kelaikan Ketenagaankaryawan Kelaikan Bahan Makanan dan Makanan Jadi

sedap setelah mengalami pembusukan. Oleh karena itu limbah hasil pengolahan makanan harus dibuang ke saluran limbah yang tertutup BPOM, 2003. Ada 1 rumah makan 14,3 yang jumlah WC, jambannya kurang, juga tidak ketersedian sabun dan tidak nyaman, menurut Depkes 2011, toilet harus dalam jumlah yang cukup, dan tersedia sabun, nyaman dipakai dan mudah dibersihkan. Ada 2 rumah makan 28,6 yang jumlah tempat sampah kurang, tidak dilapisin kantong plastik, keadaan tersebut jelas tidak sesuai dengan depkes RI 2011 tempat sampah harus tertutup, tersedia dalam jumlah yang cukup dan diletakkan sedekat mungkin dengan sumber produksi sampah, namun dapat menghindari kemungkinan tercemarnya makanan oleh sampah. Sampah diwilayah dapur hendaknya dimasukkan kedalam tempat sampah yang tertutup dan kedap air, dipisahkan antara sampah basah garbage dan sampah kering rubbish masing-masing mempunyai tempat sendiri, waktu pengangkutanpemindahan sampah ke tempat penampungan lainnya supaya diperhatikan jangan sampai berceceran atau menimbulkan pengotoran Sihite, 2000. Aspek lain seperti ruangan yang bersih dan bebas dari barang tidak berguna, seluruh rumah makan memenuhi persyaratan.

5.2.3. kelaikan Ketenagaankaryawan

Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti pada aspek pengukuran kelaikan ketenagaankaryawan, peneliti menemukan di 1 14,3 rumah makan ada seorang karyawan yang bekerja di dapur sedang membersihkan tomat dan cabai, batuk – batuk meskipun dia memakai masker sebagai pelindung tapi tetap Universitas Sumatera Utara saja besar kemungkinan bisa mengontaminasi makanan, khususnya makanan jadi. Selain itu di 1 14,3 rumah makan peneliti menemukan pegawai penyaji makanan memakai kosmetik di tangan kutek,dan di 2 28,6 rumah makan peneliti menemukan pegawai memakai perhiasan berupa cincin dan gelang meskipun tangan terlihat bersih, namun hal ini sudah tidak sesuai dengan Kepmenkes RI No. 1098MenkesSKVII2003, Gelang maupun cincin yang digunakan dapat mengeluarkan zat racun dan berbahaya apabila terbuat dari bahan-bahan yang mudah berkarat seperti besi, selain itu microba pathoge bisa saja ada di sela – sela gelang dan cincin tersebut. Menurut pendapat Hiasinta 2001:41 tangan manusia merupakan sumber utama mikroorganisme, jika kontak langsung dengan tangan selama proses produksi, pengolahan dan penyajian maka terjadilah perpindahan mikroba dari tangan ke pangan. Maka dari itu higiene personal dapat tercapai apabila dalam diri karyawan tertanam pengertian pentingnya menjaga kesehatan dan kebersihan diri sehingga menghasilkan mutu pangan yang baik.

5.2.4. Kelaikan Bahan Makanan dan Makanan Jadi

Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti pada aspek pengukuran kelaikan bahan makanan dan makanan jadi, tidak semua aspek penilaian memenuhi persyaratan, baik itu tentang sumber makanan dan keutuhan makanan. Peneliti melihat bahan - bahan untuk membuat sambal seperti cabai, tomat, dan bawang , dalam kondisi baik berwarna segar, tidak busuk dan di cuci sebelum diolah. makanan terolah berlabel asli, terdaftar dan tidak kadaluawarsa seluruh rumah makan memenuhi persyaratan, namun penangan makanan yang berpotensi Universitas Sumatera Utara bahaya pada suhu, cara dan waktu ada 3 42,9 yang tidak memenuhi syarat. Peneliti melihat ketiga rumah makan tersebut tidak memanaskan kembali sambal yang hendak disajikan. Seharusnya sambal tersebut dipanaskan terlebih dahulu karena sudah lewat dari 6 jam, terhitung mulai dari sambal selesai diproses. Berdasarkan Kepmenkes RI No. 942MenkesSKVII2003 bahwa makanan yang diangkut harus dalam keadaan tertutup dalam wadah yang bersih, makanan yang disiapkan dan telah lebih dari 6 jam apabila masih dalam keadaan baik harus dipanaskan kembali sebelum disajikan. Ada 2 28,6 rumah makan yang tidak memenuhi persyaratan tentang penanganan makanan potensial berbahaya karena tidak ditutup dan disajikan ulang. Peneliti melihat di 2 dua rumah makan tersebut makanan yang telah masak di susun dan di pajang di rak makan staling dan tidak ditutup lagi. Menurut Prabu 2009 lokasi penyimpanan yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan memudahkan terjadinya kontaminasi oleh mikroorganisme seperti jamur, bakteri, virus, parasit serta bahan-bahan kimia yang dapat menimbulkan resiko terhadap kesehatan.

5.2.5. Kelaikan Peralatan Makan dan Masak

Dokumen yang terkait

Hygiene Sanitasi Pengolahan Makanan Dan Pemeriksaan Escherichia Coli (E.Coli) Pada Pecel Yang Dijual Di Pasar Petisah Tahun 2015

4 58 78

Hygiene Sanitasi Penjual Dan Analisa Bakteri Escherichia coli Pada Jus Jeruk Yang Dijual Di Kantin Yang Ada Di Universitas Sumatera Utara Medan Tahun 2010

8 90 75

Hygiene Sanitasi Rumah Makan Persinggahan Bus Lintas Sumatera di Kecamatan Rantau Selatan Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2007

11 60 95

Hygiene Sanitasi Dan Pemeriksaan Kandungan Bakteri Escherichia Coli Pada Es Krim Yang Dijajakan Di Kecamatan Medan Petisah Kota Medan Tahun 2009

7 54 74

Hygiene Sanitasi Penyedian dan Pemeriksaan Escherichia coli Pada Sambal di Beberapa Rumah Makan Jalan Dr.Mansyur Kota Medan Sumatera Utara 2015

0 0 11

Hygiene Sanitasi Penyedian dan Pemeriksaan Escherichia coli Pada Sambal di Beberapa Rumah Makan Jalan Dr.Mansyur Kota Medan Sumatera Utara 2015

0 0 2

Hygiene Sanitasi Penyedian dan Pemeriksaan Escherichia coli Pada Sambal di Beberapa Rumah Makan Jalan Dr.Mansyur Kota Medan Sumatera Utara 2015

0 0 6

Hygiene Sanitasi Penyedian dan Pemeriksaan Escherichia coli Pada Sambal di Beberapa Rumah Makan Jalan Dr.Mansyur Kota Medan Sumatera Utara 2015

0 0 29

Hygiene Sanitasi Penyedian dan Pemeriksaan Escherichia coli Pada Sambal di Beberapa Rumah Makan Jalan Dr.Mansyur Kota Medan Sumatera Utara 2015

0 1 2

Hygiene Sanitasi Penyedian dan Pemeriksaan Escherichia coli Pada Sambal di Beberapa Rumah Makan Jalan Dr.Mansyur Kota Medan Sumatera Utara 2015

0 0 9