Teknik Rangsang Teks Rumpang

pada kata-kata kunci atau struktur informasi. Ciri kegiatan menyimak selektif adalah a para siswa memusatkan perhatian pada informasi yang akan mereka cari, b para pembelajar memiliki kesempatan menyimak dua kali untuk mengecek pemahaman mereka, c guru dan siswa merancang tujuan sebelum kegiatan menyimak dilakusanakan, dan d guru memberikan umpan balik sepanjang pembelajaran menyimak berlangsung. Menyimak interaktif, dirancang untuk membantu siswa berperan aktif dalam berinteraksi. Ciri kegiatan dari menyimak interaktif adalah : a para siswa bekerja berpasangan atau kelompok kecil, b para siswa belajar memecahkan masalah, dan c guru memantau diskusi selama aktivitas berlangsung.

2.2.4 Teknik Rangsang Teks Rumpang

Teknik Isian Rumpang mula-mula diperkenalkan oleh Wilson Taylor dengan nama cloze procedure. Teknik ini diilhami oleh suatu konsep ilmu jiwa Gestal yang dikenal dengan istilah closure. Konsep ini menjelaskan tentang kecenderungan manusia untuk menyempurnakan suatu pola yang tidak lengkap secara mental menjadi suatu kesatuan yang utuh; kecenderungan untuk mengisi atau melengkapi suatu yang sesungguhnya ada namun tampak dalam keadaan yang tidak utuh; melihat bagian-bagian sebagai suatu keseluruhan. Melalui prosedur isi rumpang, pembaca diminta untuk dapat memahami wacana yang tidak lengkap karena bagian-bagian tertentu dari wacana telah dengan sengaja dilesapkan dengan pemahaman yang sempurna Harjasujana, 1997:139-140. Harjasujana 1997:147 berpendapat bahwa fungsi teks rumpang ada dua, yaitu sebagai alat ukur dan sebagai alat ajar. Kriteria pembuatan teks rumpang sebagai alat ukur, yaitu 1 panjang wacana antara 250-350 kata dari wacana terpilih; 2 Lesapan setiap kata ke- an hingga berjumlah lebih kurang 50 buah; dan 3 evaluasi jawaban berupa kata, persis sesuai dengan kunciteks aslinya. Sedangkan kriteria pembuatan teks rumpang sebagai alat ajar, yaitu 1 panjang wacana yang terdiri dari maksimal 150 kata; 2 lesapan secara selektif bergantung pada kebutuhan siswa dan pertimbangan guru; 3 jawaban boleh berupa sinonim atau kata yang secara struktur dan makna dapat menggantikan kedudukan kata yang dilesapkan; dan 4 melakukan diskusi untuk membahas jawaban-jawaban siswa. Sementara itu, Taylor dikutip Haryadi 2008 menjelaskan bahwa teknik isian rumpang adalah teknik penangkapan pesan dari sumbernya penulis, mengubah pola bahasa dengan jalan melepaskan bagian-bagiannya, dan menyampaikan kepada pembaca untuk menyempurnakan kembali pola, pola keseluruhan yang menghasilkan sejumlah unit-unit kerumpangan yang dapat dipertimbangkan. Haryadi 2008:153, berpendapat bahwa sebelum melakukan pembelajaran dengan teknik teks rumpang, terlebih dahulu menyiapan bahan teks rumpang dengan tahap-tahap seperti 1 memilih bacaan yang relatif sempurna, yaitu bacaan yang tidak bergantung pada informasi sebelumnya atau bacaan yang lengkap dalam satu judul, panjangnya lebih kurang 150 kata; 2 melakukan penghilangan pada bagian-bagian tertentu dari bacaan dengan pertimbangan tertentu misal kata yang dihilangkan adalah kata kunci; 3 biarkan kalimat pertama dan terakhir utuh; dan 4 memulai penghilangan itu dari kalimat kedua, yakni pada setiap kata dengan pertimbangan tertentu. Pengosongan ditandai dengan garis lurus mendatar yang panjangnya sama. Kaitannya dengan menyimak, teknik rangsang teks rumpang ini merupakan teknik yang digunakan sebagai alat ajar. Teknik rangsang teks rumpang kemudian diterapkan dalam kegiatan tahap menyimak atentif, yaitu sebagai awalan untuk memancing pengetahuan siswa terhadap berita dengan kata-kata kunci yang telah dilesapkan, agar dapat menarik perhatian siswa dan rasa keingintahuan siswa terhadap kegiatan yang akan dilaksanakan. Melalui proses teknik rangsang teks rumpang, siswa diminta untuk dapat memahami teks berita yang tidak lengkap karena bagian-bagian tertentu dari teks berita tersebut telah dengan sengaja dilesapkan dengan pemahaman yang sempurna. Bagaian- bagaian kata yang dihilangkan merupakan kata-kata kunci, yaitu pokok-pokok berita. Sehingga siswa secara tidak langsung dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan pokok-pokok berita dengan cara mengisi bagian-bagian teks yang telah dirumpangkan.

2.2.5 Media Audio

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penggunaan Media Audio terhadap Pembelajaran Menyimak Puisi di Kelas X SMA Negeri 6 Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014

0 4 175

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACAKAN TEKS BERITA MENGGUNAKAN MODEL BERMAIN PERAN MELALUI MEDIA AUDIO REKAMAN PEMBACAAN TEKS BERITA PADA SISWA KELAS VIII A MTS NEGERI 1 SEMARANG

1 7 363

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACAKAN TEKS BERITA DENGAN METODE PENAMPILAN MELALUI MEDIA TEKS BERJALAN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

4 22 200

Peningkatan Keterampilan Menyimak Berita dengan Menggunakan Media Audio dan Model Stratta

14 71 241

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK BERITA DENGAN METODE INTEGRATIF DAN TEKNIK PERMAINAN INGATAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS VIIIA SMP N 1 DEMAK

1 10 251

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK BERITA MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO DENGAN TEKNIK LEARNING TOURNAMENT

1 22 139

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI TEKNIK TAYASI (DARI TAYANGAN HINGGA INVESTIGASI) DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 2 WELAHAN KABUPATEN JEPARA

5 78 223

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI STRATEGI PAIKEM PADA KELAS VIII B Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Berita Melalui Strategi Paikem Pada Kelas VIII B SMP Negeri 1 Pucakwangi Kabupate

0 2 24

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK BERITA MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO DENGAN TEKNIK LEARNING TOURNAMENT.

0 0 2

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK BERITA DENGAN METODE INTEGRATIF DAN TEKNIK PERMAINAN INGATAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS VIIIA SMP N 1 DEMAK.

0 0 2