Tradisi Puak Poi Konsep

kebudayaan masyarakat Tionghoa di seluruh dunia, terutama yang menganut sistem religi Buddha, Konghucu, maupun Tao.

2.2.4 Tradisi Puak Poi

Semua aktivitas manusia yang berhubungan dengan religi didasarkan atas suatu getaran jiwa yang biasanya disebut dengan emosi keagamaan. Emosi keagamaan ini biasanya dialami setiap manusia, walaupun getaran emosi itu hanya berlangsung beberapa detik saja, untuk kemudian menghilang kembali. Emosi keagamaan itulah yang mendorong orang melakukan tindakan-tindakan bersifat religi. Sistem religi dalam suatu kebudayaan selalu mempunyai ciri-ciri khusus untuk sedapat mungkin memelihara emosi keagamaan itu di antara pengikut pengikutnya. Dengan demikian emosi keagamaan merupakan unsur-unsur penting dalam suatu religi bersama dengan tiga unsur yang lain yaitu: sistem keyakinan, sistem upacara keagamaan, dan suatu umat yang menganut religi itu. Sejarah penggunaan puak poi dengan prinsip Yin Yang dan Sheng telah ada tercatat sejak zaman Musim Semi dan Gugur, yaitu kira-kira 600-an Seb. M. Tentunya dengan metode dan konsep yang berbeda, yaitu mereka menggunakan batang-batang bambu untuk menyusun garis Yang dan garis Yin dan konsepnya adalah mencari tahu atau memprediksi keadaan atau situasi dengan membaca gejala atau sinyal dari alam. Puak poi dalam ilmu metafisik Tiongkok, termasuk bagian dari budaya. Bukan hanya sebagai alat atau sarana berkomunikasi dengan Dewa dan leluhur tetapi juga lebih ke arah membaca tanda alam yang berkaitan dengan permasalahan atau pertanyaan kita. Namun demikian di dalam sebahagian besar Universitas Sumatera Utara kegiatan ritual dan upacara penghormatan yang penulis amati, puak poi ini merupakan alat atau sarana berkomunikasi dengan alam lain. Kehadiran puak poi itu sebenarnya untuk bertanya kepastian jawaban kepada Tuhan atau para Dewa. Puak poi itu tidak hanya untuk ciam si pembakaran dupa dan aktivitas paisin tetapi juga berkaitan dengan kegiatan membersihkan altar, mengangkat sajian, mengambil buah dan juga bertanya kepada Dewa atau roh leluhur. Jawaban Tuhan atau Dewa dan leluhur melalui puak poi itu adalah dimanifestasikan pada bagian terbuka dan bagian tertutup, sama seperti koin memiliki dua bagian, sisi muka dan sisi belakang yang terdiri dari dua buah seperti pisang yang dibelah dua.

2.2.5 Bentuk Puak poi