PEMBAHASAN UMUM Development of robustness on additive Main Effect – Multiplicative Interaction (AMMI) Models

karenanya faktor kekonvergenan dan efisiensi menjadi hal yang diperhatikan. Beruntunglah bahwa keterlibatan robust PCA dan PP, serta penduga robust bagi matriks peragam melalui MCD dan Fast-MCD telah memberikan keuntungan dari segi penggunaan waktu mencapai kekonvergenan. Demikian halnya dengan algoritma komputasi pada model GAMMI untuk Poisson dan ZIP. Pendekatan Reduce-Rank Regression pada GLM menggunakan algoritma alternating regression . Gambar 6.1 Keterkaitan hasil pengembangan pemodelan aditif-multiplikatif yang kekar terhadap ketaknormalan dan pengamatan pencilan Gambar 6.1 menunjukkan bahwa secara garis besar algoritma alternating regression menjadi jalan bagi pemodelan interaksi dengan multiplikatif. Di dalam algoritma ini pendekatan model regresinya dapat berisi kriteria dan kendala yang berbeda. Untuk data sebaran normal tanpa masalah pencilan digunakan kriteria least square , untuk memperoleh sifat kekar pencilan berisi kriteria Least-absolute sedangkan untuk kelas pemodelan GLM, maka regresinya adalah regresi GLM dengan kriteria maksimum likelihood. Dengan kata lain dapat dikatakan, setidaknya 3 kriteria pendugaan parameter yaitu kuadrat terkecil, simpangan mutlak terkecil dan maksimum likelihoodquasi likelihood. Dari sisi teori model linear, model regresi yang terdapat didalam algoritma bolak-balik ini berbeda menurut kendala yang digunakan. Model FANOVA 107 Robust menggunakan kendala dengan ukuran median yang bersifat kekar, bukan jumlah dan rataan seperti pada AMMI, disamping tetap menambahkan kendala dugaan matriks peragam bagi vektor skor adalah matriks satuan. Sementara pada model interaksi baris-kolom RCAM menggunakan kendala pojok corner constrain . Dan melalui reparameterisasi dengan SVD pada RCAM diperoleh model AMMI untuk sebaran Poisson dan ZIP yang menggunakan kendala yang sesuai dengan model AMMI yaitu kendala ortogonal dan kendala pemusatan. 109

BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Untuk mendapatkan kekekaran terhadap pengaruh pencilan kita dapat memodelkan IGL melalui model FANOVA Kekar. Karena model FANOVA Kekar mampu mengidentifikasi pengaruh pencilan dan pengaruh pengungkit dalam konteks model interaksi dua arah serta kemudian memberikan pembobot yang menurunkan pengaruh downweighting pencilan baik pada pendugaan pengaruh baris maupun pengaruh kolom. Proses pengepasan model dilakukan secara iteratif dengan pembobotan pada setiap iterasi yang meminimumkan simpangan mutlak terkecil yang disebut skema alternating-iterative-weighted-L1- regression . Ketika tidak ada pencilan sama sekali, metode ini memberikan hasil yang sedikit saja berbeda dari kuadrat terkecil. Namun secara umum model FANOVA Kekar lebih baik dalam mempertahankan struktur matriks interaksi dugaan dari pengaruh nilai ekstrim dibandingkan model AMMI. Sedangkan untuk memodelkan data cacahan kita memodelkannya dengan model GAMMI Poisson atau GAMMI log-link. Model GAMMI Poisson mengasumsikan data berdistribusi Poisson, tentu saja dengan kekhasan Poisson yaitu nilai tengah yang sama dengan ragam. Pada kondisi data dengan penyimpangan terhadap kekhasan sebaran Poisson ini membuat model GAMMI Poisson harus dipertanyakan penggunaannya. Pada kondisi data cacahan dengan masalah nilai nol berlebih, kita memodelkan IGL dengan model GAMMI ZIP. Model GAMMI ZIP memiliki kemampuan menangani masalah nol-berlebih dan overdispersi sekaligus, memberikan nilai peluang sel untuk menjadi nol dan nilai dugaan pada pengamatan nol yang acak, dan sel tak nol. Dengan model ini struktur interaksi dipertahankan melalui sel-sel tak nol. Adanya sel nol-struktural dapat memaksa kita untuk menggunakan model ZIP, meskipun pada kenyataannya model ZIP memberikan keuntungan lain. Diagnosis pemilihan model menyangkut dua hal yaitu 1 pilihan sebaran dan fungsi hubung yang berkenaan dengan sebaran data dan interpretasi serta 2 penentuan rank dalam menjelaskan stuktur interaksi. Keduanya hampir tak terpisahkan confounded apalagi bila terjadi overdispersi ataupun nol-berlebih. Model yang pas dapat diperoleh dari sebaran dan fungsi hubung yang tepat, pada saat yang sama mungkin juga oleh derajat penguraian interaksi rank model. Dalam hal ini uji nisbah kemungkinan memberikan jalan keluar bagi pemilihan model. Model FANOVA Kekar menggunakan kendala dengan ukuran median yang bersifat kekar, bukan jumlah dan rataan seperti pada AMMI, disamping tetap menambahkan kendala dugaan matriks peragam bagi vektor skor adalah matriks satuan. Sementara pada model interaksi baris-kolom RCAM menggunakan kendala pojok corner constrain dan melalui reparameterisasi dengan SVD pada RCAM diperoleh model AMMI untuk sebaran Poisson dan ZIP yang menggunakan kendala yang sesuai dengan model AMMI yaitu kendala ortogonal.

