
Gambar 2. 12. Bentuk Hunian masyarakat Korban Gunung Sinabung
Sumber : Data Penulis
Universitas Sumatera Utara
40
Robert Simbolon | 110406048
Redesain Permukiman Relokasi Masyarakat Gunung Sinabung
Gambar 2. 13. Hunian bagi masyarakat korban bencana Gunung Sinabung
Sumber : Data Penulis
Gambar 2. 14. Proses Konstruksi Perkampungan Siosar
Sumber : Data Penulis
Universitas Sumatera Utara
41
Robert Simbolon | 110406048
Redesain Permukiman Relokasi Masyarakat Gunung Sinabung
2.2.5. Tinjauan 3 Desa Eksisting