isi yang akan diukur. Salah satu cara untuk mengetahui validitas isi telah terpenuhi adalah dengan melihat kesesuaian aitem pernyataan dalam alat
ukur dengan blueprint dan memeriksa kesesuaian masing-masing aitem dengan indikator perilaku yang hendak diukur. Peneliti menggunakan
pendapat dari ahli expert judgement untuk melakukan validasi isi yang dalam hal ini adalah dosen pembimbing. Setelah itu, kumpulan aitem yang
telah melewati proses review diujicobakan. Selanjutnya skala kematangan emosi dan prokrastinasi akademik
yang telah diujicoba akan dilihat daya diskriminasi butir aitem untuk membedakan kelompok yang mempunyai dengan kelompok yang tidak
mempunyai atribut yang diukur Azwar, 2008. Daya diskriminasi ini diperoleh dengan cara mengkorelasikan tiap butir aitem dengan
menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment. Perhitungannya dengan menggunakan software SPSS versi 19.0.
2. Reliabilitas
Reliabilitas mengacu pada konsistensi atau keterpercayaan hasil ukur, yang mengandung arti kecermatan pengukuran Azwar, 2008.
Reliabilitas pengukuran dalam penelitian ini diperoleh dengan metode konsistensi internal internal consistency karena metode ini dalam
prosedurnya menggunakan single trial administration, yaitu hanya memerlukan satu kali pengenaan tes kepada sekelompok individu sebagai
subjek. Uji reliabilitas dilakukan pada aitem-aitem yang lolos dalam
konsistensi internal. Tinggi rendahnya reliabilitas ditunjukkan oleh suatu angka, yaitu koefisien reliabilitas. Teknik analisis reliabilitas yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan formula koefisien alpha dari Cronbach. Perhitungannya dilakukan dengan menggunakan software SPSS
versi 19.0.
3. Analisis Aitem
Analisis aitem dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor aitem dengan skor total yang akan menghasilkan indeks daya diskriminasi aitem
atau indeks konsistensi aitem total. Daya diskriminasi aitem menunjukkan sejauhmana aitem mampu membedakan kelompok yang memiliki atau
tidak memiliki atribut yang akan diukur. Indeks daya diskriminasi aitem menginformasikan tentang konsistensi antara hal yang hendak diukur oleh
aitem dengan hal hendak diukur oleh skala. Semakin tinggi korelasi positif antar skor aitem dengan skor skala berarti semakin tinggi pula konsistensi
aitem tersebut dengan skala secara keseluruhan atau dengan kata lain semakin tinggi daya bedanya. Sebaliknya, bila koefisiennya rendah, maka
fungsi aitem tersebut tidak cocok dengan fungsi ukur skala atau dengan demikian daya bedanya tidak cukup baik. Penghitungan koefisien aitem
total dilakukan menggunakan SPSS versi 19.0.
G. ANALISIS DATA
1. Uji Asumsi
Uji asumsi dilakukan untuk melihat apakah data yang digunakan sudah memenuhi syarat untuk dilakukan korelasi. Uji asumsi terdiri dari
uji normalitas dan linearitas.
a. Uji Normalitas
Pada penelitian ini, uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan rumus One Sample Kolmogorov-Smirnov Test pada
program SPSS versi 19.0. Distribusi data dinyatakan normal apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 p0,05. Sebaliknya jika nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05 p0,05 maka distribusi data dinyatakan tidak normal.
b. Uji Linearitas
Uji linearitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Test for Linearity
pada program SPSS versi 19.0. Suatu hubungan dinyatakan linier apabila nilai signifikansi yang didapatkan lebih kecil
dari 0,05 p0,05, sedangkan hubungan dinyatakan tidak linier apabila nilai signifikansi yang didapatkan lebih besar dari 0,05
p0,05.