7.2 Saran

Beberapa saran terkait dengan hasil penelitian ini antara lain adalah saran penggunaan bagi praktisi dan saran untuk penelitian selanjutnya. Saran tersebut antara lain adalah: 1. Baik model GAMMI Poisson maupun model GAMMI ZIP menggunakan asumsi bahwa data adalah data cacahan. Maka dalam hal praktik penggunaannya kedua model tersebut mensyaratkan bahwa pencatatan pengamatan dilakukan dalam bentuk cacahan atau hitungan. Sehingga akan sangat pas bila pengamatan ketahanan hama penyakit dilakukan dengan mencacah banyaknya serangan baik itu pada tanaman, atau pada bagian- bagian tertentu pada tanaman, seperti daun, buah atau yang lain. Pada percobaan dengan inokulasi pengamatan dapat dicatat dalam bentuk banyaknya populasi hama yang hidup dan berkembang. 2. Analisis stabilitas melalui Biplot pada data pengamatan karakter-karakter dengan arah “kiri” memerlukan kehati-hatian, karena stabilitas yang ditunjukkan oleh posisi genotipe disekitar titik pusat Biplot mempunyai dua makna. Pertama adalah stabil yang “baik” atau yang diinginkan, dan stabil yang kedua adalah stabil yang “buruk” atau yang tidak diinginkan. Verifikasi 111 harus dilakukan dengan memeriksa nilai tengah genotipe tersebut secara relatif terhadap genotipe-genotipe yang lain. 3. Penggunaan model AMMI Poisson sangat disarankan untuk memberikan interpretasi odds ratio, yang tidak akan diperoleh dari model AMMI. Model GAMMI Poisson tidak disarankan untuk pengamatan dengan nol berlebih, sebagai gantinya digunakan model GAMMI ZIP. 4. Karena untuk data cacahan tanpa masalah nilai nol model GAMMI ZIP memberikan hasil yang sama dengan model GAMMI Poisson, kajian selanjutnya dapat dilakukan untuk memeriksa efektifitas GAMMI-ZIP dalam mengatasi overdispersi. Dalam hal ini dapat diperbandingkan dengan model Negatif Binomial. 5. Model FANOVA Kekar yang dikembangkan dalam penelitian ini terbatas pada upaya untuk memperoleh dekomposisi interaksi yang kekar. Kedepan model kekar ini memerlukan pengembangan lebih lanjut untuk memberikan ukuran statistik yang juga memiliki sifat kekar, misalnya untuk keragaman genetik atau yang lain yang diperlukan bagi interpretasi secara praktik pada bidang genetika dan pemuliaan. DAFTAR PUSTAKA Becker C Gather U. 2001. The Largest Nonidentifiable Outlier: A Comparison of Multivariate Simultaneous Outlier Identification Rules. Computational Statistics and Data Analysis . 36:119-127. Bloomfield P Steiger WL. 1983. Least Absolute Deviations: Theory, Applications, and Algorithms . Boston. Mass, Birkhauser. BoÈhning. D. 1998. Zero-Inflated Poisson Models and C.A.MAN: A Tutorial Collection of Evidence. Biometrical Journal 407: 833-843 Cornelius PL, Crossa J, Seyedsadr MS. 1996. Statistical Test and Estimators of Multiplicative Models for GEI. Dalam Genotype by Environment Interaction. Manjit S. Kang Gauch HG eds. CRC Press. Diakses dari http:books.google.co.idbooks?id=NPqiC-vRTUClpg=PP1pg=PA199 Croux C Haesbroeck G. 1999. Influence Function And Efficiency of the Minimum Covariance Determinant Scatter Matrix Estimator. Journal of Multivariate Analysis. 71:161-190. Croux C Haesbroeck G. 2000. Principal Component Analysis Based on Robust Estimators of the Covariance or Correlation Matrix: Influence Functions and Efficiencies. Biometrika. 