5.2.3 Makna Jawaban yang Didapat dari Sepasang Puak Poi
Puak poi juga memiliki arti di mana puak berarti meminta petunjuk dengan melemparkan dan poi jadi. Dengan demikian puak poi ini adalah medium
bertanya seseorang kepada Tuhan, Dewa-Dewi, atau roh-roh leluhur, yang kemudian memberikan jawabannya, yang dapat dilihat dari posisi puak poi
tersebut setelah dilempar ke atas. Berdasarkan hukum probabilitas matematis, maka hanya akan terjadi tiga
kemungkinan posisi sepasang puak poi setelah dilemparkan ke atas dan menyentuh lantai atau bidang sentuh lainnya. a Kemungkinan pertama adalah
terbuka satu atau tertutup satu. Kemungkinan ini juga ada dua. Katakanlah puak poi sebelah kiri kr dan kanan kn dilepmarkan ke atas secara bersamaan, maka
kemungkinan adalah terbuka kiri tertutup kanan sebesar 50 dan begitu juga terbuka kanan dan tertutup kiri sebesar 50 dari sejumlah x lemparan yang
dilakukan. Kejadian ini dapat digambarkan sebagai berikut.
Universitas Sumatera Utara
Bagan 5.4: Kemungkinan Hasil Lemparan Sepasang Puak Poi
Satu Terbuka dan Tertutup Sengpoi
Adapun arti jawaban atau makna dari puak poi tersebut adalah sebagai berikut.
1. Sengpoi terbuka satu dan tertutup satu, seng yang berasal dari bahasa Hokkien yang berarti baik atau bagus menandakan pertanda baik atau sebagai
jawaban, ”Ya” dari Tuhan, Dewa, atau dari para leluhur terhadap pertanyaan yang diajukan. Biasanya jika dalam sekali meminta dan melempar langsung
mendapatkan jawaban sengpoi biasanya orang yang menggunakan benda tersebut hanya cukup sekali saja menanyakan apa yang ingin ditanyakannya.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.3: Sengpoi
Sumber: Dokumentasi Sanni Tung, 2015
Universitas Sumatera Utara
Bagan 5.5: Bagan Sengpoi
2. Jiupoi keduanya terbuka, jiu yang berasal dari bahasa Hokkien yang artinya tertawa mendadakan Tuhan, Sang Dewa, atau para leluhur merasa lucu dan masih
enggan memberikan kepastian jawaban dari apa yang sedang ditanyakan. Biasanya orang yang menggunakan puak poi tersebut jika mendapatkan jawaban
jiupoi akan mengulangi kembali dengan jedah waktu 3-5 menit kemudian. Normanya secara religius hanya boleh dilakukan sebanyak 3 kali saja, sekali dan
diulang 2 kali.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.4: Jiupoi
Sumber: Dokumentasi Sanni Tung, 2015
Universitas Sumatera Utara
Bagan 5.6: Bagan Jiupoi
3. Kampoi keduanya tertutup, kam yang berasal dari bahasa Hokkien yang berarti tutup atau tertutup merupakan suatu pertanda tidak baik atau buruk dan
jawaban tidak dari Tuhan, Dewa, ataupun para leluhur. Biasanya jika terjadi kampoi, TuhanDewa atau leluhur sedang dalam keadaan marah dan tidak mau
menjawab pertanyaan yang ingin ditanyakan. Orang yang menggunakan puak poi tersebut jika mendapatkan jawaban
kampoi, maka ia akan mengulangi kembali dengan jedah waktu 3 sampai 5 menit kemudian. Dalam hal ini penanya yang disertai dengan upacara paisin
hanya dapat dilakukan sebanyak 3 kali saja dalam pengulangannya. Biasanya jika tidak mendapatkan jawaban, maka orang yang menggunakan puak poi
tersebut akan kembali di lain waktu atau bahkan tidak akan kembali lagi menanyakan hal yang sama. Dalam realitias religi, sejauh yang penulis amati,
hal ini sangat jarang terjadi.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.5: Kampoi
Sumber: Dokumentasi Sanni Tung, 2015
Bagan 5.7: Bagan Kampoi
Universitas Sumatera Utara
5.2.4 Analisis Semiotik Jawaban yang Didapat dari Sepasang Puak Poi