104
Redesain Permukiman Relokasi Masyarakat Gunung Sinabung
3. Communal Space and Shared Space
Kekerabatan yang erat pada zaman dahulu tidak terlepas dari peran ruang-ruang yang dipakai secara bersama-sama, seperti dapur yang dibagi 2 untuk 2 keluarga. Dapur di
siwaluh jabu hanya berupa tungku yang terletak diantara 2 kamar tidur. Selain itu ruang bersama yang terletak di tengah, sehingga ketika ada diskusi keluarga, semua kepala
keluarga dapat bersama-sama untuk diskusi bersama. Oleh karena itu, beberapa ruang yang dibagi bersama-sama, perancang coba
menerapkan kembali ke hunian yang baru. Konsepnya adalah menggabungkan 2 hunian yang berdekatan kemudian ditempatkan area untuk berbagai seperti dapur bersama dapur
dulu dan sekarang diletakkan di depan dan juga teras depan rumah yang menyatu dengan tetangga sehingga mereka dapat berbagi satu sama lain di dalam kondisi yang susah seperti
yang saat ini mereka alami. Selain itu juga ada fasilitas bersama seperti water tank. Untuk area sirkulasi dapat digunakan sebagai communal open space, karena
beberapa gang-gang desa juga digunakan sebagai area sosial terbuka.
Gambar 5. 26. Transformasi ruang bersama
5.2.2. Penambahan Ruang
Ruang untuk 1 keluarga di Rumah Siwaluh Jabu sangatlah statis, dimana ruang tidak dapat ditambah dikarenakan masih merupakan ruang dalam satu rumah. Ini sangat
Universitas Sumatera Utara
105
Redesain Permukiman Relokasi Masyarakat Gunung Sinabung
berbanding terbalik dengan kondisi saat ini, dimana pertumbuhan penduduk sangat tinggi dalam satu keluarga.
Transformasi dari single cell ruang ke organisme yang utuh hunian dapat menjadi solusi untuk permasalahan ini dimana dalam hunian nantinya akan diberikan space
lebih halaman untuk menambah ruang pada hunian masyarakat.
Gambar 5. 27. Transformasi Ruang ke Hunian
5.2.3. Communal Space
Kekerabatan dalam sebuah keluarga atau kelompok keluarga, tidak akan terjalin dengan baik tanpa adanya ruang yang berbagi-bagi, karena konsep berbagi adalah konsep
kebersamaan dan kekerabatan. Konsep berbagi ruang juga ada dalam Rumah Siwaluh Jabu, dan akan kembali
diaplikasikan ke dalam konsep baru. Space-space yang berbagi antara lain dapur dan teras berbagi, kemudian urban farming bercocok tanam merupakan kebiasaan masyrakat, paling
tidak untuk menanam sirih, dan selanjutnya bercocok tanam merupakan terapi kecil untuk trauma bencana, dan yang terakhir adalah communal open-space yang dapat digunakan
oleh 8 keluarga sekaligus untuk acara keluarga atau acara adat.
Gambar 5. 28. Communal Space
Universitas Sumatera Utara
106
Redesain Permukiman Relokasi Masyarakat Gunung Sinabung
5.2.4. Expanding Linear Circulation To Cross Circulation
Sirkulasi linear pada kelompok rumah secara mendasar akan membentuk kelompok-kelompok besar dan akan semakin
‘mengkotak-kotakkan’ terhadap kelompok yang lain. Solusi yang dilakukan adalah menambah sirkulasi secara tegak lurus yang
ditempatkan di tengah, sehingga sirkulasi yang terjadi begitu cair dan mengalir terhadap kelompok hunian lainnya.
Gambar 5. 29. Transformasi Sirkulasi
Universitas Sumatera Utara
107
Redesain Permukiman Relokasi Masyarakat Gunung Sinabung
5.2.5. Konsep Kelompok Hunian Mixed Use