87:603-618. Croux C Ruiz-Gazen A. 1996. A Fast Algorithm for Robust Principal Components Based on Projection Pursuit. Proceedings in Computational Statistics . Heidelberg, Physica-Verlag: 211-216. Crossa J. 1990. Statistical Analysis of Multilocation Trials. Adv. Agron. 44: 55- 85. Croux C Filzmoser P. 1998. Robust Factorization of a Data Matrix. Proceedings in Computational Statistics, 245-249, Heidelberg. Physica- Verlag Croux C, Filzmoser P, Pison G Rousseeuw PJ. 2003. Fitting Multiplicative Models by Robust Alternating Regressions. Statistics and Computing, 13:23-36 de Falguerolles A Francis B. 1992. Algorithmic Approaches for Fitting Bilinear Models. Proceedings in Computational Statistics, Vol. 1, Heidelberg, Physica-Verlag: 77-82. de Falguerolles A. 1996. Generalized Linear-Bilinear Models. Abstract. 2 nd International Conference on Computing and Finance. Society of Computational Economics.Genewa, Switzerland, 26 –28 June 1996. Diakses dari http:www.unige.ch cece96defalgue Denis JB Gower JC. 1996. Asymptotic Confidence Regions for Biadditive Models: Interpreting Genotype-Environment Interactions. Applied Statistics . 45:479-493. Dietz E BoÈhning D. 2000. On Estimation of the Poisson Parameter in Zero- M odified Poisson Models. Computational Statistics and Data Analysis 34, 441 –459. Digby PG. Kempton RA. 1987. Multivariate Analysis of Ecological Communities. Chapman Hall, London. Falconer DS, 1952. The Problem of Environment and Selection. Am. Nat. 86:293- 298. Gabriel KR 1978. Least Squares Approximation of Matrices by Additive and Multiplicative Models, Journal of the Royal Statistical Society B, 402:186-196. Gabriel KR. 1998. Generalized Bilinear Regression, Biometrika, 85:689-700. Gabriel KR Zamir S. 1979. Lower Rank Approximation of Matrices by Least Squares with Any Choice of Weights, Technometrics, 21:489-498. Gauch HG. 2006. Statistical Analysis of Yield Trials by AMMI and GGE. Crop Sci. 46:1488-1500. Gauch HG. 1988. Model Selection and Validation for Yield Trial with Interaction. Biometrics. 44:705-716. Gauch HG. 1992. Statistical Analysis of Regional Yield. Elsevier. Amsterdam. Gollob HF. 1968. A statistical Model which Combines Features of Factor Analytic and Analysis of Variance Techniques. Psychometrika. 33:73-116. Goodman LA. 1979. Simple Models for the Analysis of Association in Cross- Classifications having Ordered Categories. Journal of the American Statistical Association, 74 367: 537-552 Goodman LA, 1981. Association Models and Canonical Correlation in the Analysis of Cross- Classifications Having Ordered Categories. Journal of the American Statistical Association, 76 374:320-334 Goodman LA. 1986. Some Useful Extensions of the Usual Correspondence Analysis Approach and the Usual Log-Linear Models Approach in the Analysis of Contingency Tables. International Statistical Review. 54 3: 243-270 Goodman LA. 1991. Measures, Models and Graphical Displays in the Analysis of Cross-classified Data. Journal of the Amnerican Statistical Association. 86: 1085-1138. Gower J Hand D. 1996. Biplots, New York, Chapman Hall. Groenen PJF, Koning AJ. 2004a. A New Model for Visualizing Interactions in Analysis of Variance. Econometric Institute Report EI 2004-06. Groenen PJF, Koning AJ. 2004b. Generalized Bi-additive Modelling for Categorical Data. Econometric Institute Report EI 2004-05. Hadi A F Sa’diyah H, 2004. Model AMMI untuk Analisis Interaksi Genotipe × Lokasi. Jurnal Ilmu Dasar 51: 33-41.