127 … Pasukanku menang, Kapitein Seta jaya. Tetapi kehilangan Larasati.
Barangkali … barangkali toh aku salah pilih Mangunwijaya, 2010: hlm 127.
Di sini lah Setadewa belum bisa menerima dirinya dan kenyataan yang ada, sehingga membuat dia merasa bimbang dan dia merasa salah memilih.
4.6.5 Kebutuhan Aktualisasi Diri
Ketika kebutuhan di level rendah terpenuhi, orang secara otomatis beranjak ke level berikutnya. Akan tetapi, setelah kebutuhan akan penghargaan terpenuhi, orang
tidak selalu bergerak menuju level aktualisasi diri. Kebutuhan akan aktualisasi diri merupakan kebutuhan manusia yang paling penting dalam teori Maslow tentang
motivasi pada manusia. Kebutuhan akan aktualisasi diri mencakup pemenuhan diri, sadar akan potensi diri, dan keinginan untuk menjadi sekreatif mungkin.
Kebutuhan aktualisasi diri yang tidak terpenuhi Kebutuhan akan aktualisasi diri dapat dilihat pada bagian alur rumitan Singa
Mengerti yang menggambarkan betapa sedih Setadewa atas permasalahan yang dialami dalam hidupnya. Seperti dalam kutipan berikut:
Tidak terpenuhinya kebutuhan aktualisasi diri juga mengarah pada penyakit atau patologi, atau lebih tepatnya metapatologi. Maslow mendefinisikan metapatologi
sebagai ketiadaan nilai-nilai, ketiadaan pencapaiankeberhasilan, dan hilangnya arti hidup.
Kehidupan Setadewa juga ada kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi sehingga menyebabkan konflik batin. Orang yang mengaktualisasi diri dapat
menerima diri mereka sendiri apa adanya. Mereka tidak bersifat defensif, berpura- pura, dan tidak mempunyai perasaan bersalah yang menghancurkan diri, mempunyai
selera yang baik terhadap makanan, tidur, dan seks, tidak terlalu mengkritik kekurangannya sendiri, dan tidak terbeban oleh kecemasan atau rasa malu yang
berlebihan. Tetapi Setadewa belum bisa menerima dirinya sendiri karena ditumbuhi rasa takut, cemas, dan kahwatir akan keberadaannya. Suatu ketika Setadewa bertemu
dengan Atik setelah dia masuk menjadi anggota KNIL.
128 …Kata pertama yang keluar ialah: “Teto Teto” Lalu menangislah Atik. Pada
saat itu aku bimbang untuk pertama kali. Pada saat itu aku takut kehilangan seorang lagi. Pada saat itu aku tidak ingin dilahirkan dan malu Mangunwijaya,
2010: hlm 90.
129 Jiwaku serba panic ditatap dua manik mata hitam itu yang mengancam. Kelak aku baru sadar, bahwa Atik tidak pernah mengancam. Tak sewatak dengan gadis
seriang itu mengancam seorang sahabat. Tetapi memang aku merasa terancam. Aku panic takut kehilangan Atik. Dan aku minta ampun. Kurebahkan mukaku di
dalam pangkuannya dan aku berteriak: “Bunuh saja aku” Gila, tentulah gila omong kosong seperti itu Mangunwijaya, 2010: hlm 91.
Setadewa belum bisa menerima dirinya dengan kenyataan yang ada. Karena konflik yang dialamai menyebabkan tekan batin dan membuat Setadewa frustasi.
Setadewa ingin supaya Atik membunuhnya. Orang-orang yang mengaktualisasikan diri dapat mempertahankan harga diri
mereka bahkan ketika dimaki, ditolak, dan diremehkan oleh orang lain. Dengan kata lain orang-orang yang mengaktualisasikan diri tidak bergantung pada pemenuhan
kebutuhan cinta maupun kebutuhan akan penghargaan. Mereka menjadi mandiri sejak kebutuhan level rendah yang memberi mereka kehidupan.
Namun lain halnya Setadewa, dia masih membutuhkan cinta dari Atik wanita yang dia cintai sejak dulu. Setadewa tidak dapat hidup tanpa Atik. Berikut
kutipannya;
130 Aku butuh Atikku agar aku hidup terus. Tetapi gadis itu ada di pihak musuhku dan harus kuhitung sebagai musuh Mangunwijaya, 2010: hlm 91.
131 Aku. Lelaki KNIL yang sekasar dan sehebat itu dimuka kompiku, aku tidak tahan merasakan penderitaan ditinggal oleh seorang ibu dan seorang adik
peremuan Mangunwijaya, 2010: hlm 92.
Setadewa sangat mencintai Atik dan ibunya, tetapi gadis yang ia cintai berpihak ke Republik dan ini sangat bertentangn dengan Setadewa dan Setadewa ditinggal
ibuny. Selain itu, Setadewa jga membutuhkan penghargaan diri. Setadewa merasa dirinya dihina ketika bertemu dengan tentara Inggris.
132 Dia letnan aku letnan. Hanya dia lebih tua dan punya bendera Inggris sebagai beking dan aku Cuma KNIL.
“Tentara Kerajaan itu KL, tentara Belanda,” masihku dengar Verburggen, “KNIL Cuma segerombolan bandit.” Tetapi justru karena itulah jiwaku terbakar
melihat keangkuhan o rang Inggris itu. “Urusan Hindia Belanda adalah urusan
Hindia Belanda” bentakku sengit. Dan apa jawabnya? Ia tidak menjawab. Inilah yang lebih menghinaku, seolah aku tidak pantas, tidak sederajad, untuk diajak
bicara Mangunwijaya, 2010: hlm 75 —76.
133 Tahun 1946 bagiku serba simpang-siur dan aku sendiri sudah tidak tahu harus berpikir apa. Patroli rutin semakin membosankan, karena terus-terang saja, kami
orang-orang tentara tidak paham soal diplomasi dan segala kemunafikan kaum diplomat, sehingga merasa dijadikan bulan-bulanan Mangunwijaya, 2010: hlm
96.
Setadewa juga mempunyai perasaan bersalah yang menghancurkan diri, seperti kutipan berikut
134 Goblog,tolol, seharusnya aku mendengarkan dia. Tetapi untuk itu ternyata aku terlalu egois. Dan aku meloncat. Aku penasaran, Thompsonku kulemparkan
pada tembok. Pistolku kulemparkan pada pintu dan aku lari. Dengan alasan apa aku tidak tahu jelas Mangunwijaya, 2010: hlm 93.
Dari kutipan di atas, menggambarkan bahwa penghargaan orang lain akan diri Setadewa masih kurang dan Setadewa membutuhan penghargaan itu. setadewa juga
masih membutuhan rasa cinta baik dari ibunya dan Atik wanita yang dia cintai. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kebutuhan akan aktualisasi diri
pada Setadewa tidak terpenuhi karena ciri-ciri orang yang mengaktualisasikan diri tidak terdapat pada diri Setadewa. Selain kebutuhan aktualisasi diri, juga ada
kebutuhan-kebutuhan yang belum terpenuhi, seperti kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan cinta dan kebutuhan akan penghargaan.
4.7 Konflik Batin Akibat Tidak Terpenuhi Kebutuhan-kebutuhan Dasar