Transformasi Data Populasi Hama Daun pada Kedelai

Tabel 4.7 Analisis ragam untuk populasi hama daun ternormalkan Sumber Derjat Bebas Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah Pengujian 1 Suku Multiplikatif Pengujian 2 Suku Multiplikatif Nilai F Nilai-p Nilai F Nilai-p Hama Daun 4 2.2659 0.5665 5.64 0.032 50.02 0.0197 Genotipe 3 1.6252 0.5417 5.40 0.039 47.83 0.0205 AMMI 1 6 2.1065 0.3511 3.50 0.077 31.00 0.0316 AMMI2 4 0.5797 0.1449 12.80 0.0738 Residual 2 0.0227 0.0113 Total 19 6.5999 0.3474 Analisis AMMI pada peubah a menghasilkan nilai singular sebagai berikut 1.451, 0.7614, 0.1505. Kontribusi keragaman yang mampu diterangkan oleh masing-masing komponen adalah 61.41, 32.22, dan 6.37, menunjukkan bahwa dua komponen pertama memiliki peran dominan dalam menerangkan keragaman pengaruh interaksi. Berdasakan metode postdictive success diperoleh komponen pertama yang nyata dengan nilai F sebesar 31.00 pada nilai-p0.04, sedangkan komponen kedua nyata nilai-p=0.074 Tabel 4.7. Sekalipun nilai-p komponen kedua cukup besar namun dua komponen pertama sangat dominan, kemampuan menerangkan keragaman pengaruh interaksi sebesar 93.63. Hal ini berarti populasi hama daun melalui transformasi pangkat 0.66 dapat diterangkan menggunakan model AMMI2. Diagnosis sisaan juga memperkuat hal ini, tidak ada penyimpangan yang serius pada plot sisaan Gambar 4.10. Biplot AMMI1 menunjukkan genotipe IAC-100 merupakan genotipe dengan nilai rataan populasi hama ternormalkan paling rendah, sedangkan Wilis yang paling tinggi Lampiran 3. Selengkapnya, interaksi ini digambarkan oleh Biplot AMMI2 dengan lebih baik. Gambar 4.11 menunjukkan Biplot AMMI 2 data populasi hama daun tanaman kedelai yang ternormalkan. Pada fase ini, populasi Lamprosema hampir sama pada semua genotipe. Genotipe IAC 80 paling tahan terhadap keseluruhan hama daun pada fase ini 14 HST dibanding yang lain. Sementara genotipe lain secara spesifik rentan terhadap hama tertentu. W80 relatif rentan terhadap Emproasca, sedangkan IAC 100 relatif rentan terhadap Lalat Kacang Agromyza. 73 Gambar 4.11 Biplot AMMI 2 data populasi hama daun yang ditransformasi dengan Box-Cox

4.5.2 Transformasi Data Serangan Penyakit Bercak Daun pada Kacang Hijau

Metode transformasi Box-Cox pada data serangan penyakit bercak daun pada kacang hijau menghasilkan nilai dugaan lambda sebesar 0.85 pada nilai maksimum log-likelihood sebesar -291.5. Nilai lambda untuk beberapa nilai log- likehood disajikan pada Tabel 4.8. Data hasil transformasi Box-Cox untuk bercak daun tanaman kacang hijau disajikan pada Lampiran 5. Tabel 4.8 Nilai lambda dugaan dan log-likelihood transformasi Box-Cox data penyakit bercak daun pada kacang hijau No Lambda Box-Cox Likelihood 1 -295.2 2 0.1 -294.4 3 0.2 -293.7 4 0.3 -293.1 5 0.4 -292.6 6 0.5 -292.2 7 0.6 -291.9 8 0.7 -291.7 9 0.8 -291.5 10

