109 Kami lalu tinggal di suatu rumah kecil di belakang tangsi Penggorengan Senen dengan cara hidup sangat hemat, sederhana dari sisa peninggalan
tabungan Papi yang masih lumayan Mangunwijaya, 2010: hlm 40. 110 Sepulang dari mencari tambahan nafkah catutan di Pasar Senen, aku
menemukan rumah kosong Mangunwijaya, 2010: hlm 41.
Sejak Jepang datang ke Indonesia, kehidupan Setadewa pun mulai berubah. Seperti kutipan di atas, kehidupan Setadewa berbeda jauh ketika dia masih kecil.
Sekarang dia harus mencari nafkah tambahan untuk mendapatkan makan. Memasuki masa remaja, kebutuhan fisiologis Setadewa mulai tidak terpenuhi.
Hal ini disebabkan Jepang datang ke Indonesia. Kedatangan Jepang membawa pengaruh bagi kehidupan keluarga Setadewa karena ayahnya ditangkap oleh Jepang,
ibunya dijadikan gundik Jepang. Tetapi ketika ayahnya ditangkap oleh Jepang Setadewa berusaha mencukupi kebutuhan fisioligisnya dengan bekerja mencari
tambahan nafkah untuk ibunya dan merekapun hidup berhemat. Dari penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa Setadewa memiliki kebutuhan fisiologis yang
tidak terpenuhi sehingga mengakibatkan dia harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup. Dengan demikian Setadewa menjadi pribadi yang keras.
4.6.2 Kebutuhan Akan Kamanan
Kebutuhan rasa aman yang tidak terpenuhi Tidak terpenuhinya kebutuhan akan rasa aman Setadewa juga dialami pada
bagian alur rangsangan Buah Gugur selanjutnya pada bagian tikaian Merpati Lepas yang menceritakan pertikaian ketika Setadewa bertugas di Tanah Abang.
Tidak hanya itu, Setadewa juga mengalami rasa tidak aman ketika bertemu dengan Atik karena Setadewa takut kehilangan Atik, wanita yang dia cintai. Seperti dalam
kutipan di bawah ini: Dalam kehidupan, Setadewa pun juga mengalami rasa ketidakamanan.
Setadewa merasakan hal ini ketika dia beranjak remaja. Seperti dalam kutipan berikut,
111 … Dengan cemas lekas-lekas kutinggalkan rumahku dan pergi menuju
Surakarta. Hanya Mami yang kutemukan di tengah para kerabat. Berlinang- linang aku diciumi dan diciumi Mangunwijaya, 2010: hlm 36.
Sesampainya di rumah, Setadewa tidak bertemu dengan kedua orang tuanya. Dia menjadi cemas dan akhirnya dia memutuskan untuk segera pergi dari rumahnya
karena ada hal yang tidak beres. Setelah Setadewa mengetahui bahwa papinya ditangkap dan maminya dijadikan gundik Jepang, dia akhirnya ikut terlibat menjadi
tentara kerajaan di KNIL. Dia ikut menjadi tentara kerajaan ingin membalas dendam atas kekejaman Jepang. Saat ini lah Setadewa harus berhati-hati dalam bersikap.
Sewaktu Setadewa bertugas, dia menyalahgunakan kekuasaannya. Setadewa pergi ke daerah Kramat tanpa mendapat surat tugas. Ternyata Setadewa memiliki misi untuk
mengunjungi keluarga Bu Antana bertemu dengan Atik. Tetapi sayang, rumah keluarga Bu Antana kosong. Saat pergi ke Kramat, terjadi hujan peluru dan keamanan
Setadewa terancap. Akhirnya dia dapat melindungi diri dan kembali ke markas.
112 Tetapi bukan pertama karena tembakan itu aku mengundurkan diri. Soalnya aku tidak mendapat perintah untuk berpatroli di daerah Kramat ini. Kalau ada apa-
apa nanti, aku dapat dicurigai oleh Mayoor Verburggen. Cilaka lagi oleh dinas intel NEFIS Mangunwijaya, 2010: hlm 71.
Selain kebutuhan akan rasa aman yang tidak terpenuhi, kebutuhan akan ketergantungan dengan orang lain juga tidak terpenuhi. Sejak kepergian orang
tuannya, keluarga Bu Antana lah yang menjadi tempat curahan hati Setadewa. Atik seorang wanita yang sangat ia cintai dan dia tidak dapat hidup tanpa Atik.
113 …Kata pertama yang keluar ialah: “Teto Teto” Lalu menangislah Atik. Pada
saat itu aku bimbang untuk pertama kali. Pada saat itu aku takut kehilangan seorang lagi. Pada saat itu aku tidak ingin dilahirkan dan malu Mangunwijaya,
2010: hlm 90.
114 Aku butuh Atikku agar aku hidup terus. Tetapi gadis itu ada di pihak musuhku dan harus kuhitung sebagai musuh Mangunwijaya, 2010: hlm 91.
Kebutuhan akan rasa aman Setadewa tidak terpenuhi, karena dia membutuhkan Atik wanita yang dia cintai. Tetapi wanita itu berpihak ke Republik yang menjadi
musuh Setadewa. Di sini lah terjadi konflik batin tokoh Setadewa. Setadewa merasa kecewa dengan semua ini. Dia sangat menderita dengan keadaan ini
115 Aku. Lelaki KNIL yang sekasar dan sehebat itu dimuka kompiku, aku tidak tahan merasakan penderitaan ditinggal oleh seorang ibu dan seorang adik
perempuan Mangunwijaya, 2010: hlm 92.
Seiring berjalannya waktu, akhirnya KNIL pun kalah. Berikut kutipannya:
116 Tetapi kenapa aku sendiri tidak ke Sala? Takut? Takut menghadapi kenyataan barangkali? Ya, aku takut. Sekarang jelaslah serba benderang, bahwa bila aku
jujur, aku harus mengakui, aku takut. Aku takut mendengar tentang keadaan sebenarnya, aku takut memergoki apa yang sesungguhnya terjadi. Aku takut
bertemu muka dengan mereka. Dengan keluarga Antana, Atik, Papi dan Mami sudah kuanggap tidak ada. Dimakan oleh api revolusi, begitu istilahnya
barangkali. Ya, aku takut bertemu muka dengan Atik sebagai seorang yang kalah. Sebetulnya aku sudah dapat bertanya kepada mereka tetapi aku tidak mau
Mangunwijaya, 2010: hlm 150
—151.
Karena kekalahan KNIL, Setadewa menjadi tidak berani bertemu dengan Bu Antana, Atik,dan kedua orang tuanya.
117 … Aku bukan undangan, karena sampai sekarang aku belum pernah berani
berhubungan lagi dengan Atik, alias Nyonya Larasati Janakatamsi, isteri Dekan Fakultas Geologi salah satu universitas swasta di Jakarta dan Kepala
Laboraturium Maritim Angkatan Laut. ……………………………………………………………………………
Dari pemimpin protoklo kemarin aku mendapat kepastian, bahwa untuk upacara itu aku boleh-boleh saja berbaju batik, sebab itu sudah dianggap pakaian resmi
dan rapi. Bagus, inilah satu-satunya yang kuinginkan, berpakaian tidak kaku, kalau aku berjumpa dengan Atik nanti Mangunwijaya, 2010: hlm 244.
118 “Dik Jana dulu di tahun-tahun antara 45—49 di mana?” aku tidak berani
menyebutkan istilah clash atau aksi polisionil. Netral saja: tahun-tahun antara ini dan itu. rasa minderku belum hilang.
“Aku di Palang Merah.” Ah pantas saja. “Palang Merah?”
“Ya, kepada Mas Teto aku jujur berterus-terang. Aku tak suka berjuang dengan senjata. Entah, barangkali karena kami
bertradisi dokter.” Ini lagi Mangunwijaya, 2010: hlm 280.
Seiring berjalananya waktu, kebutuhan akan keamanan tidak terpenuhi saat Setadewa beranjak remaja karena ke datangan Jepang membuat semuanya berubah.
Ayah Setadewa ditangkap oleh Jepang, ibunya dijadikan gundik Jepang. Pada saat itu banyak terjadi kerusuhan dan Setadewa memutuskan untuk ikut bergabung menjadi
anggota KNIL. Saat itulah kebutuhan akan keamanan tidak terpenuhi. Kebutuhan akan keamanan melalui penjelasan di atas maka dapat disimpulkan Setadewa
mengalami konflik batin yang sangat mendalam, rasa cemas, kecewa, sedih dan malu dengan keadaan yang ada.
4.6.3 Kebutuhan Cinta dan Memiliki