4.7.1 Rasa Takut
Rasa takut adalah salah satu konflik batin yang dialami oleh Setadewa akibat kebutuhan dasar yang tidak terpenuhi. Setadewa merasa dirinya terancam saat dia
pulang dari Semarang, dia tidak bertemu dengan orang tuanya. Ketika itu dia merasa cemas dan dia berpikir ada sesuatu hal yang tidak beres, dapat dilihat pada kutipan
111. Selanjutnya Setadewa juga mengalami rasa tidak aman ketika dia bertugas ke daerah Kramat tanpa surat tugas, dia takut kepergiannya ke Kramat diketahui oleh
NEFIS. Setadewa pergi ke Kramat untuk mengunjungi rumah Bu Antana tetapi sesampainya di sana hanya rumah kosong dan sepi karena waktu itu masih terjadi
kerusuhan. Selain itu, Setadewa juga mengalami rasa takut akan kehilangan Atik yang dia
cintai. Pada kutipan 113, ketika Setadewa bertemu dengan Atik,saat itu juga Setadewa tidak ingin lagi kehilangan seseorang yang dia cintai karena Setadewa
sudah kehilangan orang tuanya. Tetapi Atik yang dia cintai lebih berpihak ke Republik dan Setadewa berpihak kepada KNIL. Namun pada akhirnya Setadewa
kalah dalam kerusuhan itu. kekalahan KNIL membuat Setadewa malu bertemu dengan Atik dan Setadewa belum siapa menerima kenyataan yang ada, seperti
kutipan 116. Tidak terpenuhinya rasa cinta dan memiliki menimbulkan rasa takut dalam diri
Setadewa. Seperti kutipan 121 dan 122 menggambarkan tidak terpenuhinya
kebutuhan akan cinta dan memiliki, Setadewa tidak dapat hidup tanpa Atik wanita yang dia cintai dan ibunya. Sehingga membuat Setadewa takut menjalani hidup tanpa
mereka.
4.7.2 Tidak Percaya Diri
Kebutuhan dasar yang tidak terpenuhi dalam diri Setadewa juga menyebabkan dirinya tidak percaya diri. Seperti kutipan 116, Setadewa belum siapa menerima
kenyataan yang ada, dia malu dengan keluarga Bu Antana,terutama Atik. Kekalahan KNIL membuat dirinya menjadi malu dan tidak percaya diri. Selain itu kutipan 117
juga menceritakan rasa ketidak percayaan diri Setadewa ketika menghadiri uji tesis Atik di hadapan Senat dan tamu undangan. Setadewa mengenakan pakaian batik
dengan tujuan tidak kaku ketika bertemu dengan Atik nantinya. Akhirnya Setadewa pun bertemu dengan Atik dan Janakatamsi suami Atik. dengan kondisi serba tidak
siap akhirnya Setadewa bertemu dengan Atik. Setelah bertemu dengan Atik, Setadewa berkunjung ke rumah Atik untuk bertemu dengan Bu Antana karena
mereka sudah lama tidak berjumpa. Suatu ketika Setadewa bercakap-cakap dengan Janakatamsi. Dalam percakapannya menyingung kerusuhan antara tahun 45
—49, Setadewa merasa minder ketika bercakap-cakap dengan Janakatamsi yang berkaitan
di tahun itu. Tidak terpenuhi kebutuhan akan cinta juga membuat konflik batin dalam diri
Setadewa. Setadewa tidak percaya diri, bahwa dia tidak dapat hidup tanpa Atik dan
ibunya. Setadewa merasa sangat menderita dengan kepergian mereka. Konflik batin di masa remaja Setadewa yang tidak percaya diri terbawa hingga dia beranjak
dewasa. Rasa tidak percaya diri ini diakibatkan Setadewa belum bisa menerima kenyataan yang ada. Rasa tidak percaya diri membuat Setadewa tidak mampu
berkembang menjadi pribadi yang lebih baik.
4.7.3 Emosional