peran adanya suatu kelompok dalam proses produksi pertanian. Sedangkan wawancara terhadap informan biasa ditujukan untuk
mendapatkan informasi pendukung tentang pengetahuan dan tata cara bercocok tanam petani Cina kebun sayur tersebut. Teknik ini digunakan
untuk memperoleh bagaimana pengetahuan cara bercocok tanam para petani, dan kegunaan tanaman sayur mayur bagi mereka. Dalam
penelitian ini, informannya adalah perangkat kelurahan, masyarakat Cina yang menanam sayur mayur berturut-turut dari tahun ke tahun.
Kemudian petani Cina kebun sayur yang masih aktif menanam tanaman sayur mayur yang masih juga bekerja di tempat ladang orang lain selain
di ladang mereka sendiri. Informan dapat dibedakan menjadi, seperti : Informan kunci adalah orang yang mempunyai keahlian mengenai suatu
masalah penelitian tetapi tidak begitu tahu mengenai penjelasan lebih dalam terhadap masalah yang dikaji.
1.6.3. Rangkaian Pengalaman Di Lapangan
Peneliti tiba di lokasi penelitian pada tanggal. 20 Juni 2012. Sebagai langkah awal, peneliti melapor kepada Kantor Lurah setempat dan menyerahkan
surat pengantar yang di bawah dari Universitas. Penulis tidak bekerja sendirian, penulis dibantu oleh rekan penulis dari stambuk 09 yang bernama Rahman.
Setelah sampai di Kantor dan penulis memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud dari tujuan penulis berada di daerah ini, penulis mendapatkan respon yang
baik dari para pegawai yang ada di Kantor Lurah tersebut. Terutama oleh Bapak Lurah sendiri, dan sekretarisnya yang bernama Bapak Kamaluddin 54, beliau
15
Universitas Sumatera Utara
merupakan penduduk asli Kelurahan Kota Bangun yang bersuku Bangsa Melayu. Yang langsung menjadi informan penulis untuk yang pertama kalinya sebelum
penulis mencari informan yang lainnya juga, terkhusus dari pelaku Etnis TionghoaCina kebun sayur.
Hari pertama melakukan penelitian cukup memberikan hasil yang bagus, karena penulis mendapatkan data-data kependudukan dari kantor tersebut. Yang
diberikan langsung oleh Ibu Ita Hasibuan 45, dan beliau juga menjelaskan bahwa dominannya berdomisili masyarakat Cina kebun sayur ada di lingkungan
VII dan VIII. Pada hari pertama penulis ingin memulai penelitian yang dibantu oleh Orangtua penulis sendiri, namun karena waktu pada saat itu sudah agak sore
penulis menstop penelitian untuk dilanjutkan dikemudian hari. Pada hari kedua penelitian, penulis datang ke lokasi penelitian dan bertemu dengan Lurah Kepling
VII dan VIII. Pada saat hendak melapor ke kepling VII, penulis berkenalan dengan Bapak A Hui 52 sebagai orang Cina pertama yang penulis temui. Beliau
orangnya cukup ramah dan dengan seikhlas hati menawarkan minuman kopi atau teh manis kepada penulis dan rekan penulis. Sampai berlanjut ke beberapa hari
kemudian asal berjumpa dengan Bapak itu di warung kopi, dan disaat itu pula, penulis berhasil mendapatkan beberapa orang informan. Pada hari ketiga
penelitian, penulis berkenalan dengan Bapak Billy 50 di warung kopi sebelah, Pak Billy mengaku merupakan petuah adat Tionghoa yang memiliki banyak
informasi mengenai kehidupan orang Cina kebun sayur di Kelurahan ini. Beliau kerja di Bank NISP, beliau orangnya cukup baik dan sangat terbuka terhadap
penulis. Beliau juga banyak memberikan informasi kepada penulis tentang kehidupan Cina kebun sayur di Kelurahan Kota Bangun ini.
16
Universitas Sumatera Utara
Pada hari penelitian selanjutnya, penulis kembali ke lokasi penelitian yang terletak di lingkungan VII masih dibantu oleh rekan penulis, penulis awalnya
sempat mengalami kesulitan dalam melakukan penelitian. Memang sudah berhasil menemukan pelaku dari Cina kebun sayur tersebut. Namun sikap cuek mereka
terhadap penulis sekalipun penulis telah memperlihatkan surat keterangan dari Universitas membuat penulis agak enggan meneliti, terpaksalah penulis
mengalihkan bidikan penelitian ke petani Cina yang lainnya. Pada hari selanjutnya lagi, penulis berhasil mendapatkan beberapa
informan kunci dari petani Cina kebun sayur tersebut. Mereka adalah Bapak A Hong 48, Bapak Sonny Yang 45, Bapak Chin Chen 60, dan Ibu Rina 53.
Namun karena keterbatasan waktu yang mereka miliki dan sibuknya mereka bekerja, dan hanya bisa di wawancarai selama sekitar 30 menit setiap masing-
masing informan. Melalui wawancara yang begitu singkat, penulis mendapat informasi mengenai bentuk-bentuk kehidupan pengetahuan dan pengolahan sayur
mayur yang dilakukan oleh petani Cina kebun sayur, sambil kembali lagi pada saat break di lapangan ke kedai Pak Billy 50 atau Pak Chin Chen 60. Tapi
penulis dan rekan lebih banyak break ke kedai Bapak Billy 50, sambil kembali lagi menanyakan informasi ke Pak Billy.
Secara keseluruhan, para informan yang di wawancarai sangat komunikatif dan cukup ramah, walaupun masih ada juga yang cuek dan sombong. Khusus
untuk Cina kebun sayur sendiri, awalnya mereka tidak mau dan tidak terlalu terbuka mengenai sistem pertanian khas mereka. Namun karena Pak Billy, Pak A
Hui, Pak Kepling VII, dan Ibu Kepling VIII. Telah menjelaskan kepada mereka tujuan kami kemari dengan baik, akhirnya mereka pun terbuka dan mau berbagi
17
Universitas Sumatera Utara
informasi terhadap penulis. Karena menurut penuturan mereka dan Pak Kepling, pernah ada pencurian mobil pribadi dan sepeda motor sekitar empat tahun yang
lalu. Yang awalnya pelakunya mengaku berasal dari mahasiswa dari suatu Universitas, atau juga pekerja marketing pemasaran produk. Mereka hanya
melapor saja tanpa memberikan suatu identitas yang hanya cukup bermodalkan KTP saja, warga setempat awalnya percaya saja. Namun karena telah pernah
terjadi pencurian di daerah mereka itu, maka kepercayaan mereka terhadap orang asing yang datang menjadi luntur. Beruntunglah kami memiliki identitas dari
Universitas sehingga dapatlah kami diterima orang itu dengan baik.
18
Universitas Sumatera Utara
BAB II GAMBARAN UMUM ETNIS TIONGHOA DI LINGKUNGAN VII DAN
VIII KELURAHAN KOTA BANGUN
2.1. Lokasi dan Keadaan Alam