bisa dijadikan obat untuk pengobatan sirkulasi darah yang tidak lancar dikaki, tangan, dan jantung.wijoyo, 2009.
Bagi orang yang sudah terbiasa mengkonsumsi makanan yang pedas, biasanya nafsu makannya akan menjadi berkurang, bila tidak ada sambal atau
cabai yang menyertai makanannya. Hal ini dikarenakan kapsaikin cabai memang bersifat stomatik, yakni dapat meningkatkan nafsu makan. Kapsaikin juga
merangsang produksi hormone endorphin sehingga bias membangkitkan sensasi kenikmatan, hormone endorphin berperan dalam mengurangi rasa sakit. Oleh
karena itu, sering dijumpai orang yang mengalami gejala sakit kepala akan segera sembuh setelah mengkonsumsi sesuatu yang rasanya pedas. Hal ini karena rasa
pedas yang ditimbulkan oleh kapsaikinn dapat mengalami aktivitas otak ketika menerima rasa sakit dari pusat system saraf. Pada saat yang bersamaan, kapsaikin
akan mengencerkan lendir sehingga dapat melonggarkan penyumbatan pada tenggorokan dan hidung. Hal ini pula yang membuat makanan bercita rasa pedas
dapat meringankan orang yang mengidap penyakit hidung dan tenggorokan seperti pilek, batuk, bahkan sinusitisSuyanti 2007.
2.6. Mikroba yang Mengontaminasi Bahan Makanan
Bahan makanan dapat terkontaminasi biasanya disebabkan oleh proses persiapan, produksi dan penyimpanan makanan yang tidak sesuai kurang
hygienis. Beberapa Mikroba yang dapat mengontaminasi makanan:
Universitas Sumatera Utara
A. Bakteri
a Clostridium botulinum. Merupakan bakteri berbentuk batang,
anaerobik tidak dapat tumbuh di lingkungan yang mengandung oksigen bebas, Gram-positif, dapat membentuk spora, dan dapat
memproduksi racun syaraf yang kuat. Sporanya tahan panas dan dapat bertahan hidup dalam makanan dengan pemrosesan yang kurang
sesuai atau tidak benar. Ada tujuh tipe botulisme A, B, C, D, E, F dan G yang dikenal, berdasarkan ciri khas antigen dari racun yang
diproduksi oleh setiap strain. Tipe A, B, E, dan F dapat menyebabkan botulisme pada manusia. Botulisme karena makanan untuk
membedakan dari botulisme pada luka dan botulisme pada bayi merupakan jenis keracunan makanan yang berbahaya. Penyakit ini
disebabkan oleh konsumsi makanan yang mengandung racun syaraf yang kuat, yang dibentuk selama pertumbuhan organisme. Racun ini
tidak tahan panas dan dapat dihancurkan dengan pemanasan pada temperatur 80°C selama10 menit atau lebih. Penyakit ini jarang
terjadi, tetapi sangat diperhatikan karena apabila tidak segera dirawat dengan benar, tingkat kematiannya tinggi. Kebanyakan kasus yang
dilaporkan setiap tahunnya berkaitan dengan makanan yang kurang diproses, dikalengkan di rumah tangga, tetapi kadang-kadang
makanan yang diproduksi secara komersial juga terlibat dalam kasus tersebut. Sosis, produk daging, sayuran kaleng, dan produk makanan
laut, paling sering menjadi perantara dalam kasus botulisme pada
Universitas Sumatera Utara
manusia. Organisme ini dan sporanya tersebar luas di alam. Bekteri ini ada di tanah, baik di tanah olahan, tanah hutan, endapan di dasar
sungai, danau, dan perairan pantai, dan di dalam usus ikan dan mamalia, dan di dalam insang dan organ dalam kepiting dan jenis-
jenis kerang lainnya. Botulisme karena makanan merupakan nama penyakit sebenarnya keracunan makanan yang disebabkan oleh
konsumsi makanan yang mengandung racun syaraf yang diproduksi oleh C. botulinum . Gejala-gejala botulisme karena makanan
umumnya dimulai 18-36 jam setelah konsumsi makanan yang mengandung racun, walaupun kasus-kasus yang ada bervariasi antara
4 jam hingga 8 hari. Gejala awal keracunan terdiri dari rasa lelah, lemah, dan vertigo, yang biasanya diikuti dengan penglihatan
berganda dan kesulitan bicara dan menelan yang meningkat. Kesulitan bernapas, rasa lemah pada otot-otot lain, perut kembung dan
konstipasi sembelit juga merupakan gejala yang sering terjadi.
b Campylobacter jejuni adalah penyebab diare terbanyak. C. jejuni
tumbuh optimum pada suhu 42° C. Campylobacter jejuni merupakan bakteri Gram-negative berbentuk batang ramping, bengkok, dan motil.
