B. KEMATANGAN EMOSI
1. Pengertian Kematangan Emosi
Gunarsa 1986 menyatakan bahwa kematangan emosi merupakan dasar perkembangan individu dan sangat mempengaruhi tingkah laku.
Dengan kata lain, kematangan emosi merupakan bagian penting dalam kehidupan individu Punithavathi, 2013. Hal itu dapat terjadi karena
kematangan emosi memampukan individu untuk membuat keputusan yang lebih baik dalam hidup Singh, Pant, Valentina, 2014. Selain itu,
kematangan emosi memungkinkan individu untuk menahan tekanan sehingga individu yang emosinya matang dapat bertahan terhadap situasi
frustrasi. Oleh karenanya, individu yang memiliki kematangan emosi yang tinggi mampu mengarah pada kehidupan yang efektif dan berhasil,
Tiwari, 2014. Kematangan emosi dapat dipahami sebagai kemampuan kontrol diri
yang pada gilirannya merupakan sebuah hasil pemikiran dan pembelajaran Pastey Aminbhavi, 2006. Lebih lanjut, menurut Aashra dan Jogsan
2013, kematangan emosi adalah ukuran kapasitas seseorang dalam menciptakan sebuah sikap mental positif. Secara esensi, kematangan
emosi berarti mengendalikan emosi, bukan membiarkan emosi memegang kendali Punithavathi, 2013. Jogsan 2013 mengungkapkan bahwa
kematangan emosi pada individu normal akan tercapai pada usia 21 tahun sampai awal 30 dan akan terus berkembang sampai usia sekitar 35 tahun
sehingga dengan bertambahnya usia, kematangan emosi individu diperkirakan dapat bertambah pula.
Lebih lanjut, Yusuf 2011 menyatakan bahwa kematangan emosi merupakan kemampuan individu untuk dapat bersikap toleran, merasa
nyaman, mempunyai kontrol diri, menerima diri sendiri dan orang lain, serta mampu menyatakan emosinya secara konstruktif dan kreatif.
Individu yang memiliki kematangan emosi mampu bereaksi sesuai dengan tuntutan yang ada dalam situasi tersebut. Akibatnya, respon yang tidak
sesuai dengan tuntutan yang dihadapi akan dihilangkan Sari Nuryoto, 2002.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kematangan emosi adalah kemampuan individu bersikap toleran, merasa nyaman,
mempunyai kontrol diri, menerima diri sendiri dan orang lain, serta mampu menyatakan emosi secara kontruktif dan kreatif.
2. Aspek-aspek Kematangan Emosi
Walgito 2004 mengemukakan lima aspek kematangan emosi, yaitu:
a. Dapat menerima keadaan diri maupun orang lain apa adanya. Individu mampu menerima kelebihan dan kekurangan diri sendiri
sehingga berani menjadi pribadi apa adanya. Selain itu, mudah menyesuaikan diri karena mampu menerima kelebihan dan kekurangan