bergantung variasi dan resep masing-masing daerah. Hampir segala jenis daging dapat dibuat sate. Sebagai negara asal mula sate, Indonesia memiliki
variasi resep sate yang kaya Wikipedia, 2012
2.4. Escherichia coli 2.4.1. Pengertian Escherichia Coli
Escherichia coli merupakan flora normal saluran pencernaan manusia dan hewan. Sejak 1940 di Amerika Serikat telah ditemukan strain-strain E.coli
yang tidak merupakan flora normal saluran pencernaan. Strain tersebut dapat menyebabkan diare pada bayi. Serotipe dari E. coli yang dapat menyebabkan diare
pada manusia disebut E.coli enteropatogenik. Bakteri ini merupakan bakteri berbatang pendek, habitat utamanya adalah usus manusia dan hewan. E. coli
dipakai sebagai organisme indikator, karena jika terdapat dalam jumlah yang lebih banyak, menunjukkan bahwa pangan atau air telah mengalami pencemaran.
Gaman, 1992. E.coli tidak dapat memproduksi H2S2, tetapi dapat membentuk gas dari
glukosa , menghasilkan tes positif terhadap indol, dan memfermentasi laktosa. Bakteri ini mempunyai masa inkubasi 4-7 hari dan dapat tumbuh baik pada suhu
antara 8
o
C-46
o
C, dengan suhu optimum dibawah temperature 37
o
C , jika berada dibawah temperature minimum atau sedikit diatas temperature maksimum tidak
segera mati melainkan berada dalam kedanaan dormansi. Dwijoseputro, 1998
2.4.2. Manfaat Escherichia Coli
Adalah anggota flora normal usus. E.coli berperan penting dalam sintesis vitamin k, konversi pigmen-pigmen empedu, asam-asam empedu dan penyerapan
Universitas Sumatera Utara
zat-zat makanan. E.coli termasuk ke dalam bakteri heterotrof yang memperoleh makanan berupa zat oganik dari lingkungannya karena tidak dapat menyusun
sendiri zat organik yang dibutuhkannya. Zat organik diperoleh dari sisa organisme lain. Bakteri ini menguraikan zat organik dalam makanan menjadi zat anorganik,
yaitu CO2, H2O, energi, dan mineral. Di dalam lingkungan, bakteri pembusuk ini berfungsi sebagai pengurai dan penyedia nutrisi bagi tumbuhan Ganiswarna,
1995.
2.4.3. Patogenesis Escherichia Coli
Bakteri masuk ke dalam tubuh manusia melalui rute gastrointestinal, sesampainya di lambung, bakteri akan dibunuh oleh asam lambung, tetapi apabila
jumlah bakteri cukup banyak, ada bakteri yang dapat lolos sampai ke dalam duodenum, dan yang lolos tersebut akan berkembang biak sehingga jumlahnya
mencapai 100 juta koloni atau lebih per mililiter cairan usus halus. Dengan memproduksi enzim urinase, bakteri akan mencairkan lapisan lender dengan
menutupi permukaan sel epitel mukosa usus sehingga bakteri dapat masuk ke dalam membran sel epitel mukosa. Ada dua cara tergantung pada bakteri apa yang
menginfeksi: a.
Bakteri langsung menginvasi sel epitel mukosa usus sehingga sel epitel rusak, terbuka, dan lepas.
b. Bakteri mengeluarkan toksin yang menyebabkan ATP, cAMP. cAMP
merangsang sekresi cairan usus tanpa menimbulkan kerusakan sel epitel usus. Cairan ini menyebabkan dinding usus akan mengadakan kontraksi sehingga
terjadi hipermotilitas untuk mengalirkan cairan ke bawah atau ke usus besar. Tetapi, ada pula bakteri yang mampu melakukan kedua infeksi tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Melalui jalur mana pun bakteri menginfeksi, akan menyebabkan gangguan sehingga kerja usus halus maupun usus besar abnormal atau diare. Diare ada
yang bercampur lendir dan darah atau disentri. Ada 5 strain penyebab diare: 1.
Enteropathogenic E.coli EPEC Terutama menyerang bayi dan anak-anak. Pada usus halus, bakteri ini
membentuk koloni dan akan menyerang vili sehingga penyerapan terganggu. 2.
Enterotoxigenic E.coli ETEC Patogenesis hampir sama dengan kolera. Penyerangan dengan menghasilkan
toksin, ada yang memiliki toksin LT saja, ST saja ataupun keduanya. Bakteri ini melekat pada sel mukosa usus halus dan menyeksresikan toksin.
3. Enteroinvasive E.coli EIEC
Patogenesis hampir sama dengan Shigella spp. Bakteri ini menembus sel mukosa usus besar dan menimbulkan kerusakan jaringan mukosa sehingga
lapisan mukosa terlepas. 4.
Enterohaemmoragic E.coli EHEC Memproduksi toksin Shiga, sehingga disebut juga Shiga-toxin producing
strainSTEC. Toksin merusak sel endotel pembuluh darah, terjadi pendarahan yang kemudian masuk ke dalam usus.
5. Enteroaggregative E.coli EAEC
Bakteri ini melekat pada sel mukosa usus halus dan menghasilkan enterotoksindan sitotoksin sehingga mukosa rusak dan mukus keluar
bersama diare. Jawetz, 1996
2.4.4. Dampak kesehatan akibat E.coli