0.9 -291.5

11 1.0 -291.6 12 1.1 -291.7 13 1.2 -291.9 14 1.3 -292.3 15 1.4 -292.6 -0.5 0.0 0.5 -0 .5 .0 .5 KUI 1 K U I 2 IAC-10 IAC-80 W80 Wilis Bemissia Emproosca Agromyza Lamprosema Longitarsaus Bemissia Emproosca Agromyza Lamprosema Longitarsaus Bemissia Emproosca Agromyza Lamprosema Longitarsaus Bemissia Emproosca Agromyza Lamprosema Longitarsaus Bemissia Emproosca Agromyza Lamprosema Longitarsaus Tabel 4.9 Analisis ragam untuk data penyakit bercak daun yang dinormalkan Sumber Derjat Bebas Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah Pengujian 1 Suku Multiplikatif Pengujian 2 Suku Multiplikatif Nilai F Nilai-p Nilai F Nilai-p Lokasi 4 6013.713 1503.428 50.97 0.000 56.02 0.000 Genotipe 11 31572.66 2870.242 97.31 0.000 106.95 0.000 AMMI 1 14 13699.52 978.5374 33.18 0.000 36.46 0.000 AMMI2 12 401.7894 33.4825 1.25 0.325 AMMI 3 10 278.7611 27.8761 Residual 8 204.3039 25.538 Total 59 52170.75 884.25 Gambar 4.12 Plot sisaan model AMMI 2 data serangan bercak daun pada kacang hijau dengan transformasi Box-Cox. Komponen interaksi pertama nyata dengan nilai F sebesar 36.46 pada nilai-p0.00, sedangkan komponen kedua tidak nyata nilai-p=0.325 Tabel 4.9. Sekalipun nilai-p komponen kedua besar namun dua komponen pertama sangat dominan, kemampuan menerangkan keragaman pengaruh interaksi sebesar 89.1. Hal ini berarti banyaknya tanaman kacang hijau yang terserang bercak daun, melalui transformasi pangkat 0.85 dapat diterangkan menggunakan model AMMI2. Diagnosis sisaan juga memperkuat hal ini, tidak ada penyimpangan yang serius pada plot sisaan Gambar 4.12. Biplot AMMI2 pada Gambar 4.13 memperlihatkan pola interaksi genotipe lingkungan dalam data bercak daun hasil transformasi Box-Cox. Karena transformasinya adalah pangkat 0.85 maka angka peubah respon menjadi mengecil dan keragaman menurun. Akibatnya Biplot menyajikan genotipe yang lebih dekat satu sama lain juga terhadap lingkungan. Tampak bahwa beberapa 75 genotipe di kuadran 1 makin dekat satu sama lain termasuk varietas tahan yaitu Murai. Genotipe MLG1004 tampak memiliki jarak yang cukup jauh terhadap hampir semua lokasi, artinya ia memiliki angka serangan bercak yang cukup kecil dan merata di semua lokasi. Hal ini menunjukkan bahwa MLG1004 berpeluang sebagai genotipe yang tahan terhadap bercak daun. Perkutut sebagai varietas pembanding yang agak tahan terlihat memiliki jarak yang cukup jauh secara merata dengan semua lokasi. Gambar 4.13 Biplot AMMI 2 data serangan penyakit bercak daun pada kacang hijau yang ditransformasi dengan Box-Cox

4.5.3 Perbandingan Matriks Interaksi dengan Procrustes

Model AMMI pada data hama daun yang ditransformasi dengan pangkat 0.66 melalui metode trasformasi Box-Cox menghasilkan matriks interaksi sebagaimana Gambar 4.14 a. Sedangkan model GAMMI Log-link data hama daun menghasilkan matriks interaksi sebagaimana Gambar 4.14 b. Kedua matriks tersebut dibandingkan menggunakan metode Procrustes. Untuk data populasi hama daun pada Kedelai diperoleh nilai R-kuadrat sebesar 98.73 Angka ini menunjukkan bahwa pada pendugaan matriks interaksi kedua metode ini sangat dekat, tidak banyak berbeda. Apakah ini berasal dari peran penggunaan -0.5 0.0 0.5 -0 .8 -0 .6 -0 .4 -0 .2 .0 .2 .4 KUI 1 K U I 2 MLG1002 MLG1004 MLG1021 MMC74d-Kp-1 MMC71d-Kp-2 MMC157d-Kp-1 MMC203d-Kp-5 MMC205e MMC100f-Kp-1 MMC87d-Kp-5 MURAI PERKUT BOLINGGO JEMBER JOMBANG BOLO RASANAE BOLINGGO JEMBER JOMBANG BOLO RASANAE BOLINGGO JEMBER JOMBANG BOLO RASANAE BOLINGGO JEMBER JOMBANG BOLO RASANAE