BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka Tinjauan adalah hasil meninjau, pandangan, pendapat, setelah menyelidiki
atau mempelajari KBBI, 2003:912. Pustaka adalah kitab-kitab, buku, buku primbon KBBI, 2003:912. Dalam skripsi sarjana ini, yang dimaksud tinjauan
pustaka adalah hasil meninjau, pandangan, pendapat setelah menyelidiki atau mempelajari pokok masalah seperti atau yang dekat secara tematik maupun
keilmuan dengan yang penulis lakukan ini oleh para penulis terdahulu, baik berupa skripsi sarjana dan makalah. Pustaka yang penulis maksudkan di dalam
skripsi ini adalah berupa buku-buku atau kitab yang berkaitan pokok masalah yang penulis kerjakan, yaitu mencakup: puak poi, paisin, kebudayaan Tionghoa,
masyarakat Tionghoa, kosmologi orang-orang Tionghoa, Buddha, Konghucu, dan lain-lainnya. Hasil yang penulis peroleh dalam tinjauan pustaka ini adalah sebagai
berikut. Reny Syafrida, menulis sebuah skripsi sarjana di Program Studi Sastra
China, Fakultas Ilmu Bidaya FIB Universitas Sumatera Utara USU, tahun 2012, yang berjudul Fungsi dan Makna Penyembahan Leluhur pada Masyarakat
Tionghoa. Di dalam penelitiannya dikatakan bahwa masyarakat Tionghoa dari dahulu hingga kini masih melestarikan upacara penyembahan leluhur dan mereka
masih meyakini bahwa leluhur mereka terdahulu masih berada di tengah kehidupan mereka dan masih mempunyai manfaat di dalam kehidupan mereka.
Universitas Sumatera Utara
Skripsi sarjana ini menjadi bahan pustaka penulis dalam mengkaji sistem kosmologi terutama penyembahan leluhur pada masyarakat Tionghoa.
Syeelwem Wilton S., yang juga menulis skripsi sarjana pada Program Studi Sastra China, FIB USU, pada tahun 2014, yang bertajuk Struktur dan
Makna Upacara Cheng Beng bagi Masyarakat Tionghoa di Berastagi. Di dalam penelitian ini Syeelwem menjelaskan tentang struktur dan makna paisin sebagai
perilaku dan ideologi keagamaan masyarakat Tionghoa, dengan studi kasus yang ada di Kota berastagi, di dalam wilayah budaya Karo Gugung. Skripsi sarjana ini
menjadi bahan pustaka untuk kajian penulis dalam mengkaji ritual paisin pada masyarakat Tionghoa di Pematangsiantar.
Sebuah skripsi sarjana, yang ditulis oleh Yudhistira Siahaan pada tahun 2012 bertajuk Kajian Musikal dan Pertunjukan Barongsai dalam Perayaan Cap
Go Meh Masyarakat Tionghoa di Maha Vihara Maitreya, Kompleks Perumahan Cemara Asri Medan. Di dalam skripsi ini dianalisis pertunjukan barongsai dan
musik pengiringnya. Sebagai sebuah pertunjukan masyarakat Tionghoa, di dalamnya juga terkandung komunikasi kepada Alam Langit dan Alam Baka
dalam sistem kepercayaan Buddha, Tao, dan Konfusius. Skripsi ini menjadi salah satu bahan pustaka penulis dalam mengkaji fungsi dan makna puak poi dalam
konteks upacara paisin masyarakat Tionghoa di Pematangsiantar. Sebuah penelitian yang berjudul Struktur Musik Tua Pi Ciu yang
Dipergunakan oleh Masyarakat Tionghoa di Kota Medan pada Upacara Tiau Sang, dilakukan oleh Muhammad Takari yang didanai oleh Yayasan Ilmu-ilmu
Sosial dan The Toyota Foundation pada tahun 1997. Penelitian ini fokus mengkaji upacara kematian di kalangan masyarakat Tionghoa di Kota Medan, terutama
yang beragama Buddha. Bahwa upacara kematian itu adalah bagian dari
Universitas Sumatera Utara
perpindahan manusia dari alam dunia ke alam baka. Ritus-ritus yang dilakukan mencakup persiapan, pelaksanaan, dan pasca pelaksanaan upacara. Di dalam
penelitian ini juga dibahas tentang sistem kosmologi di dalam kebudayaan Tionghoa. Melalui laporan penelitian ini, penulis menggunakan data-datanya
untuk mengkaji puak poi dalam ritual paisin di dalam kebudayaan masyarakat Pematangsiantar.
Yoan Silviana, pada tahun 2012 menulis sebuah skripsi sarjana di Departemen Sastra China FIB USU. Tajuk skripsinya adalah Fungsi dan Makna
Penyambutan Imlek pada Masyarakat Tionghoa di Pematangsiantar. Di dalam skripsi ini dibahas secara detil tentang hari raya Imlek dalam kebudayaan
Tionghoa, termasuk di Kota Pematangsiantar. Ia juga membahas fungsi dan makna benda-benda yang lazim digunakan di dalam konteks penyambutan tahun
baru China ini, seperti: lampion, kue keranjang, ikan, ayam, bakmi, dan lain- lainnya. Skripsi ini menjadi bahan pustaka penulis dalam mengkaji puak poi di
dalam kebudayaan Tionghoa. Kami juga sama-sama melakukan penelitian budaya Tionghoa di Pematangsiantar. Namun perbedaannya Silviana mengkaji fungsi dan
makna Imlek, sedangkan penulis mengkaji puak poi. Daniel Tong, seorang penulis budaya Tionghoa, pada tahun 2010, menulis
sebuah buku yang bertajuk Tradisi dan Kepercayaan China. Tong di dalam buku ini menjelaskan berbagai tradisi upacara dalam kebudayaan China, seperti Imlek,
Ceng Beng, dan lain-lainnya. Beliau juga menjelaskan praktik-praktik kultural dalam kebudayaan China pada umumnya seperti organisasi berdasarkan kampung
halaman, klen dan kekerabatan, perkawinan, kepercayaan, dan lain-lain. Buku ini menjadi rujukan penulis di dalam melihat kebudayaan masyarakat Tionghoa pada
umumnya.
Universitas Sumatera Utara
Ernst Cassirer, seorang penulis budaya internasional ternama, tahun 1987, menulis buku yang berjudul Manusia dan Kebudayaan. Satu hal yang menarik
dalam konteks penelitian ini, di dalam buku ini dijelaskan bahwa kebudayaan sangat berkaitan erat dengan tradisi dan bahasa. Melalui buku ini penulis melihat
bahwa manusia umumnya memiliki tradisi dan bahasa dalam kebudayaannya yang memperjelas identitas manusia tersebut. Demikian pula puak poi jelas
mempertegas identitas masyarakat Tionghoa di mana pun di dunia ini, termasuk di Kota Pematangsiantar.
Jhuenhyie, seorang penulis kebudayaan masyarakat Tionghoa, pada tahun 2000, menulis sebuah buku yang berjudul Kebudayaan China. Di dalam buku ini
dijelaskan tentang konsep hidup masyarakat Tionghoa, kebudayaan, agama, dan ritual. Buku ini menjadi bahan pustaka penulis dalam rangka penelitian puak poi
ini.
2.2 Konsep