Organisme ini bersifat mikroaerofil, yang berarti memerlukan kadar oksigen rendah. Organisme ini relatif mudah mati dan peka terhadap
tekanan dari lingkungan misalnya 21 oksigen, pengeringan, pemanasan, desinfektan, kondisi asam. Bakteri ini sering ditemukan
Universitas Sumatera Utara
pada ternak, ayam, dan burung yang sehat. Terkadang Organisme ini sering ditemukan pada sumber air yang tidak diklorinasi, misalnya
sungai dan parit.
c Salmonella berkembang biak pada suhu 5 - 45 C. Bakteri ini akan
mati pada saat dipanaskan sampai suhu di atas 70 C. Namun bakteri ini tidak mati pada saat bahan pangan didinginkan dalam refrigerator
atau freezer. Bakteri salmonella diketaui merupakan penyebab utama penyakit yang penyebarannya melalui medium makanan atau dikenal
dengan istilah Foodborne diseases. Hal inilah yang membuat stereotif salmonella sebagai penyebab penyakait pada sistem pencernaan
semakin kuat. Penyakit yang disebabkan bakteri salmonella dikenal dengan istilah salmonellosis. Penyakit ini ditandai dengan berbagai
gejala antara lain diare, demam dalam jangka waktu 8 hingga 72 jam, kram pada perut, sakit kepala,muntah-muntah dan merasa mual yang
berkepanjangan. Terkait dengan sifatnya yang memicu penyakit, bakteri salhgmonella ini dibagi ke dalam berbagai jenis. Salah satu
yang cukup berbahaya dan menjadi biang penyebab penyakit tipus adalah bakteri salmonella typhi. Bakteri ini menginvasi pembuluh
darah dan juga gastroenteritis yang dikarenakan keracunan makanan atau intoksikasi. Cara sederhana untuk terhidar dari mikroba
merugikan ini adalah dengan rajin mencuci tangan serta menjaga higenitas makanan yang dikonsumsi.
Universitas Sumatera Utara
d Escherichia coli menghasilkan racun yg berbahaya dan mampu hidup
pada tempat yang miskin nutrisi. Masa inkubasi adalah 3 – 9 hari
setelah mengkonsumsi makanan, yaitu sakit perut, diare, muntah, demam. Bakteri ini biasanya menginfeksi daging sapi dan daging
ayam. B.
Virus Virus adalah mikroorganisme ultramikroskopik dan dapat lolos filter 0,22
µm. Virus berkembang biak hanya pada inang yang sesuai dan tidak dapat tumbuh diluar inang. Beberapa virus dapat menyebabkan ganggun
pencernaan dan ciri-cirinya hampir sama dengan yang ditimbulkan oleh bakteri. Sebagian virus juga dapat menginfeksi tanpa adanya simpton
sampai virus tersebut menyerang jaringan sel yang lain, misalnya jaringan saraf, melalui aliran darah. Transmisi virus yang dapat menyebabkan
gangguan pencernaan dapat melalui aerosol atau kontak langsung degan orang yang terinfeksi. Enterovirus diketahui menyebar melalui rute fekal-
oral, sedangkan virus polio dapat menyebabkan gangguan pencernaan, demam dan kelumpuhan menyebar melalui rute fekal-oral, sedangkan
virus hepatitis B tersebar melalui kontak langsung dan transfusi darah. 30 kasus infeksi makanan disebabkan oleh virus. Masa inkubasi sekitar
1-3 hari. Contoh virus: Enterovirus, Hepatitis A, Hepatitis E, Norovirus, Rotavirus
Universitas Sumatera Utara
C. Parasit
Giardia, Cryptosporidium, Balantidium, Entamoeba dan protozoa lainnya serta parasit seperti cacing pita, dapat menginfeksi melalui air dan
makanan. Beberapa spesies dapat bertahan pada lingkungan untuk beberapa minggu. Gejala-gejala yang ditimbulkan dapat sama dengan
gejala gangguan perut yang ditimbulkan oleh bakteri dan penularannya melalui rute fekal-oral. Infeksi oleh parasit meliputi: Platyhelminthes,
Nematode, Protozoa
2.7. Escherichia coli