Bapak Leander, 2012 : 31. -
Keinginannya untuk bisa bersekolah di ITB ditunjukkan dengan kerja kerasnya dalam belajar.
Ketika menghadapi kesulitan di dalam beberapa mata pelajaran, maka ada 150 mahasiswa ITB yang
bisa dimintai bantuannya Leander, 2012 : 85.
3. Kesediaan untuk
Bertanggung Jawab
- Makanya Bu Sastro melakukan lebih dari sekadar
kewajiban memasakkan makanan yang enak, layak, bergizi, dan terjangkau buat mereka. Lebih dari itu,
ia juga memperhatikan dengan seksama apakah mereka sehat-sehat saja, atau mungkin sedang ada
masalah yang mengganggu Leander, 2012 : 135. -
Pak Sastro melepaskan si Onthel dengan rela hati. Ia ingin memberikan Rp5.000 hasil penjualan si
Onthel dan Rp25.000 pesangonnya dari Toko Luwes kepada istri tercintanya dan menyongsong
kehidupan baru mereka bersama-sama Leander, 2012 : 49.
4. Kemandirian
Moral
- Bu Sastro selalu berdoa agar kerja kerasnya bisa
senantiasa memampukan dirinya untuk membiayai sekolah kedua anaknya ini Leander, 2012 : 81.
- “Begini loh Mak…” Mono mencoba menjelaskan.
“Umur Mono kan baru 22 tahun, pacar belum punya, teman dekat perempuan nggak ada. Kalau
Mono ke Swiss selama 4 tahun, lama sekali, ya Mak. Kapan Mono bakal punya pacar dan menikah
kalau masih harus tunggu 4 tahun lagi?” Mono bertanya kepada Ibunya Leander, 2012 : 257.
5. Keberanian Moral - Hati Ibu Sastro yang bertahap mulai bisa
menerima dan menyetujui ide ini pun dituturkannya kepada Bapak. Semua rencana usaha yang mulai
dipikirkannya pun disampaikan kepada Bapak, dan pada akhirnya, kebutuhannya atas dana untuk
modal awal pun disampaikan kepada Bapak Leander, 2012 : 38.
- Orin mulai bercerita tentang perhitungan bisnis
secara matematika yang sudah dilakukannya. Orin juga bercerita tentang promosi yang sudah
diupayakannya. Tidak lupa juga dia menceritakan bagaimana warungnya ramai dikunjungi pelanggan
pada saat-saat awal dan justru semakin lama semakin sepi Leander, 2012 : 145.
6. Kerendahan Hati
- “Maklum saya tidak sekolah Nak Markus, nggak
tahu itu sudah sesuai atau belum,” kata Ibu lagi. Di samping
itu, beliau
hanya berniat
untuk memberikan jalan keluar bagi anak muda ini,
sehingga memberanikan
diri menghubungi
orangtua si anak Leander, 2012 : 176. -
Mono ingin bisa cepat lulus dan bekerja supaya tidak lagi terlalu merepotkan ibunya. Maka,
sekalipun dengan berat hati, ia harus rela melepaskan bangku yang sempat diperolehnya
sebagai calon sarjana Matematika di PTN Bandung yang cukup ternama itu. Rencana memang harus
diubah, tapi asa tetap ada. Mono tetap optimis menghadapi masa depannya.. Leander, 2012 :
248.
7. Realitas dan Kritis - “Kalau gratis nasi, pasti lauk pauk dan sayurnya
akan mahal. Ini harus dilakukan agar bisa dipakai buat menutup ongko
s nasi gratisnya,” demikian analisis sederhana Bu Sastro memperjelas mengapa
warung Ibu Wati tidak berumur panjang, dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI