PELAKSANAAN PENELITIAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Informan I memulai karirnya di V+ pada tahun 2007, kemudian menjadi pengurus KDS D pada tahun 2008 dengan uang
insentif sebesar Rp 300.000,00. Pada tahun 2008 tersebut, informan I juga bekerja di sebuah café yang merupakan unit usaha
dari V+ dan hanya bertahan setahun karena kesehatannya menurun dari stadium I menjadi II dan mulai mengidap herpes. Hal tersebut
disebabkan oleh jam kerja yang panjang dan berat. Akhirnya, informan I memutuskan untuk memulai terapi medis pada Agustus
2008. Pada 2010, KDS D membuat proposal dan tembus ke
Lembaga Donor Hivos sehingga informan I bekerja di bagian Pengorganisasian Basis Massa selama 10 bulan. Pada akhir 2010,
V+ membuka program Pendukung Sebaya dengan gaji bulanan, sehingga informan I menjadi Pendukung Sebaya selama satu tahun.
Setelah itu, terjadi perampingan sehingga informan I berhenti dan membantu KDS K di Gunung Kidul dengan uang transport sebesar
Rp 100.000,00. Informan I merasa bahwa orang lain tidak akan mau melakukan pekerjaan tersebut, tetapi dirinya mau karena
memang ingin melayani dan hidup di dunia sosial. Informan I hanya berada di KDS K selama beberapa bulan
untuk merintis. Setelah itu, pada 2011, informan I mendaftar dan diterima sebagai Konselor sebaya di V+ hingga 2013. Informan I
kemudian menjadi Koordinator Pendukung Sebaya dari tahun 2013 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
hingga 2015. Pada tahun 2016, terjadi perampingan lagi sehingga informan I secara struktural di V+ menjadi Koordinator Wilayah
Kota Yogyakarta, sementara di Yayasan Sp yang mendanai V+, informan I tetap berstatus Pendukung Sebaya.
Saat ini, informan I tinggal bersama dengan kedua mertua dan anak perempuannya yang berusia remaja. Meskipun harus
bekerja hingga pukul 17.00 WIB setiap harinya, dan baru mendapat libur pada hari Sabtu dan Minggu, informan I berusaha
membagi waktu untuk bekerja dan waktu untuk anaknya dengan baik. Dengan demikian, informan I tetap dapat sering berbincang-
bincang dengan anaknya tersebut. Informan I juga berusaha mengetahui hal-hal terkait dengan anaknya dengan cara mengecek
telepon genggam milik anaknya saat anaknya sudah tidur. Infoman I sendiri lahir dalam sebuah keluarga yang
memilki usaha kuliner. Informan I merasa bahwa keluarganya sangat menyanjung budaya patriarki dan hal tersebut tidak baik
karena menyebabkan demokrasi tidak terbangun dan terjadi kekerasan psikologis. Ibu informan I sudah meninggal karena sakit
leukemia. Dahulu, ibu informan I memiliki kios makanan. Setelah kios tersebut dikontrakkan, ibu informan I berjualan makanan di
trotoar. Sementara itu, bapak informan I masih hidup. Namun, informan I mengaku bahwa dirinya tidak terlalu dekat dengan
bapaknya, apalagi sekarang bapaknya sudah menikah lagi. Dahulu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bapak informan I bekerja di laboratorium bagian Pekerjaan Umum. Setelah bapak informan I pensiun, kedua orangtua informan I
membuka usaha bunga. Menurut informan I, kedua orangtaunya sibuk bekerja sehingga tidak mengurus anak-anaknya dengan baik.
Pengalaman tersebut kemudian mendorong informan I untuk menjadi orangtua yang lebih baik bagi anaknya.
Informan I merupakan bungsu dari lima bersaudara. Kakak pertama informan I berjenis kelamin perempuan, berusia 40 tahun,
dan saat ini menjadi tulang punggung bagi kedua anaknya dengan membuka usaha binatu karena suaminya meninggal akibat diabetes
dan sakit saraf. Kakak informan I yang kedua dan ketiga juga berjenis kelamin perempuan, sedangkan kakak keempatnya laki-
laki. Kakak kedua dan keempat informan I saat ini menjalankan usaha bunga keluarga. Sementara itu, kakak ketiga informan I
sudah menikah dan memiliki dua anak. Kakak ketiga informan I tersebut tinggal di Bantul dan juga memiliki usaha binatu.
Terkait dengan riwayat pendidikan, informan I merupakan lulusan salah satu SMK Negeri jurusan Tataboga, sesuai dengan
pilihan ibu dan kakak perempuannya. Informan I sebenarnya ingin bersekolah di Pesantren, tetapi ibunya melarang karena khawatir
informan I tidak sanggup. Setelah anaknya lahir, sekitar tahun 2011, informan I sempat berkuliah tetapi tidak didukung oleh
kemampuan fisik dan pikiran, juga anak. Saat itu, informan I PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI