Ritual-Ritual Dalam Menanam Sayur Mayur

Lain halnya tanah juga bermaka religi ketika tanah dimaknai sebagai bentuk representasi Dewa. Petani Cina kebun sayur selalu percaya bahwa segala sesuatu yang ada di bumi ini adalah milik Tuhan yang di presentasikan oleh perwakilan dewa-dewa yang mereka yakini. Seperti dewa hujan, dewa tanah dan dewa lain sebagainya yang mereka anggap memberi rezeki untuk kehidupan. Tanah bermakna sebagai bentuk kepercayaan yang berasal dari kepercayaan terhadap dewa bumi dan dewa kesuburan. Petani Cina kebun sayur di lingkungan VII dan VIII Kelurahan Kota Bangun ini percaya, dengan adanya kehendak dewa yang bisa saja menghentikan panen yang bagus dan tanah yang subur, dan beralih dengan gagal panen dan tanah gersang yang tidak bisa ditanami sayur mayur. Untuk itu ada sebuah upacara ucapan terima kasih kepada dewa-dewa yang mereka yakini sebagai pemberi rezeki. Tujuan diadakannya upacara tersebut untuk menghormati dan mengucapkan rasa terima kasih mereka terhadap dewa- dewanya, atas segala karunia yang telah diberikan saat menanam tanaman sayur mayur. Secara terkhusus bagi kegiatan pertanian sayur, mereka melakukan upacara photo.

3.4. Ritual-Ritual Dalam Menanam Sayur Mayur

Upacara Photo bermakna ucapan terima kasih yang ditujukan kepada sang dewa. Bagi petani Cina kebun sayur upacara photo digunakan sebagai upacara untuk penghormatan dan sesajian atas berkah yang telah dewa berikan kepada mereka. Upacara photo dilakukan setiap bulan tujuh ataupun bulan kedelapan. Menurut Bapak A Hui 52 tahun pada saat bulan itulah para sang dewa turun ke bumi dan melihat bagaimana kehidupan manusia di bumi. Dalam 64 Universitas Sumatera Utara hal ini upacara photo merepresentasikan diri seorang petani Cina kebun sayur sebagai manusia yang berada ditengah-tengah dunia nyata yang sedang berinteraksi dengan sesama manusia yang dimana mereka menyebutnya sebagai dunia abstrak, sebuah negeri tempat para dewa-dewa yang mereka yakini. Untuk itu pada upacara photo ini mereka representasikan bahwa manusia harus selalu bersyukur dan berterima kasih atas apa yang telah didapatkan di dunia. Begitu juga halnya dengan petani Cina kebun sayur di lingkungan VII dan VIII Kelurahan Kota Bangun ini, percaya akan suatu keberhasilan dalam menanam sayur mayur dan juga harga yang stabil tidak semata karena usaha mereka sendiri, melainkan adanya campur tangan para dewa-dewa yang mereka yakini. Inilah kosmologi tentang petani Cina kebun sayur yang ada di lingkungan VII dan VIII Kelurahan Kota Bangun ini, mereka paham dan percaya ketika berada ditengah realitas kehidupan dunia. Mereka masih saja tetap memberikan ruang-ruang untuk tempat para dewa-dewanya, yang mereka percayai melalui ritual-ritual dengan berbagai macam penyembahan. Hal tersebut tidak dapat dipisahkan sebagai mana mereka percaya bahwa dewa-dewa yang mereka yakini dapat memberikan rezeki yang berlimpah. Dalam ritual tersebut petani Cina kebun sayur percaya dengan kehidupan yang tidak abadi, dengan memberi sesaji atau upah kepada sang dewa sama halnya dengan memberikan ruangan atau tabungan mereka untuk hidup di khayangan nanti. Tata cara upacara photo selalu berkaitan dengan sesaji untuk ritual yang mereka berikan kepada dewa tersebut. Semakin besar sesaji yang dikorbankan, maka akan semakin besar pula harapan dan keberuntungan yang ingin diperoleh nantinya. Sesaji yang diberikaan berupa makanan, hasil tanaman sayur mayur yang mereka tanam dan 65 Universitas Sumatera Utara beberapa juga kertas mantra sebagai alat ritual. Khusus untuk sesaji makanan dan juga hasil tanaman sayur mayur itu diberikan doa yang berisi penghambaan kepada dewa-dewa serta ungkapan rasa syukur dan keinginan yang telah dicapai selama mereka bertanam sayur mayur di lingkungan mereka. Untuk itu sesaji yang berbentuk kertas mantra cara menggunakannya dengan dibakar. Menurut Bapak Billy 50 tahun mengatakan hal itu adalah bagian yang penting, bagaimana kertas mantra ini menjadi penghubung atau mediasi untuk menghantarkan sesaji yang telah disediakan dan diberikan kepada para dewa-dewa yang mereka yakini. Kertas mantra tersebut merupakan pintu masuk untuk penyerahan sesaji kepada dewa-dewa, dengan dibakarnya kertas mantra tersebut. Maka petani Cina kebun sayur akan masuk dalam campur tangan para dewa-dewa dan meminta sebuah pengharapan agar diberikan hasil tanaman yang berlimpah. Gambar : Vihara yang menjadi tempat pelaksanaan ritual Upacara Photo 66 Universitas Sumatera Utara

3.5. Perawatan Tanah

Dokumen yang terkait

Partisipasi Petani dalam Program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) Padi non Hibrida

1 80 95

Sistem Pemasaran Sayur Mayur Di Kelurahan Tanah Enam Ratus, Kecamatan Medan Marelan Kota Medan

0 64 143

Sistem Agribisnis Usahatani Sayur Mayur di Kelurahan Tanah Enam Ratus Kecamatan Medan Marelan

0 28 121

Karakteristik Sosial Ekonomi Petani Sayur Mayur di Kelurahan Tanah Enam Ratus Kecamatan Medan Marelan Kota Medan

1 39 115

Tingkat Adopsi Petani Sayur Mayur Terhadap Teknologi Budidaya Anjuran di Kelurahan Tanah Enam Ratus ( Studi Kasus : Kelurahan Tanah Enam Ratus Kecamatan Medan Marelan Kota Medan )

0 29 95

Sikap Petani Terhadap Pedagang dan Harga Sayur Mayur di Kelurahan Tanah enam ratus kecamatan medan Marelan Kota Medan.

0 31 118

Tingkat Adopsi Petani Sayur Bayam Jepang Terhadap Teknologi Budidaya Anjuran Dan Hubungannya Dengan Sosial Ekonomi Petani (Studi Kasus Desa Rumah Berastagi Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo )

10 71 79

BAB II GAMBARAN UMUM ETNIS TIONGHOA DI LINGKUNGAN VII DAN VIII KELURAHAN KOTA BANGUN 2.1. Lokasi dan Keadaan Alam - Cina Kebun Sayur (Studi Mengenai Pengetahuan Petani dan Pengelolaan Tanaman Sayur Mayur di Kelurahan Kota Bangun, Kecamatan Medan Deli)

0 0 22

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Cina Kebun Sayur (Studi Mengenai Pengetahuan Petani dan Pengelolaan Tanaman Sayur Mayur di Kelurahan Kota Bangun, Kecamatan Medan Deli)

0 0 18

Cina Kebun Sayur (Studi Mengenai Pengetahuan Petani dan Pengelolaan Tanaman Sayur Mayur di Kelurahan Kota Bangun, Kecamatan Medan Deli)

0 0 14