Penyebab Depresi Gejala Depresi

pekerjaan orang tua dan tingkat pendidikan. Dalam keluarga kelas menengah, suatu hubungan yang lebih demokratis dan adil mungkin ada, sementara dalam keluarga kelas bawah, hubungan yang ada lebih otoritas atau otokrasi. Selain itu orang tua dengan kelas sosial menengah mempunyai tingkat dukungan, afeksi dan keterlibatan yang lebih tinggi dari pada orang tua dengan kelas sosial bawah. 2.2 Depresi 2.2.1 Pengertian Depresi Depresi merupakan salah satu gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan sedih yang berlebihan, murung, tidak bersemangat, merasa tidak berharga, merasa kosong, dan tidak ada harapan, berpusat pada kegagalan dan menuduh diri, dan sering disertai iri dan pikiran bunuh diri, klien tidak berminat pada pemeliharaan diri dan aktivitas sehari-hari Keliat, 1996. Salah satu masalah emosional terbesar yang dihadapi ODHA adalah depresi Douaihy, 2001.

2.2.2 Penyebab Depresi

Etiologi depresi yang pasti belum diketahui. Beberapa faktor yang diketahui berkaitan dengan terjadinya depresi adalah 1 berbagai penyakit fisik, 2 faktor psikis, 3 faktor sosial dan lingkungan, 4 faktor obat, 5 faktor usia, dan 6 faktor genetik. Kelainan fundamental dan kelompok gangguan alam perasaan yang membedakan dengan kelompok gangguan kejiwaan lainnya adalah adanya perubahan suasana perasaan mood, biasanya ke arah depresi dengan atau tanpa Universitas Sumatera Utara anxietas yang menyertainya, atau kearah elasi. Perubahan efek ini biasanya disertai dengan suatu perubahan pada keseluruhan tingkat aktifitas, dan kebanyakan gejala lainnya adalah sekunder terhadap perubahan itu, atau mudah dipahami hubungannya dengan perubahan tersebut. Muslim, 2001 Depresi yang pada pasien HIVAIDS disebabkan oleh beberapa hal diantaranya : 1. Invasi virus HIV ke susunann saraf pusat, yang bakan menghasilkan perubahan neuropatologis pada basal ganglia, talamus, nukleus batang otak yang memyebabkan disfungsi dan akan terjadi gangguan mood dan motivasi. 2. Efek samping penggunaan anti retroviral virus. 3. Komplikasi HIVAIDS. 4. Perubahan psikologis setelah menderita HIVAIDS mengalami reaksi penolakan dari keluarga, pekerjaan dan bahkan masyarakat.

2.2.3 Gejala Depresi

Untuk menegakkan diagnosa depresi seseorang, maka yang dipakai pedoman adalah ada tidaknya gejala utama dan gejala penyerta lainnya, lama gejala yang muncul, dan ada tidaknya episode depresi ulang Rusdi Maslim, 2001. Sebagaimana tersebut berikut ini : 1. Gejala utama pada derajat ringan, sedang dan berat yang mencakup: a afek depresi, b kehilangan minat dan kegembiraan, c berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan yang mudah lelah rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja dan menurunnya aktivitas. 2. Gejala penyerta lainnya mencakup: a konsentrasi dan perhatian berkurang, b harga diri dan kepercayaan diri berkurang, c gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna, d pandangan masa depan yang suram dan pesimistis, Universitas Sumatera Utara e gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri, f tidur terganggu, g nafsu makan berkurang. Untuk episode depresi dan ketiga tingkat keparahan tersebut diperlukan masa sekurang-kurangnya 2 minggu untuk penegakkan diagnosis, akan tetapi periode lebih pendek dapat dibenarkan jika gejala luar biasa beratnya dan berlangsung cepat. Kategori diagnosis depresi ringan, sedang dan berat hanya digunakan untuk episode depresi tunggal yang pertama. Episode depresi berikutnya harus diklasifikasikan di bawah salah satu diagnosis gangguan depresi berulang. 1 Pedoman Diagnostik Episode Depresi Ringan adalah 1 sekurang-kurangnya harus ada 2 dan 3 gejala utama depresi seperti tersebut di atas,2 Ditambah sekurang-kurangnya 2 dari gejala lainnya, 3 Tidak boleh ada gejala yang berat diantaranya lamanya seluruh episode berlangsung sekurang-kurangnya sekitar 2 minggu, 4 Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial yang biasa dilakukannya. 2 Pedoman Diagnostik Episode Depresi Sedang adalah 1 Sekurang-kurangnya harus ada 2 dan 3 gejala utama. 2 Ditambah sekurang- kurangnya 3 atau 4 dari gejala lainnya. 3 Lamanya seluruh episode berlangsung minimum 2 minggu. 4 Menghadapi kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan, dan urusan rumah tangga. 3 Pedoman Diagnostik Episode Depresi Berat Tanpa Gejala Psikotik adalah 1 Semua 3 gejala utama depresi harus ada, 2 Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gejala lainnya dan beberapa diantaranya harus berintensitas berat, 3 Bila ada gejala penting misal retardasi psikomotor yang menyolok, maka pasien mungkin tidak mau atau tidak mampu Universitas Sumatera Utara untuk melaporkan banyak gejalanya secara rinci. Dalam hal demikian, penilaian secara menyeluruh terhadap episode depresi berat masih dapat dibenarkan, 4 Sangat tidak mungkin pasien akan mampu meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan atau urusan rumah tangga, kecuali pada taraf yang sangat terbatas. 4 Pedoman Diagnostik Episode Depresi Berat dengan Gejala Psikotik Episode depresi berat yang memenuhi kriteria menurut No. 3 di atas tersebut di atas, disertai waham, halusinasi atau stupor depresi. Waham biasanya melibatkan ide tentang dosa, kemiskinan atau malapetaka yang mengancam dan pasien merasa bertanggung jawab atas hal itu. Halusinasi auditorik atau alfatorik biasanya berupa suara yang menghina atau menuduh, atau bau kotoran. Retardasi psikomotor yang berat dapat menuju pada stupor. Hubungan antara depresi dengan HIVAIDS merupakan hubungan yang sangat kompleks, disatu sisi depresi dapat timbul karena HIVAIDS dan di sisi lain depresi terjadi karena proses perjalan dari penyakit HIVAIDS sendiri.

2.2.4 Alat Ukur Skala Depresi