Jenis Penelitian Sumber Data
penghasilan baru, melihat Bapak sebagai satu-satunya tulang punggung keluarga. Namun mereka bingung akan membuka usaha apa dengan uang pesangon yang diterima Bapak,
sedangkan kedua anaknya, Kang Asep dan Mono masih membutuhkan biaya sekolah serta untuk kebutuhan lainnya. Doa setiap malam selalu Ibu dan Pak Sastro panjatkan, berharap
Tuhan segera memberikan jalan keluarnya. Sampai pada akhirnya, datang Dasman yang juga lulusan ITB jurusan Arsitek yang menyarankan Ibu untuk membuka warung makan
dengan model Tionghoa, yaitu mematok harga sedikit lebih murah dari warung sayur lainnya pada setiap menunya.
Usaha warung sayur Bu Sastro yang awalnya hanya menyediakan menu sayur dan lauk saja, akhirnya mulai menyediakan nasi dan beragam menu baru. Hal ini dimulai ketika
Simbolon memaksa dimasakkan lauk beserta nasi untuknya beserta ke-12 teman indekosnya. Bu Sastro menganggapbahwa inilah kiat baru usaha warung sayurnya.
Semenjak itulah, warung Bu Sastro setiap harinya menyediakan nasi, lauk, dan beragam menu lainnya. Seiring berjalannya waktu, warung Bu Sastro mulai mengalami peningkatan,
salah satunya dikarenakan pengelolaan atau metode yang dijalankan terbilang unik. Bu Sastro senantiasa menyediakan rumah, tangan dan kaki, bahkan telinga, dan terutama
hatinya bagi setiap pelanggan yang hadir di warungnya yang mayoritas mahasiswa itu. Perjuangan di dalam menjalankan bisnisnya sama sekali tidak ringan, namun semua
tantangan senantiasa dihadapinya dengan disertai doa, cinta, dan kasih.