Aktivitas Petani Cina Kebun Sayur Dalam Pendistribusian Sayur Mayur

yang disewa untuk membawa sayur ke pajak. Pajak yang paling sering mereka datangi adalah Pajak Helvetia. Petani Cina tersebut memberi upah delapan ribu rupiah per sekali jalan kepada tukang becak tersebut.

4.2. Aktivitas Petani Cina Kebun Sayur Dalam Pendistribusian Sayur Mayur

Sayur yang hendak di distribusikan oleh petani Cina kebun sayur adalah sayur yang menjadi komoditi khas petani Cina kebun sayur itu sendiri. Walaupun ada juga sayur mayur lokal yang ikut ditanam. Sayur-sayur tersebut adalah sayur seperti kekna, kuchai, huang zhi dan sawi Taiwan, dan juga beberapa sayur lokal seperti bayam, kangkung, dan selada. Sayur-sayur inilah yang dijual para petani Cina kebun sayur ke Pajak Seram. Sayur yang telah di distribusikan ke agen, atau petani Cina kebun sayur sendiri yang menjualkan sayurannya kepada agen. Maka agenlah yang membawa sayur-sayur itu ke Pajak Seram. Menurut Bapak A Ming 52 tahun untuk tanaman yang berasal dari negeri Cina seperti kekna, huang zhi dan kuchai, memiliki harga yang pada dasarnya cukup stabil. Yakni berkisar enam ribu sampai dengan tujuh ribu per kilo. Hal ini dikarenakan areal penanaman sayur ini yang sedikit, yakni terdapat pada petani Cina kebun sayur yang berada di Lingkungan VII dan VIII Kelurahan Kota Bangun. Tanaman sayur yang berasal dari negeri Cina tidaklah begitu mendominasi di areal pemukiman petani Cina kebun sayur hingga sekarang ini. Hal ini dikarenakan komoditi ini tidak begitu dikenal secara luas oleh mayoritas masyarakat yang berbelanja disana. 88 Universitas Sumatera Utara Bapak A Kong 44 tahun mengatakan selama saya tinggal disini, gak banyak yang tahu tentang sayur-sayur dari Cina ini, jadinya gak semua petani menanam tanaman itu sekarang. Banyaknya kayak sawi, selada, tapi ya tetap aja ada yang nanam tanaman itu. Karena pesanan selalu ada terutama dari mereka yang tahu tentang sayur ini. Komoditi sayur yang berasal dari Negeri Cina hanya dibeli oleh masyarakat yang tahu tentang sayur ini, dan mengetahui bagaimana mengolahnya untuk dimakan. Untuk mengatasi hal tersebut petani Cina kebun sayur disini juga menanam tanaman sayur mayur lokal. Seperti bayam, kangkung, dan sayur selada. Tanaman sayur ini banyak diminati oleh masyarakat yang berbelanja di pajak Seram. Maka oleh dari itu, petani Cina kebun sayur juga menanam tanaman sayur tersebut pada setiap bidang tanah yang mereka miliki. Berbeda dengan tanaman seperti kekna yang sedikit lebih stabil. Untuk tanaman bayam, kangkung dan selada, harga yang begitu cepat berubah terkadang naik dan kadang-kadang juga turun. Harga tertinggi bayam adalah lima ribu per kilogramnya. Ketidak stabilan harga sayur lokal ini, bisa menjadikan harga sayur lokal menjadi seribu lima ratus rupiah per kilogramnya. Hal ini terus berubah hingga pukul enam pagi, saat para agen terakhir menjual tanaman dari para petani. Tommy 31 tahun mengatakan; “Aku kadang rugi bang pas harga sayur lagi jatuh, cemanalah harga sayur pun bisa turun sampai seribu dua ribu per kilo. Mau berapa lagi aku beli dari petani itu, belum lagi kalau sudah menjelang pagi waktu para pembeli mulai berdatangan bang harganya makin merosot. Lain halnya lagi Menurut Bapak A Ming 52 tahun, kalau harga sudah turun begini rasanya kayak hilang semangat bang. Kadang aku habiskan saja itu tanaman atau kubiarkan terus sawi itu sampai bisa jadi bibit lagi. Menurunnya harga sayur tidak membuat para petani Cina kebun sayur disini menjadi hilang semangat, para petani Cina kebun sayur tetap saja menanam 89 Universitas Sumatera Utara tanaman sayur mayur itu. Para petani Cina kebun sayur tidak memiliki pilihan lagi ketika harga sayur anjlok, para petani menganggap bahwa itu adalah resiko menjadi seorang petani. Kadang ada resikonya dan mereka juga menganggap hal tersebut adalah sebuah proses pembelajaran saja. Walaupun hidup mereka ditentukan oleh harga dipajak dan tawaran harga dari para agen. Hal ini tetap mereka lakukan karena untuk memilih menanam tanaman satu jenis seperti kekna. Memiliki pajak yang kecil dan untuk beralih menjadi pengusaha juga membutuhkan modal, untuk itulah mereka tetap bertahan. Bapak A Ming 52 tahun mengatakan walaupun rugi, tapi beliau tidak berhenti begitu saja.

4.3. Agen-Agen Penampung Sayur Di Lingkungan VII Dan VIII Kelurahan Kota Bangun

Dokumen yang terkait

Partisipasi Petani dalam Program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) Padi non Hibrida

1 80 95

Sistem Pemasaran Sayur Mayur Di Kelurahan Tanah Enam Ratus, Kecamatan Medan Marelan Kota Medan

0 64 143

Sistem Agribisnis Usahatani Sayur Mayur di Kelurahan Tanah Enam Ratus Kecamatan Medan Marelan

0 28 121

Karakteristik Sosial Ekonomi Petani Sayur Mayur di Kelurahan Tanah Enam Ratus Kecamatan Medan Marelan Kota Medan

1 39 115

Tingkat Adopsi Petani Sayur Mayur Terhadap Teknologi Budidaya Anjuran di Kelurahan Tanah Enam Ratus ( Studi Kasus : Kelurahan Tanah Enam Ratus Kecamatan Medan Marelan Kota Medan )

0 29 95

Sikap Petani Terhadap Pedagang dan Harga Sayur Mayur di Kelurahan Tanah enam ratus kecamatan medan Marelan Kota Medan.

0 31 118

Tingkat Adopsi Petani Sayur Bayam Jepang Terhadap Teknologi Budidaya Anjuran Dan Hubungannya Dengan Sosial Ekonomi Petani (Studi Kasus Desa Rumah Berastagi Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo )

10 71 79

BAB II GAMBARAN UMUM ETNIS TIONGHOA DI LINGKUNGAN VII DAN VIII KELURAHAN KOTA BANGUN 2.1. Lokasi dan Keadaan Alam - Cina Kebun Sayur (Studi Mengenai Pengetahuan Petani dan Pengelolaan Tanaman Sayur Mayur di Kelurahan Kota Bangun, Kecamatan Medan Deli)

0 0 22

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Cina Kebun Sayur (Studi Mengenai Pengetahuan Petani dan Pengelolaan Tanaman Sayur Mayur di Kelurahan Kota Bangun, Kecamatan Medan Deli)

0 0 18

Cina Kebun Sayur (Studi Mengenai Pengetahuan Petani dan Pengelolaan Tanaman Sayur Mayur di Kelurahan Kota Bangun, Kecamatan Medan Deli)

0 0 14