Analisa Batasan Kriteria Criteria

89 Robert Simbolon | 110406048 Redesain Permukiman Relokasi Masyarakat Gunung Sinabung material pabrikasi bahkan material impor. Dengan menggunakan material lokal serta kemampuan mengolah material, proses pembangunan tidak akan memakan banyak waktu. Inilah bukti bahwasannya aspek local craftamnship merupakan eksekutor dari kaitan ketiga aspek penting dalam rumah yang diperlukan masyarakat relokasi sinabung.

4.4. Analisa

Goal, Constrain, dan Criteria a. Tujuan Goal - Mampu “menghidupkan kembali” permukiman masyarakat. - Menciptakan kawasan permukiman masyrakat tanpa mengubah gaya hidup dan budaya masyarakat - Menciptakan kawasan permukiman yang dapat dibangun, dikelola dan dirawat oleh masyarakat setempat

b. Batasan

Constrain - Keterbatasan Dana - Pembangunan harus cepat - Untuk jangka 20 tahun - Membatasi penebangan pohon - Luas lahan ± 66 ha Hunian + FasosFasum+ Lahan Pertanian

c. Kriteria Criteria

- Penggunaan material lokal - Pemberdayaan masyarakat dengan memanfaatkan Local Craftmanship - Pemukiman yang mempertahankan aspek budaya dan sosial Universitas Sumatera Utara BAB V KONSEP DESAIN Universitas Sumatera Utara 90 Redesain Permukiman Relokasi Masyarakat Gunung Sinabung

BAB V KONSEP DESAIN

Pada bab ini penulis akan membahas dua objek pembahasan yang telah dikerjakan secara individual, yakni Konsep Permukiman dan Konsep Hunian yang dikerjakan setelah pelaksanaan Preview II hingga hari pelaksanaan Preview III. Pada pembahasan ini akan berisi tentang perbaikan dan pembaharuan Konsep Permukiman dan Konsep Hunian.

5.1. Konsep Permukiman

5.1.1. Konsep Makro Desa

Pada konsep Permukiman, penulis menggunakan konsep makro desa yaitu sesuai dengan tema besar yaitu “Regenerative Design” dengan artian bahwa konsep ini berusaha untuk menghidupkan kembali hal-hal penting terkait dengan benda fisik atau non fisik pada desa terdahulu dan diterapkan kembali di lokasi yang baru, dengan catatan bahwasannya penghidupan kembali ini tidak harus sama seperti eksisting, namun juga dapat dilakukan pengembangan ke arah yang lebih baik. Beberapa aspek yang akan diterapkan kembali pada lokasi baru yaitu Hutan Siosar adalah pola permukiman masyarakat yang linear mengikuti jalan, kemudian fasilitas desa yang ada akan diterapkan kembali, namun bila beberapa desa tidak ada yang memiliki fasilitas tertentu, maka fasilitas tersebut akan dikembangkan secara komunal, kemudian sirkulasi desa yaitu berupa jalan kolektor, jalan lokal, dan jalan desa. Selain itu penulis memperhatikan pertumbuhan penduduk, keberadaan ruang sosial, konsep mitigasi bencana sesuai dengan kebijakan pemerintah, konsep manajemen sampah, hingga konsep agraria. Universitas Sumatera Utara