Etiologi HIVAIDS .1 Pengertian HIVAIDS

aktivitas rekreasi, lingkungan fisik; polusi, bising, transportasi dan 6 spiritualreligikeyakinan personal yang terdiri dari 4 pertanyaan spiritual, pengampunan, kepedulian terhadap masa depan dan kematian. 2.4 HIVAIDS 2.4.1 Pengertian HIVAIDS AIDS atau Acquired Immuno Deficiency Syndrome merupakan gejala penyakit akibat menurunya sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh masuknya virus HIV Human Immunodeficiency Virus yang termasuk famili retrovirdae ke dalam tubuh seseorang Sudoyo, dkk, 2007. Price dan Wilson 2006 menyebutkan bahwa AIDS adalah sekumpulan gejala yang menunjukkan kelemahan atau kerusakan daya tahan tubuh yang diakibatkan oleh faktor luar bukan dibawa sejak lahir. AIDS diartikan sebagai bentuk yang paling berat dari keadaan sakit terus-menerus yang berkaitan dengan infeksi Human Immunodeficiency Virus HIV mulai dari kelainan ringan dalam respons imun tanpa tanda dan gejala yang nyata hingga keadaan imunosupresi dan berkaitan dengan berbagai infeksi yang dapat membawa kematian.

2.4.2 Etiologi

Kasus AIDS pertama kali ditemukan Centre of Disease Control CDC Amerika serikat tahun 1981 pada lima pemuda homoseksual yang menderita peradangan paru pneumocystic carinii di California. Pada tahun 1983, Luc Montagnier dkk dari Institut Pasteur Perancis, telah menemukan penyebab AIDS Universitas Sumatera Utara yang disebut Lymphadenophaty Associated Virus LAV karena virus ini dapat menyebabkan limfadenopati pada penderita. Penelitian mengenai virus penyebab AIDS kemudian dilanjutkan oleh Robert Gallo, pada Maret 1984, yang menemukan adanya perkembangan sel yang tetap berlangsung dan produktif pada pasien setelah terinfeksi virus, sehingga disebut Human T-cell Lymphotropic Virus Type III HLTV-III. Pada penelitian lebih lanjut dibuktikan bahwa kedua virus ini sama, sehingga pada bulan Mei tahun 1986, Komisi Taksonomi WHO The International Community on Taxonomy of Viruses sepakat untuk memberikan nama baru ntuk virus penyebab AIDS, yaitu HIV. HIV cenderung menyerang jenis sel tertentu, yaitu sel-sel yang mempunyai antigen permukaan CD4, terutama sekali limfosit T4 yang memegang peranan penting dalam mengatur dan mempertahankan sistem kekebalan tubuh. HIV juga mempunyai sejumlah gen yang dapat mengatur replikasi maupun pertumbuhan virus yang baru. Salah satu gen tersebut ialah tat yang dapat mempercepat replikasi virus sedemikian hebatnya sehingga terjadi penghancuran limfosit T4 secara besar-besaran yang akhirnya menyebabkan kelumpuhan sistem kekebalan tubuh. Kelumpuhan sistem kekebalan tubuh ini mengakibatkan timbulnya berbagai infeksi oportunistik dan keganasan yang merupakan gejala- gejala klinis AIDS. Virus ini berbentuk sferikal dengan diameter 120 nanometer dan sekitar 60 kali lebih kecil dibandingkan sel eritrosit. HIV terdiri atas dua bagian besar yaitu; bagian inti yang terdiri atas rantai RNA, protein inti, dan enzim reverse transcriptase yang memungkinkan virus untuk mengubah informasi genetiknya Universitas Sumatera Utara yang berada dalam RNA ke dalam bentuk DNA yang kemudian diintegrasikan ke dalam informasi genetik sel limfosit yang diserang memanfaatkan sel limfosit untuk menggandakan diri menghasilkan virus baru; dan bagian selubung virus yang terdiri dari lipid, dan glikoprotein gp120 dan gp41. Gambar 2.1 : Struktur HIV Mekanisme utama infeksi HIV adalah melalui perlekatan selubung glikoprotein gp120 pada molekul CD4, yang kemudian masuk ke dalam sel hospes melalui fusi antara membran virus dengan membran sel hospes dengan bantuan gp41, yang juga terdapat pada permukaan membran virus. Terjadilah awal mula infeksi HIV pada tubuh hospes. Merati, 1999 HIV dapat ditemukan pada darah, semen, ASI, dan sekret vagina. Pada cairan-cairan inilah virus dapat ditularkan. Selain itu, HIV juga dapat ditemukan pada saliva, air mata, urin, cairan serebrospinal, dan cairan amnion, tetapi tidak Universitas Sumatera Utara bersifat menularkan. Transmisi HIV dapat terjadi melalui kontak atau pencampuran dengan cairan tubuh yang mengandung virus, seperti: melakukan hubungan seksual yang tidak aman dengan pengidap HIV, menggunakan jarum suntik atau alat tusuk lain akupuntur, tindik, tato yang telah terkontaminasi virus HIV, kontak kulit atau membran mukosa dengan darah dan produk darah yang telah terkontaminasi HIV, menerima transplantasi organ atau jaringan termasuk tulang atau transfusi darah dari penderita HIV, dan penularan dari ibu hamil pengidap HIV kepada janin saat kehamilan, proses kelahiran, maupun saat menyusui. Merati, 1999

2.4.3 Patogenesis