4.4.1 Perayaan untuk Leluhur
Perayaan-perayaan berikut ini, yakni Qing Ming Jie, Zhong Yuan Jie dan Chong Yang Jie, secara khusus dilakukan untuk mengenang mereka yang telah
meninggal dan sebagai pemujaan kepada nenek moyang. Aktivitas upacara ini adalah menjaga hubungan antara Alam Dunia manusia dengan Alam Baka.
Qing Ming Jie biasa dilakukan pada musim semi, ketika tumbuh-
tumbuham berbunga kembali setelah musim dingin berlalu, di bulan April, dan berhubungan dengan berakhirnya bulan kedua atau permulaan bulan ketiga pada
kalender lunar China. Qing Ming Jie adalah waktu di mana etnis Tionghoa mengenang mereka yang telah meninggal dan mengadakan kunjungan khusus ke
kuburan, atau tempat penyimpanan abu jenazah untuk mereka yang dikremasi dan kuil-kuil di mana saat ini banyak yang menyimpan abubatu nisan dari
keluarga yang telah meninggal. Perayaan ini juga merupakan waktu untuk seluruh keluarga mengunjungi
dan membersihkan tempat di mana jasad dari nenek moyang mereka dikebumikan. Untuk mereka yang melakukannya, perayaan ini menjadi sangat
berarti untuk generasi berikutnya dengan membuat ikhtisar kehidupan dan kontribusi dari nenek moyang. Persembahan makanan, dupa, puak poi dan uang
kertas adalah hal yang biasa di dalam kunjungan ini. Zhong Yuan Jie ini biasanya dirayakan sekitar bulan Agustus, sepanjang
bulan ketujuh, dan dikenal sebagai Perayaan Hantu yang Lapar. Perayaan ini menunjukkan kepedulian di dalam kepercayaan agama China terhadap keberadaan
yang menyedihkan dari jiwa-jiwa yang tidak diperhatikan oleh orang yang masih hidup. Secara khusus, perayaan ini didedikasikan untuk kui hantu yang lapar
Universitas Sumatera Utara
yang dilepaskan dari kediaman mereka di neraka untuk menjelajahi bumi sselama bulan ini.
Di dalam ajaran Dao, pintu-pintu neraka dibuka di hari prtama bulan ketujuh, untuk memperbolehkan kui roh-roh yang tidak diperhatikan atau roh-roh
yang sedang dalam masa hukuman dan dikunci di neraka menjelajahi bumi, mencari makan sebelum dikunci lagi untuk tahun berikutnya. Kepercayaannya
adalah ketika pintu dibuka, kui ini akan keluar untuk mencari makanan dan jika tidak seorangpun menyediakan persembahan, mereka akan masuk kerumah-rumah
dan mengambilnya sendiri. Takut akan kunjungan ini, orang biasanya cepat-cepat menyediakan persembahan untuk menenangkan dan menangkal hantu-hantu yang
lapar. Chong Yang Jie, yang juga dikenal sebagai Perayaan Ganda Bulan
Kesembilan, biasanya dirayakan disekitar bulan Oktober, dari hari pertama sampai hari kesembilan di bulan kesembilan. Chong Yang Jie awalnya dilakukan untuk
merayakan musim gugur, sebelum musim dingin tiba, di mana orang-orang untuk terakhir kalinya mengunjungi kuburan orang yang dikasihi yang telah meninggal.
Mereka akan membuat persembahan makanan dan pakaian musim dingin untuk mereka yang telah meninggal untuk melindungi mereka dari kelaparan dan
kedinginan selama musim dingin yang panjang. Aspek lain dari perayaan ini berhubungan dengan pemujaan kumpulan
sembilan binatang yang dianggap sebagai dewa-dewa Jiu Huan Da Di Sembilan Dewa Kaisar. Para pemuja Jiu Huan Da Di akan pergi ke tepi laut pada hari
pertama bulan kesembilan untuk menyambut dewa-dewa ini dengan sembilan kursi tandu berwarna kuning. Warna kuning melambangkan ratapan atas kaisar
Chong Zhen, kaisar terakhir dari Dinasti Ming yang digulingkan oleh orang-orang
Universitas Sumatera Utara
Manchuria di tahun 1644. Setelah perjamuan Jiu Huang Da Di selama seminggu, para pemuja akan mengantarkan mereka kembali ke pantai, pada hari yang
kesembilan. Perayaan ini juga dikenal sebagai perayaan vegetarian
5
karena mereka yang merayakannya hanya memakan sayur-sayuran selama masa
perayaan, setelah berpuasa selama sebulan sebelum perayaan dimulai. Tidak ada pengikut yang boleh yang membunuh mahluk hidup apapun selama perayaan;
para pemuja di Thailand juga menindik tubuh mereka, seringkali dengan menggunakan barang sehari-hari seperti lampu meja, sebagai tindakan pemurnian.
4.4.2 Altar Keluarga Rumah-rumah di mana terdapat praktek penyembahan leluhur, salah satu