h. 18-19. Hakikat Puisi
HYANG
yang mana
ke atau
dari mana
meski pun
lalu se
bab antara
Kau dan
aku Dapat disimpulkan bahwa perwajahan atau tipografi dalam puisi
dapat membedakan puisi dengan prosa, fiksi, dan drama. Tipografi merupakan bentuk dari puisi yang bermacam-macam tergantung
penyairnya.
2 Diksi
Diksi adalah pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Karena puisi adalah bentuk karya sastra yang
dengan sedikit kata-kata dapat mengungkapkan banyak hal, maka
kata-katanya harus dipilih secermat mungkin.
Pilihan kata akan mempengaruhi ketepatan makna dan keselarasan bunyi. Dalam puisinya “Aku” Chairil Anwar,
sebelumnya tertulis seperti di bawah ini. Kutipan 1
Aku
Kalau Sampai Waktuku
„Ku tahu tak seorang „kan merayu Tidak juga kau
………….. Chairil sadar bahwa kata tahu menunjukkan kelemahan dan
menunjukkan sikap pesimis. Kemudian kata tahu diubah pada penerbitan berikutnya menjadi kata mau yang menunjukkan sikap
kuat dan optimis. Seperti kutipan di bawah ini.
Kutipan 2 Aku
Kalau sampai waktuku „Ku mau tak seorang „kan merayu
Tidak juga kau ……………
Siswanto dalam bukunya menyatakan: Diksi adalah pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh
penyair dalam puisinya. Pemilihan kata dalam puisi berhubungan erat dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata. Pemilihan
kata juga berhubungan erat dengan latar belakang penyair.
38
Jadi fungsi diksi bagi puisi yaitu untuk memperindah dan memberikan fariasi pada puisi serta makna yang tersembunyi.
3 Imaji
Imaji adalah kata atau kelompok kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti penglihatan,
pendengaran, penciuman, perasaan,dan peraba atau sentuh. Imaji dapat dibagi menjadi tiga: imaji suara auditif, imaji penglihatan
visual, imaji raba atau sentuh imaji taktil. Imaji dapat mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, mendengar, dan
merasakan seperti yang dialami oleh penyair.
39
38
Opcit, h.113-116.
39
Wahyudi Siswanto, Pengantar Teori Sastra, Jakarta: PT. Grasindo. 2008, h. 118.
Jadi, dengan imaji pada puisi akan mebuat pembaca seakan- akan melihat, mendengar, mencium dan merasakan apa yang
dirasakan oleh penulis .
4 Kata Kongkret
Kata konkret berhibungan erat dengan imaji. Kata konkreat adalah kata-kata yang diungkapkan dengan indera. Dengan kata
Konkret akan memungkinkan imaji muncul.
IKAN
aku lihat ikan di akuaruim tidak pernah tidur
lalu bagaimana ia menghitung hari dan kematian barangkali memang tidak perlu dihiraukan
Karena ia selalu berzikir dengan mata dan siripnya
Pada puisi di atas, kata konkret ditunjukan oleh kata ikan, akuarium, mata, dan sirip. Kata konkret berhubungan dengan kata
kiasan atau lambang. Jadi, kata kongkret sangat erat dengan imaji karena kata
kongkret dapat diungkapan dengan imaji. Kata kongkret dalam puisi berfungsi untuk menimbulkan imaji pada pembaca.
5 Bahasa Figuratif Majas
Majas adalah bahasa berkias yang dapat menghidupkan meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu. Sudjito
dalam Siswanto : Bahasa figurative menyebabkan puisi menjadi prismatik, artinya memancarkan banak makna atau kaya akan
makna. Waluyo dalam Siswanto : Perrine menyatakan bahasa riguratif dipandang lebih efektif untuk menyatakan apa yang
dimaksud penyair karena
1 bahasa figuratif mampu