2.4. Sarana Fisik 2.4.1. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana menjadi hal yang mampu untuk membantu setiap aktifitas yang dimiliki oleh setiap manusia. Terlepas dari apapun
aktifitas tersebut, sarana menjadi hal yang penting untuk melakukan sebuah kegiatan sama halnya seperti sebuah instrument yang menentukan. Sarana
menjadi suatu hal yang vital bagi setiap orang, petani Cina kebun sayur sangat tahu akan hal tersebut, Akan pentingnya suatu perbaikan sarana
tersebut untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian maupun investasi di Kelurahan Kota Bangun ini. Berikut adalah sarana dan prasarana yang
menjadi kebutuhan masyarakat Cina kebun sayur, khusus di lingkungan VII dan VIII Kelurahan Kota Bangun.
Untuk itu masyarakat Cina kebun sayur di Kelurahan Kota Bangun ini, tetap membangun sarana mereka secara bertahap dengan tujuan untuk
tetap dapat bertahan hidup. Seperti membangun pola pemukiman, membangun sarana pendidikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan
mereka, membangun sarana ibadah untuk meningkatkan kesadaran mereka dalam memiliki keyakinan di dalam agama. Hingga tempat-tempat mereka
berbagi suka dan duka, serta informasi untuk memecahkan segala masalah di dalam kehidupan mereka masing-masing.
2.4.2. Sarana Pendidikan
Sarana pendidikan sangat dipercaya sebagai investasi masa depan bagi masyarakat Cina kebun sayur di Kelurahan Kota Bangun ini. Dimana
dengan mendapat pendidikan yang layak dan ilmu yang baik, diharapkan 31
Universitas Sumatera Utara
pada masa mendatang dapat meningkatkan taraf hidup mereka. Untuk itu pendidikan bagi masyarakat etnis Tionghoa Kelurahan Kota Bangun adalah
hal yang sangat terpenting dalam kehidupan mereka. Mereka akan lebih bangga ketika menyebutkan bahwa anak mereka berhasil menjadi orang yang
sukses di kota, dari pada harus meneruskan kegiatan pertanian orangtuanya. Hal ini telah terlihat dari sedikitnya para penerus ataupun kaum muda yang
terlihat mengangkat cangkul ataupun sekedar memperhatikan sayur mayur. Sebuah kebanggaan tersebut mengakibatkan para masyarakat maupun orang
tua untuk mencoba berbagai cara bagaimana anaknya dapat bersekolah ataupun merantau di kota, untuk mencari sesuatu yang lebih baik dari
sebelumnya. Untuk itu banyak Orangtua mereka yang menyekolahkan anaknya di
luar Kelurahan Kota Bangun dan menyekolahkan anaknya di sekolah-sekolah yang baik di Kota Medan. Sehingga sang anak dapat melihat dunia lebih luas
dan berusaha untuk menjadi orang yang sukses dengan keadaan dunia yang mereka lihat. Namun ada juga yang menyekolahkan anaknya di sekolah-
sekolah di Kelurahan Kota Bangun seperti di Yayasan Perguruan Tsuji Murni. Satu-satunya sekolah yang ada di lingkungan VII dan VIII. Yayasan
Perguruan Tsuji Murni ini didirikan oleh masyarakat Tionghoa yang peduli dengan dunia pendidikan, karena dahulu warga Tionghoa tidak pernah
mendapatkan pendidikan yang tinggi seperti sekarang ini. Oleh sebab itu masyarakat Cina kebun sayur di Kelurahan Kota Bangun saat ini, bergegas-
gegas menyekolahkan anak-anaknya, untuk merubah nasib mereka dikemudian harinya. Adapun sekolah tersebut terdiri dari Taman Kanak-
32
Universitas Sumatera Utara
Kanak TK, Sekolah Dasar SD, Sekolah Menengah Pertama SMP sampai Sekolah Menengah Atas SMA.
Walaupun sekolah ini kecil dan terkesan sederhana, namun sekolah ini memiliki ruang yang komplek karena memiliki setiap jenjang pendidikan.
Hal ini digunakan untuk memudahkan masyarakat Cina kebun sayur untuk menyekolahkan anaknya dengan sistem membagi dua waktu. Yayasan
Perguruan Tsuji Murni terus beroperasi hingga sekarang. Taman Kanak Kanak TK dan Sekolah Dasar SD yang belajar dari pukul 08.00 wib
hingga pukul 12.00 wib siang. Disusul dengan SMP dan SMA pada siang hari hingga sore hari.
Selain menyekolahkan anaknya di sekolah Tsuji Murni, masyarakat Cina kebun sayur lebih memilih menyekolahkan anaknya disekolah luar yang
juga merupakan yayasan yang dimiliki oleh etnis Tionghoa. Ketakutan masa lalu dan tingkat kehati-hatian mereka tetap mereka jaga. Menurut penuturan
Bapak Billy 50 tahun, banyak orang Cina kebun sayur ini lebih memilih menyekolahkan anaknya disekolah etnis Cina dan lain-lainnya dari pada di
sekolah pribumi dan bergabung dengan pribumi. Karena takut akan menimbulkan konflik SARA.
2.4.3. Sarana Ibadah