penggunaan kondom dalam seks bebas. Dengan meningkatkan dukungan informasi akan meningkatkan kualitas hidup pasien HIVAIDS karena keluarga
membantu orang dengan HIVAIDS dalam perawatan dan terapi HIVAIDS.
5.3. Hubungan Dukungan Penilaian Dengan Kualitas Hidup Pasien HIVAIDS di RSUP.H. Adam Malik Medan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, hasil analisa menunjukkan bahwa nilai p0,05, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan dukungan
penilaian dengan kualitas hidup pasien HIVAIDS. Untuk nilai PR = 0,66 95 CI = 0,43-1,01 artinya responden yang mempunyai dukungan penilaian yang baik
perkiraan peluang 0,66 kali mempunyai kualitas hidup baik dibandingkan responden yang mempunyai dukungan penilaian yang buruk, dimana dukungan
penilaian yang baik merupakan faktor pendukung untuk kualitas hidup yang baik. Setelah dilakukan analisis multivariat dengan uji multiple correlation
ternyata dukungan penilaian tidak mempunyai hubungan dengan kualitas hidup pasien HIVAIDS, diman nilai pvalue0,05. Hal ini dapat dilihat dari jawaban
responden hasil analisa menunjukkan bahwa dari penelitian diperoleh bahwa dari 21 responden pasien HIVAIDS di RSUP.H. Adam Malik Medan yang
mempunyai dukungan penilaian yang baik ditemukan yang mempunyai kualitas hidup yang baik sebanyak 10 orang 47,6 dan kualitas hidup yang buruk
sebanyak 11 orang 52,4. Dari 71 orang pasien HIVAIDS yang mempunyai dukungan penilaian yang buruk, ditemukan yang mempunyai kualitas hidup yang
baik sebanyak 15 orang 21,1 dan kualitas hidup yang buruk sebanyak 56 orang
Universitas Sumatera Utara
78,9. HIVAIDS merupakan penyakit kronis yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Transmisi HIVAIDS dapat melalui kontak atau pencampuran
dengann cairan tubuh yang mengandung virus, seperti melakukan hubungan seksual yang tidak aman dengan pengidap HIV, menggunakan jarum suntik atau
alat tusuk lainnya yang telah terkontaminasi virus HIV, kontak kulit dengan membran mukosa dengan darah, transplantasi organ, dan penularan dari ibu
kepada janin saat kehamilan, proses persalinan, maupun saat menyusui. Hal tersebut menyebabkan keluarga tidak bertindak sebagai sebuah bimbingan umpan
balik, tidak membimbing dan menengahi pemecahan masalah. Keluarga tidak menjadi sumber dan validator identitas anggota keluarga diantara tidak
memberikan support, penghargaan, dan perhatian. Hal ini berbeda dengan penelitian Racmawati 2013 yang meneliti
kualitas hidup pasien HIVAIDS yang mengikuti terapi Anti Retroviral Virus yang mengemukakan menjadi ODHA merupakan suatu yang berat dalam hidup,
dimana permasalahan yang komplek selalu dihadapi setiap hari, bukan hanya berurusan dengan kondisi penyakit, tetapi kondisi penyakit yang disertai dengan
stigma sosial yang diskriminatif. Hal ini yang menyebabkan menurunnya semangat hidup ODHA yang kemudian membawa efek dominan menurunnya
kualitas hidup ODHA. Dukungan penilaian dari keluarga sangat dibutuhkan saat terjadi diskriminasi. Keluarga bertindak sebagai sebuah bimbingan umpan balik,
membimbing, menengahi pemecahan masalah, sebagai sumber dan validator identitas anggota keluarga diantaranya memberikan support, penghargaan dan
perhatian.
Universitas Sumatera Utara
5.4. Hubungan Dukungan Instrumental dengan Kualitas Hidup Pasien HIVAIDS di RSUP.H. Adam Malik Medan