dalam CD4. Setelah itu, HIV akan meninggalkan CD4 dalam keadaan rusak. Padahal, CD4 merupakan sel darah putih yang
berfungsi untuk mengatur sistem kekebalan tubuh manusia. Oleh karena itu, ketika sel-sel CD4 hancur, maka sistem kekebalan
tubuh kehilangan kemampuan untuk melindungi tubuh manusia dari serangan berbagai penyakit Murni dkk., 2009.
2. AIDS
Sementara itu, AIDS Acquires Immune Deficiency
Syndrome adalah kumpulan dari penyakit-penyakit yang muncul setelah HIV menyerang sistem kekebalan tubuh manusia Murni
dkk., 2009. Seseorang yang baru terinfeksi HIV biasanya tidak menunjukkan gejala penyakit AIDS. Orang tersebut akan tampak
sehat meski telah terdapat HIV di dalam tubuhnya, yang dapat ditularkan pada orang lain. Masa tanpa gejala tersebut dapat
berlangsung selama lima hingga sepuluh tahun, atau bahkan lebih Green, 2014.
Seseorang akan dinyatakan memasuki fase AIDS ketika jumlah HIV semakin banyak di dalam tubuhnya dan sistem
kekebalan tubuhnya semakin melemah. Setelah orang tersebut memasuki fase AIDS, biasanya akan tampak beberapa gejala,
yakni: berat badan menurun drastis, diare berkelanjutan, batuk terus-menerus, serta terjadi pembengkakan pada leher danatau
ketiak Komisi Penanggulangan AIDS Daerah Istimewa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Yogyakarta, t.t.. Biasanya, orang dengan AIDS akan mengalami penurunan kadar CD4, dari yang biasanya berkisar antara 500
hingga 1.500 pada orang sehat. Keadaan kekebalan tubuh orang dengan AIDS yang lemah ini tidak jarang menyebabkan beberapa
jenis penyakit menjadi lebih berat daripada biasanya Murni dkk., 2009.
3. Prinsip Penularan HIV
Pada dasarnya, di dalam tubuh orang yang terinfeksi, HIV dapat ditemukan di dalam darah, air mani, cairan vagina, dan air
susu ibu. Oleh karena itu, HIV hanya dapat menular melalui kondisi tertentu, yang biasanya dikenal dengan istilah “perilaku
berisiko”. Beberapa kondisi tersebut antara lain: a.
Hubungan seksual yang memungkinkan darah, air mani, atau cairan vagina dari orang yang dengan HIV masuk ke
aliran darah orang yang terinfeksi. Biasanya kondisi ini terjadi pada hubungan seksual tanpa kondom melalui
vagina, dubur, ataupun mulut. Dengan demikian, hubungan seksual antara suami dan istri juga berisiko menularkan
HIV. b.
Penggunaan jarum suntik secara bergantian dengan orang lain yang terinfeksi HIV.
c. Menerima transfusi darah dari donor yang terinfeksi HIV.
d. Penularan dari ibu yang terinfeksi HIV kepada bayi dalam
kandungan, saat melahirkan, dan saat menyusui tanpa perantara Murni dkk., 2009.
C. ORANG DENGAN HIVAIDS
1. ODHA
Siapapun bisa terinfeksi HIV apabila memiliki riwayat melakukan perilaku berisiko. Perilaku yang berisiko merupakan
perbuatan yang meningkatkan kemungkinan terinfeksi, misalnya berhubungan seksual tanpa menggunakan kondom, berhubungan
seksual dengan orang yang status HIV-nya tidak diketahui, menggunakan jarum suntik secara bergantian, dan lain sebagainya
Serba-serbi HIV AIDS, t.t.. Orang dengan HIV positif akan terlihat sehat dan merasa sehat, sehingga orang tersebut tidak akan
tahu bahwa dirinya telah terinfeksi HIV apabila belum melakukan tes HIV Komisi Penanggulangan AIDS Daerah Istimewa
Yogyakarta, t.t..
2. Sikap ODHA
Orang dengan AIDS biasanya mengalami banyak permasalahan fisik yang dapat menyebabkan mereka merasa malu
ataupun mengalami penghinaan dari masyarakat. Berbagai permasalahan fisik yang dapat dialami oleh orang dengan AIDS
misalnya: diare yang terus menerus dan tidak dapat diprediksi, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI