menggantung tanpa pemecahan, tanpa ada penyelesian masalah dalam keadaan yang penuh dengan ketidakpastian, ketidakjelasan, ataupun
ketidak pahaman.
2.2.4 Latar
Latar atau setting yang disebut juga sebagai landas tumpu,menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan social tempat
terjadinya peristiwa-peristiwa
yang diceritakan
Abrams dalam
Nurgiyantoro, 2010:216. Unsur latar dapat dibedakan ke dalam tiga unsur pokok, yaitu tempat,
waktu, dan social. Kegita unsur itu walau masing-masing menawarkan permasalahan yang berbeda dan dapat dibicarakan secara sendiri, pada
kenyataannya saling berkaitan dan saling mempengarui satu dengan yang lain.
1. Latar tempat, menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi.
2. Latar waktu berhubungan dengan masalah “kapan” terjadinya peristiwa-
peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. 3. Latar sosial menyaran pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku
kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi Nurgiyantoro, 2010:227-233.
Menurut Stanton 2007:35 latar adalah lingkungan yang melingkupi sebuah peristiwa dalam cerita, semesta yang berinteraksi dengan peristiwa-peristiwa
yang sedang berlangsung. Latar berfungsi untuk mengekspresikan perwatakan dan kemauan, memiliki
hubungan erat dengan alam dan manusia Wellek dan Werren dalam Sukada, 1987:61.
2.3 Teori Psikologi Abraham Maslow
Teori dari Abraham Maslow mempunyai beberapa sebutan, seperti teori humanistik, teori transpersonal, kekuatan ketiga dalam psikologis, kekuatan keempat
dalam kepribadian, teori kebutuhan dan teori aktualisasi diri. Akan tetapi, Abraham Maslow menyebutnya sebagai teori holistik-dinamis karena teori ini menganggap
bahwa keseluruhan dari seseorang terus-menerus termotivasi oleh satu atau lebih kebutuhan dan bahwa orang yang mempunyai potensi untuk menuju kesehatan
psikologis, yaitu aktualisasi diri Jess, Feist, Gregory J Feist, 2010:325. Untuk meraih aktualisasi diri, orang harus memenuhi kebutuhan-kebutuhan
dilevel yang lebih rendah, seperti kebutuhan akan lapar, keamanan, cinta, dan harga diri. Hanya setelah orang merasa cukup puas pada masing-masing dari kebutuhan-
kebutuhan ini, maka mereka bisa mencapai aktualisasi diri Maslow dalam Jess, Feist, Gregory J Feist, 2010:326.