b. Jenis Kelamin Beberapa penelitian mengungkapkan korelasi positif yang signifikan
antara jenis kelamin dengan kematangan emosi Roja, Sasikumar, Fathima, 2013; Mallick, Singh, Chaturvedi, Kumar, 2014.
c. Tempat tinggal Mallick, dkk., 2014 mengungkapkan bahwa terdapat perbedaan
signifikan pada kematangan emosi mahasiswa yang tinggal di asrama dan non asrama. Lebih lanjut, penelitian yang dilakukan oleh
Punithavathi 2013 mengungkapkan bahwa mahasiswi non asrama memiliki kematangan emosi yang lebih tinggi daripada mahasiswi
yang tinggal di asrama. d. Struktur keluarga
Sigh, Pant, dan Valentina, 2014 melakukan studi mengenai dampak struktur keluarga pada kematangan emosi remaja. Mereka menemukan
bahwa kematangan emosi berkorelasi positif secara signifikan terhadap struktur keluarga.
Dapat diambil kesimpulan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kematangan emosi antara lain, kesehatan fisik, jenis kelamin, tempat
tinggal, dan struktur keluarga.
C. MAHASISWA
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi, Bab I Ketentuan Umum, Pasal 1, ayat 6
dinyatakan bahwa mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar pada perguruan tinggi tertentu. Sarwono 1978 memperinci bahwa
mahasiswa adalah setiap orang yang secara resmi terdaftar untuk mengikuti pelajaran-pelajaran di perguruan tinggi dengan batas usia antara 18-30 tahun.
Menurut Hurlock 1994 rentang usia 18-40 tahun merupakan tahap perkembangan dewasa awal. Beberapa tugas perkembangan masa dewasa
awal adalah memilih pasangan hidup, mengelolamengatur rumah tangga, memulai pekerjaan, dan bertanggung jawab sebagai warga negara.
Mahasiswa yang berhasil mencapai tugas perkembangan tersebut akan meraih kebahagiaan dan keberhasilan pada tugas perkembangan berikutnya.
Sebaliknya, mahasiswa yang gagal menyelesaikan tugas perkembangan tersebut, akan mengalami ketidakbahagiaan, celaan sosial, dan kesukaran
menyelesaikan tugas perkembangan berikutnya Havinghurst Neugarten, 1962. Di samping harus menyelesaikan tugas perkembangan, mahasiswa
juga dihadapkan pada berbagai tugas akademik. Mahasiswa dituntut untuk menyelesaikan berbagai tugas akademik, seperti tugas menulismengarang,
tugas membaca mingguan, belajar menghadapi ujian, kewajiban dalam hal kehadiran, serta tugas-tugas administratif.
D. DINAMIKA
HUBUNGAN KEMATANGAN
EMOSI DENGAN
PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA
Mahasiswa dalam masa studinya menghadapi berbagai tuntutan akademik, termasuk di dalamnya tugas-tugas rutin seperti menulis, membaca,