adalah artefak puak poi. Artefak ini mampu mengkomunikasikan antara tiga alam tersebut, yang pada saatnya menjaga harmoni hubungan. Dengan demikian alam
ini berjalan pada perjalanan yang telah diatur oleh Thien, dan harmonilah hubungan antara ketiganya.
Demikian pula halnya dalam rangka membersihkan altar yang terdapat di kelenteng,vihara dan rumah-rumah yang masih menjalankan ritual sembahyang.
Karena dalam membersihkan altar tidak boleh dilakukan secara sembarangan. Hal ini dikarenakan masyarakat Tionghoa mempercayai dewa yang ada di altar atau
papan nama leluhur yang berada di altar hidup. Kegiatan ini juga dapat dipandang sebagai fungsi menjaga keseimbangan kosmos.
5.1.4 Memperkuat Ajaran-ajaran Sistem Religi Masyarakat Tionghoa
Menurut penulis puak poi juga berfungsi untuk memperkuat ajaran-ajaran sistem religi masyarajat Tionghoa, terutama sistem religi Konghucu, Tao, dan
Buddha. Ajaran-ajaran sistem religi ini, memiliki persamaan dalam konsep- konsep memandang dan mengklasifikasikan alam kosmos. Ketiganya sering
juga disebut tiga agama yang satu. Ketiga agama ini memiliki konsep yang “sama” tentang Tuhan. Dalam
ajaran Konghucu segala sesuatu yang ada di Alam Dunia, Alam Langit, dan Alam Baka adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa. Demikian pula ajaran Tao Dao
bahwa pusat dari alam ini yang terdiri dari Alam Langit, Alam Dunia, dan Alam Baka adalah Dao atau Tuhan Yang Maha Kuasa. Di dalam ajaran agama Buddha
dijelaskan bahwa Tuhan itu adalah yang mutlak adanya, Tuhan tidak bermula dan tidak berakhir, Tuhan yang mengatur semua yang diciptakan. Tuhan memeliki
welas asih yang tidak terhingga.
Universitas Sumatera Utara
Konsep lainnya yang terekspresi dari penggunaan puak poi yang berfungsi memperkuat ajaran-ajaran ketiga sistem religi tari adalah, pentingnya menjaga
keteraturan alam. Manusia hanya salah satu makhluk saja di dunia ini, yang wajib melakukan harmonisasi dengan semua makhluk, baik itu alam sekitar, makhluk
hidup lainnya hewan dan tumbuhan, begitu juga dengan makhluk-makhluk gaib, roh yang bergentayangan, dan lain-lainnya. Ketiga agama ini memang
mengajarkan tentang harmoni terhadap semua yang diciptakan Tuhan, termasuk jangan merusak alam.
Di dalam aktivitas paisin yang menggunakan puak poi ini juga tersirat ajaran reinkarnasi di dalam ajaran agama Buddha. Reinkarnasi adalah kehidupan
kembali kedunia berdasarkan kehidupan masa lalu. Sementara dia menunggu dilahirkan kembali ke dunia, dia berada di Alam Baka. Dalam keadaan yang
sedemikian rupa, para keturunannya di dunia ini seharusnya tetap menjaga hubungan kekerabatannya melalui puak poi dan paisin. Melalui aktivitas dan
artefak ini, maka ajaran-ajaran mengenai reinkarnasi di dalam agama Buddha tersosialisasi dengan sendirinya.
5.1.5 Menguatkan Integrasi Keturunan dan Kekerabatan