Konsep Pola Permukiman Konsep Mitigasi Bencana

92 Redesain Permukiman Relokasi Masyarakat Gunung Sinabung Untuk pencapaian ke site melewati jalan eksisting yang sedang dalam pekerjaan aspal sepanjang 6.5 km dari pusat kota. Pada bagian ujung dari jalan masuk terdapat entrance sebagai gate penerima masyarakat atau korban gunung sinabung. Untuk konsep sirkulasi secara fisik, penulis tidak merubah konsep lama,yaitu membagi sirkulasi menjadi 3 bagian, yaitu jalan kolektor, jalan lokal, dan gang desa. Gambar 5. 3. Jalan Kolektor Gambar 5. 4. Jalan Lokal Gambar 5. 5. Gang Desa

5.1.3. Konsep Pola Permukiman

Setelah pola sirkulasi yang dibentuk pada kawasan hutan siosar, kemudian perancang menerapkan pola permukiman pada kawasan tersebut. Pola permukiman yang diterapkan merupakan pola permukiman yang diadaptasi dari pola permukiman dari 3 desa eksisting. Pola Permukiman pada 3 eksisting desa ini menggunakan pola permukiman linear, dimana pola hunian akan mengikuti pola jalan. Tujuan dari mengadaptasi pola permukiman dari 3 desa eksisting adalah ingin mempertahakan aspek sosial yang sudah terjalin bertahun-tahun karena pola permukiman sangat berpengaruh pada aspek sosial, Universitas Sumatera Utara 93 Redesain Permukiman Relokasi Masyarakat Gunung Sinabung kemudian untuk memperkecil adaptasi masyarakat terhadap permukiman yang baru, pola permukiman yang rural dan acak merupakan sebuah pola yang sangat khas pada sebuah desa, dan masih banyak tujuan lainnya. Pola permukiman yang akan dibuat berdasarkan pada pola permukiman desa eksisting, selain dipengaruhi oleh pola jalan atau sirkulasi, pola permukiman yang akan dibuat di kawasan hutan siosar juga akan dipengaruhi oleh letak fasilitas desa, sehingga penjangkauan fasilitas desa dari rumah lebih mudah dijangkau dan tidak terlalu jauh. Gambar 5. 6. Skema Konsep Pola Permukiman Gambar 5. 7. Penerapan Pola Permukiman pada Site Universitas Sumatera Utara 94 Redesain Permukiman Relokasi Masyarakat Gunung Sinabung Gambar 5. 8. Pola Permukiman di desa eksisting Gambar 5. 9. Pola Permukiman di lokasi yang baru

5.1.3. Konsep Mitigasi Bencana

Jarak Gunung Sinabung dengan kawasan hutan siosar yang tergolong jauh, bukan menjadi jaminan bahwasannya permukiman yang akan dirancang akan terlepas dari konsep mitigasi bencana. Trauma yang mendalam merupakan hal penting yang harus diperhatikan untuk perancangan permukiman ini, walaupun area permukiman relokasi terbilang cukup aman. Permukiman yang dekat terhadap potensi bencana dan juga permukiman relokasi harus mengikuti kebijakan pemerintah dalam UU No. 10 tahun 2014 yang mengatur tentang permukiman permukiman mitigasi bencana. Berdasarkan hal tersebut, permukiman ini akan dirancang dengan pendekatan mitigasi bencana dengan konsep “3 Layers Evacuation Space”, dimana terdapat 3 lapis area evakuasi yang tersebar di kawasan siosar ini, sehingga penjangkauan terhadap area evakuasi lebih terjangkau dengan mudah. Universitas Sumatera Utara 95 Redesain Permukiman Relokasi Masyarakat Gunung Sinabung 1. Skala Antar-Hunian Untuk skala antarhunian, area evakuasi terkecil ada pada space sirkulasi di depan hunian mereka, sehingga sangat mudah untuk dijangkau dari hunian mereka. Jarak hunian pun dibuat sedikit berjarak sehingga lebih mudah dalam mengevakuasi diri. Area sirkulasi ini juga akan dikonsepkan untuk mengarah ke area evakuasi yang lebih besar. Gambar 5. 10. Area sirkulasi yang mengarah ke area evakuasi 2. Skala Antar-Kelompok Hunian Skala antarkelompok hunian atau desa juga terdapat area evakuasi berupa alun-alun desa. Ukuran lebih besar dapat menampung seluruh masyarakat di desa tersebut. Pada alun-alun ini akan disediakan berupa alarm sederhana dan alat pengeras suara pada balai masyarakat. Gambar 5. 11. Skema Evakuasi Antar-Kelompok Hunian 3. Skala Antar-Desa Jika level bencana sangat darurat dan dampak tersebar hingga kawasan siosar ini, maka area tengah dari kawasan siosar ini akan dijadikan area evakuasi terbesar. Area ini mudah dijangkau oleh alat transportasi dibandingkan dengan area permukiman dan desa masyarakat, sehingga area ini sangat mudah untuk dicapai oleh mobil ambulans dan mobil penyelamatan lainnya. Universitas Sumatera Utara 96 Redesain Permukiman Relokasi Masyarakat Gunung Sinabung Selain itu, area ini sebenarnya juga dapat menampung korban bencana sinabung yang masih belum memiliki tempat mengungsi ataupun tempat pengungsian yang penuh, karena pada area ini terdapat banyak ruang-ruang multifungsi yang dapat dijadikan area pengungsian. Gambar 5. 12. Area Evakuasi Skala Antar-Desa

5.1.4. Konsep Street Furniture Permukiman