Transformasi Box-Cox Pendekatan Transformasi Kenormalan pada Model AMMI untuk Sebaran Poisson

genotipe. Keberadaan cekaman oleh hamapenyakit yang berbeda inilah yang berperan sebagai lingkungan. Secara praktik, pengamatan ketahanan genotipe terhadap hamapenyakit dapat terjadi pada percobaan dengan inokulasi pada ruang kaca atau pun pada percobaan lapangan tanpa inokulasi.

4.4.1 Langkah Penerapaan Model GAMMI Poisson

Pengepasan fitting model GAMMI utuk data cacahan berdistribusi Poisson, termasuk di dalamnya penentuan suku multiplikatif, pemeriksaan kelayakan model, dan eksplorasi untuk memperoleh informasi tentang stabilitas ketahanan genotipe disajikan sebagaima Gambar 4.2 dengan rincian seagai berikut: Pengepasan Model GAMMI. Algoritma pengepasan model GAMMI cukup rumit karena merupakan regresi bolak-balik criss-cross regessionalternating regression antara regresi baris dan kolom, dimana masing-masing regresi dalam kelas GLM yang dilakukan secara iteratif melalui metode Iteratif Reweighted Least Square IRLS. Dengan demikian algoritma ini melibatkan tiga kekonvergenan, pada regresi baris, regresi kolom, dan pada regresi bolak-balik. Di sinilah kompleksitas algoritma pemodelan ini. Namun ide dasar algoritma ini tidak sulit dipahami. Algoritma ini disajikan dalam Gambar 4.2. Pengepasan model GAMMI dilakukan menggunakan software GENSTAT edisi 7 versi ujicoba, dapat didownload dari http:www.vsn-intl.com. Prosedur GAMMI yang digunakan ditulis oleh Fred van Eeuwijk dan Paul Keizer dari CPRO-DLO Wageningen, Belanda. Pemilihan Model Terbaik. Pemilihan model terbaik dapat dilakukan melalui 1 Analisis Devians. Bila dalam AMMI ANOVA pada umumnya pengujian pengaruh faktor digunakan jumlah kuadrat, pada model GAMMI GLM pada umumnya digunakan devians. Penentuan sumbukomponen multiplikatif dilakukan melalui uji F, dengan membandingkan rasio antara rataan devians komponen yang diuji dengan rataan devians galat terhadap nilai F-tabel. 61 Gambar 4.2 Algoritma pengepasan model GAMMI 2 Uji Log-Likelihood. Setiap model dapat dihitung nilai Likelihoodnya, model dengan Likelihood yang rendah lebih disukai, sehingga untuk mendapatkan model yang baik dapat dilakukan pengujian melalui perbandingan nilai Rasio Likelihood, atau selisih Log-likelihoodnya yang bersesuaian dengan derajat bebasnya. Uji Log-likelihood dilakukan melalui statistik G sebagaimana ANOVAAMMI Y   Poisson Langkah I. Mengepas model i Simpan  ˆ dan  ˆ sebagai pengaruh utama ii Pilih nilai kj  ˆ sebagai nilai awal yang ortonormal Langkah II. Mengepas regresi baris       K k kj ki j i ij d b v 1    dengan j j b  ˆ  dan kj kj d  ˆ  dari langkah I Simpan j  ˆ dan ki  ˆ Langkah III. Mengepas regresi kolom       K k kj ki j i ij c a v 1    dengan j j a  ˆ  dan ki ki c  ˆ  dari langkah II, simpan j  ˆ dan kj  ˆ Langkah IV. Ortonormalisasi INTERAKSI KOLOM STOP konvergen YA Gunakan j  ˆ dan kj  ˆ dari III Tidak memenuhi Asumsi TIDAK Kriteria Konvergen: Devians atau dugaan parameter regresi baris vs kolom Penggunaan OFFSET yang tepat untuk menghindari masalah kekonvergenan Penggunaan OFFSET yang tepat untuk menghindari masalah kekonvergenan Poison Overdispersi menyebabkan masalah pada pendugaan galat Pengujian signifikansi Sumbu interaksi BIPLOT GAMMI2 Interpretasi BIPLOT j i ij v             K k kj ki k j i ij v 1      